Penggunaan Teknologi 'Face Recognition' di PLBN Skouw Tingkatkan Efisiensi
Anggota Komisi XIII DPR RI, Yan Permenas Mandenas, menilai sistem pengenalan wajah di PLBN Skouw, Jayapura, Papua, efektif tingkatkan efisiensi pemeriksaan perbatasan, kendati masih ada tantangan seperti kartu lintas batas kadaluarsa dan jalur ilegal.
![Penggunaan Teknologi 'Face Recognition' di PLBN Skouw Tingkatkan Efisiensi](https://cdns.klimg.com/mav-prod-resized/0x0/ori/image_bank/2025/02/01/200050.322-penggunaan-teknologi-face-recognition-di-plbn-skouw-tingkatkan-efisiensi-1.jpg)
Teknologi 'Face Recognition' di PLBN Skouw: Efisiensi dan Tantangan
Sistem pengenalan wajah atau face recognition di Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Skouw, Jayapura, Papua, dinilai efektif meningkatkan efisiensi pemeriksaan. Hal ini disampaikan Anggota Komisi XIII DPR RI, Yan Permenas Mandenas, usai kunjungan kerja ke PLBN Skouw pada Jumat (31/1). Kunjungan tersebut mencakup peninjauan fasilitas PLBN dan area netral zone, serta diskusi dengan petugas perbatasan.
Mandenas menyoroti berbagai inovasi di PLBN Skouw, namun juga mengakui sejumlah tantangan. Salah satunya adalah masih banyaknya warga negara Papua Nugini (PNG) yang menggunakan Traditional Border Card (TBC) kadaluarsa. Masalah lain yang tak kalah penting adalah penggunaan jalur ilegal oleh pelintas batas.
Mencari Keseimbangan: Regulasi dan Kearifan Lokal
Selain aspek teknis, Mandenas juga mendengarkan aspirasi terkait hak ulayat dan kearifan lokal. Ia menekankan perlunya keseimbangan antara regulasi negara dan hak masyarakat adat. “Kita harus mencari solusi terbaik agar regulasi negara tetap berjalan, namun masyarakat adat juga merasa diperhatikan,” ujar Mandenas. Inilah kunci utama agar kebijakan dapat berjalan efektif tanpa mengesampingkan aspek sosial budaya.
Pentingnya Keamanan dan Pengawasan Perbatasan
Mandenas juga menekankan pentingnya pengawasan ketat terhadap pergerakan Warga Negara Asing (WNA) di PLBN Skouw. Pengawasan yang lemah, katanya, dapat membuka peluang penyelundupan barang terlarang seperti narkoba dan senjata api, serta masuknya orang asing secara ilegal. Sinergi antar instansi terkait, seperti imigrasi, kepolisian, dan TNI, perlu diperkuat untuk menjamin keamanan dan pengendalian perbatasan.
Beliau juga mendorong peningkatan sumber daya dan fasilitas di PLBN Skouw, termasuk penambahan personel dan peralatan untuk menunjang kelancaran pemeriksaan. “Kita harus memastikan bahwa PLBN Skouw tidak hanya menjadi gerbang masuk, tetapi juga menjadi benteng pertahanan negara,” tegasnya.
PLBN Skouw: Gerbang Perdagangan Asia Pasifik?
Mandenas memiliki visi besar bagi PLBN Skouw, yaitu menjadikannya pusat perdagangan di wilayah Asia Pasifik. Posisi strategisnya dapat menjadi jalur utama pertukaran ekonomi antara Indonesia dan Papua Nugini. Komunikasi intensif antara pemerintah pusat, daerah, dan Papua Nugini sangat penting, termasuk melalui pertukaran kunjungan dan kerja sama ekonomi.
Negara-negara di kawasan Pasifik memiliki kebutuhan besar akan bahan makanan dan kebutuhan sehari-hari, yang dapat dipenuhi melalui jalur perdagangan dari Indonesia. “Kepercayaan antara kedua negara menjadi kunci utama. Jika keamanan dan keselamatan di perbatasan terjaga, maka kerja sama ekonomi juga akan semakin kuat,” kata Mandenas.
Apresiasi dan Komitmen Ke Depan
Kepala PLBN Skouw, B. Mathilda Pusung, menyampaikan apresiasi atas kunjungan dan masukan dari Mandenas. Ia menekankan komitmen untuk berkolaborasi dengan seluruh instansi terkait dalam menjaga keamanan dan memanfaatkan fasilitas negara secara optimal untuk menekan potensi ancaman di perbatasan. Kunjungan ini diharapkan dapat membantu mencari solusi atas permasalahan di PLBN Skouw, sehingga PLBN tidak hanya berfungsi sebagai pos perlintasan, tetapi juga sebagai penggerak ekonomi masyarakat perbatasan.