Penerimaan Bea Cukai NTB 2024 Capai Rp3,74 Triliun, Melebihi Target!
Penerimaan bea dan cukai di Nusa Tenggara Barat (NTB) pada tahun 2024 mencapai Rp3,74 triliun, melampaui target sebesar Rp3,75 triliun, meskipun terdapat penurunan pada bea masuk.
Kinerja penerimaan negara dari sektor kepabeanan dan cukai di Nusa Tenggara Barat (NTB) sepanjang tahun 2024 berhasil mencatatkan angka yang mengesankan. Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan (DJPb) NTB mengumumkan realisasi penerimaan mencapai Rp3,74 triliun. Angka ini bahkan melampaui target yang ditetapkan sebesar Rp3,75 triliun, atau sekitar 104,71 persen.
Mengapa capaian ini bisa melebihi target? Pertumbuhan signifikan pada penerimaan bea keluar menjadi kunci utama keberhasilan ini. Bea keluar pada 2024 mencapai Rp3,61 triliun, meningkat tajam sebesar Rp1,14 triliun (46,45 persen) dibandingkan tahun sebelumnya (Rp2,46 triliun). Hal ini didorong oleh peningkatan ekspor konsentrat tembaga dan kebijakan relaksasi ekspor konsentrat tembaga yang diberlakukan sejak Juli 2024, dengan tarif ekspor sebesar 7,5 persen.
Bagaimana rincian penerimaan bea dan cukai di NTB? Meskipun bea keluar menunjukkan pertumbuhan yang pesat, penerimaan bea masuk justru mengalami penurunan. Realisasi bea masuk tahun 2024 sebesar Rp106,49 miliar, turun sekitar Rp4 miliar (3,62 persen) dibandingkan tahun 2023 (Rp110,49 miliar). Penurunan ini dijelaskan akibat peningkatan fasilitas pembebasan bea masuk yang diberikan oleh Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM).
Sementara itu, penerimaan cukai di NTB juga menunjukan tren positif. Sepanjang tahun 2024 (Januari-November), realisasi penerimaan cukai mencapai Rp21,55 miliar, meningkat sebesar Rp0,87 miliar (3,88 persen) dari tahun 2023 (Rp20,83 miliar). Kenaikan ini didorong oleh penerimaan cukai berupa sanksi administrasi dan pertumbuhan produksi barang kena cukai seperti sigaret kretek tangan dan tembakau iris.
Kepala Kantor Wilayah DJPb NTB, Ratih Hapsari Kusumawardani, menyampaikan informasi tersebut dalam konferensi pers di Mataram pada Kamis. Beliau menjelaskan secara detail kontribusi masing-masing sektor terhadap capaian penerimaan negara di NTB. Data tersebut menunjukkan kinerja positif sektor kepabeanan dan cukai dalam mendukung perekonomian daerah.
Secara keseluruhan, kinerja penerimaan kepabeanan dan cukai di NTB tahun 2024 menunjukkan hasil yang positif. Meskipun terdapat penurunan pada bea masuk, pertumbuhan signifikan pada bea keluar dan kenaikan penerimaan cukai mampu mengimbangi dan bahkan melampaui target yang telah ditetapkan. Ini menjadi indikator positif bagi perekonomian NTB dan kinerja pemerintah dalam mengelola sektor kepabeanan dan cukai.
Keberhasilan ini menunjukkan strategi pemerintah dalam mengelola sektor ekspor dan cukai berjalan efektif. Ke depannya, perlu upaya berkelanjutan untuk menjaga dan meningkatkan kinerja ini, serta mengantisipasi tantangan yang mungkin muncul.