Penguatan Kerja Sama Asia-Afrika Mitigasi Dampak Ketegangan Perdagangan Global, Kata IBC
Indonesian Business Council (IBC) menilai kerja sama ekonomi yang kuat antara Indonesia, Asia, dan Afrika dapat mengurangi dampak negatif perdagangan global terhadap perekonomian Indonesia.

Jakarta, 23 April 2025 - Indonesian Business Council (IBC) menyatakan bahwa penguatan kerja sama bisnis antara Indonesia dengan negara-negara di Asia dan Afrika sangat penting untuk mengurangi dampak negatif dari ketegangan perdagangan global terhadap pertumbuhan ekonomi dalam negeri. Hal ini disampaikan Ketua Dewan Pengawas IBC, Arsjad Rasjid, dalam sebuah pernyataan yang dikonfirmasi di Jakarta pada Rabu lalu. Pernyataan tersebut disampaikan setelah dialog dengan perwakilan negara-negara Asia dan Afrika dalam rangka memperingati 70 tahun Konferensi Asia-Afrika Bandung.
Arsjad Rasjid menekankan pentingnya diversifikasi kemitraan ekonomi sebagai respons terhadap tantangan perdagangan internasional. Beliau menyebut Asia dan Afrika bukan hanya sekadar pasar baru, tetapi juga mitra strategis yang memiliki kedekatan historis, ideologis, dan tujuan yang selaras dengan Indonesia. Potensi ekonomi di kedua kawasan ini sangat besar, sehingga kerja sama yang solid dapat menjadi penyeimbang ketidakpastian global.
Lebih lanjut, Arsjad Rasjid menyoroti peran strategis Afrika bagi Indonesia, terutama potensi bonus demografi dan sumber energi terbarukan yang melimpah. Sementara itu, Asia telah menunjukkan pertumbuhan ekonomi yang pesat melalui perdagangan dan industrialisasi. IBC pun menyerukan komitmen kuat dari negara-negara di Asia dan Afrika untuk membangun tatanan dunia yang stabil, adil, dan damai, sehingga perekonomian global dapat berkembang dalam iklim persaingan yang sehat.
Kerja Sama Ekonomi: Strategi Hadapi Ketidakpastian Global
Dalam sebuah jamuan makan malam yang digelar IBC pada 22 April 2025, sebanyak 60 duta besar dan perwakilan negara-negara Asia dan Afrika, serta para pemimpin bisnis dari kedua kawasan tersebut, berkumpul untuk merefleksikan warisan Konferensi Asia-Afrika 1955 dan relevansinya dalam perubahan tatanan global. Acara ini juga menjadi wadah bagi pelaku bisnis Indonesia untuk mengeksplorasi peluang ekspansi bisnis, tidak hanya di Asia, tetapi juga di Afrika.
Arsjad Rasjid melihat momentum saat ini sangat tepat untuk diversifikasi kemitraan dagang. Kondisi ekonomi global yang menantang mendorong pelaku bisnis untuk mencari lebih banyak mitra dagang baru. Hal senada disampaikan Duta Besar India untuk Indonesia, Sandeep Chakravorty, yang menekankan relevansi pelajaran dari KAA di tengah tantangan geopolitik, konservatisme ekonomi, dan menurunnya kepercayaan terhadap sistem multilateralisme.
Menurut Dubes Chakravorty, 70 tahun setelah KAA, dunia telah mengalami kemajuan ekonomi dan teknologi yang signifikan, namun kini kembali dihadapkan pada tantangan. Beliau menekankan perlunya kesatuan di antara negara-negara berkembang, khususnya di era yang semakin terpolarisasi. Semangat KAA Bandung, menurutnya, harus kembali dihidupkan untuk mendorong kolaborasi yang lebih kuat di antara negara-negara Global South.
Potensi Besar Asia dan Afrika
IBC melihat potensi ekonomi yang sangat besar di kawasan Asia dan Afrika. Kedua kawasan ini memiliki kontribusi signifikan terhadap pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) global dan laju pertumbuhan ekonomi yang tinggi. Kerja sama ekonomi yang erat antara Indonesia, negara-negara Asia, dan Afrika dapat menjadi kunci untuk menghadapi ketidakpastian ekonomi global dan mendorong pertumbuhan ekonomi domestik.
Afrika, dengan bonus demografi dan potensi energi terbarukannya yang besar, menjadi kawasan yang menarik bagi investor Indonesia. Sementara itu, Asia, dengan pengalamannya dalam pertumbuhan ekonomi melalui perdagangan dan industrialisasi, dapat menjadi mitra strategis yang berharga bagi Indonesia dalam berbagai sektor ekonomi.
Penguatan kerja sama ini tidak hanya akan meningkatkan akses pasar bagi pelaku usaha Indonesia, tetapi juga akan menciptakan peluang investasi dan transfer teknologi yang saling menguntungkan. Hal ini sejalan dengan upaya Indonesia untuk diversifikasi ekonomi dan mengurangi ketergantungan pada pasar tertentu.
Membangun Tatanan Dunia yang Lebih Baik
IBC mendorong komitmen kuat dari negara-negara Asia dan Afrika untuk membangun tatanan dunia yang lebih stabil, adil, dan damai. Tatanan dunia yang baik akan menciptakan iklim kompetisi yang sehat bagi pertumbuhan ekonomi global. Kerja sama ekonomi yang erat antara Indonesia, Asia, dan Afrika akan menjadi kontribusi penting dalam mewujudkan tujuan tersebut.
Dengan memanfaatkan potensi ekonomi yang besar di Asia dan Afrika, Indonesia dapat mengurangi dampak negatif dari ketegangan perdagangan global dan mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. Kerja sama ini juga akan memperkuat posisi Indonesia di panggung internasional dan memperluas pengaruhnya dalam perekonomian global.