Bea Cukai Lampung Capai Rp1,5 Triliun; Melebihi Target!
Penerimaan bea dan cukai di Lampung pada 2024 mencapai Rp1,5 triliun, melampaui target dan mencatatkan pertumbuhan signifikan di berbagai sektor, didorong peningkatan ekspor dan impor.

Penerimaan bea dan cukai di Provinsi Lampung berhasil melampaui target pada tahun 2024, mencapai angka fantastis Rp1,5 triliun. Kinerja positif ini disampaikan langsung oleh Kepala Bidang Kepabeanan dan Cukai Kanwil DJBC Sumatera Bagian Barat, Danang Yulianto, di Bandarlampung, Jumat, 24 Januari 2024. Angka tersebut melampaui target sebesar Rp1,4 triliun atau setara dengan 104,77 persen, sekaligus menunjukan pertumbuhan 53,65 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
Pertumbuhan ini didorong oleh peningkatan di berbagai komponen penerimaan. Bea masuk misalnya, tumbuh 13,33 persen year-on-year (yoy) dengan realisasi Rp571,3 miliar. Peningkatan ini terutama ditopang oleh lonjakan impor gula dan beras. Sementara itu, penerimaan cukai mencapai Rp13,92 miliar, mengalami pertumbuhan yang sangat signifikan yaitu 291,53 persen (yoy). Hal ini disebabkan oleh tingginya pemesanan pita cukai (CK-1) untuk rokok elektrik.
Bea keluar juga memberikan kontribusi besar, mencapai Rp981,9 miliar dengan pertumbuhan 91,68 persen (yoy). Kenaikan harga minyak kelapa sawit di pasar global menjadi faktor pendorong utama. Tidak hanya itu, pajak dalam rangka impor juga menunjukkan kinerja yang positif, mencapai Rp1,59 triliun. Rinciannya meliputi PPh Pasal 22 Ekspor (Rp211,58 miliar), PPh Pasal 22 Impor (Rp358,73 miliar), PPN Dalam Negeri (Rp307,27 miliar), PPN Impor (Rp1,2 triliun), dan PPnBM Impor (Rp339,5 juta).
Kanwil DJBC Sumatera Bagian Barat juga gencar mendorong peningkatan ekspor di Lampung. Berbagai upaya telah dilakukan, termasuk diskusi daring dengan atase perdagangan untuk memberikan asistensi ekspor kepada UMKM, memberikan kemudahan bagi pengusaha kawasan berikat, dan memberikan pendampingan ekspor kepada UMKM. Bahkan, program 'desa devisa' pun dicanangkan untuk komoditas pisang, kopi, dan madu, sebagai upaya meningkatkan perekonomian daerah.
Secara keseluruhan, capaian penerimaan bea dan cukai di Lampung tahun 2024 menunjukkan kinerja yang sangat baik dan melebihi ekspektasi. Hal ini menjadi bukti nyata dari upaya pemerintah dalam meningkatkan pendapatan negara melalui sektor kepabeanan dan cukai, sekaligus mendorong pertumbuhan ekonomi di daerah.
Keberhasilan ini diharapkan dapat berkelanjutan dan semakin meningkatkan kontribusi Lampung terhadap perekonomian nasional. Strategi dan program yang telah berjalan baik perlu dipertahankan dan terus ditingkatkan untuk menghadapi tantangan di masa mendatang.