Penjualan Hewan Ternak di Aceh Besar Meningkat Jelang Ramadhan
Jelang Ramadhan dan tradisi meugang, penjualan hewan ternak di Pasar Hewan Sibreh, Aceh Besar meningkat signifikan, mencapai 500-600 ekor per pekan.

Banda Aceh, 19 Februari 2024 - Menjelang bulan suci Ramadhan dan tradisi meugang, Pasar Hewan Sibreh di Aceh Besar mengalami peningkatan penjualan hewan ternak yang signifikan. Peningkatan ini terjadi karena tingginya permintaan hewan ternak untuk keperluan penyembelihan dalam rangka menyambut bulan suci Ramadhan. Hal ini diungkapkan oleh Kepala Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan Dinas Pertanian Kabupaten Aceh Besar, Uzir.
Tradisi meugang, yang merupakan tradisi penyembelihan hewan ternak sebelum hari raya Idul Fitri dan Idul Adha, juga dirayakan sebelum bulan Ramadhan. Tradisi ini menjadi salah satu faktor pendorong peningkatan penjualan hewan ternak di Pasar Hewan Sibreh, yang merupakan pasar hewan terbesar di Kabupaten Aceh Besar dan hanya beroperasi setiap hari Rabu.
Uzir menjelaskan bahwa peningkatan penjualan hewan ternak ini cukup signifikan. Jika biasanya hanya sekitar 300-350 ekor hewan ternak yang diperdagangkan, menjelang Ramadhan dan meugang, jumlahnya meningkat hingga 500-600 ekor. Hal ini menunjukkan tingginya animo masyarakat Aceh Besar dalam menyambut bulan suci Ramadhan dengan tradisi meugang.
Lonjakan Penjualan dan Harga Hewan Ternak
Menurut Uzir, puncak peningkatan penjualan hewan ternak diperkirakan terjadi pada pekan ini. "Kami memperkirakan hari ini puncak peningkatan penjualan hewan ternak menjelang tradisi meugang dan Ramadhan tahun ini. Pada pekan depan, jumlah hewan ternak yang dipasarkan kembali turun dan normal seperti sebelumnya," ujar Uzir.
Meskipun demikian, Uzir juga menjelaskan bahwa harga hewan ternak di Pasar Hewan Sibreh ditentukan oleh mekanisme pasar, antara penjual dan pembeli. Pemerintah daerah tidak menetapkan harga jual hewan ternak tersebut.
"Biasanya, menjelang tradisi meugang dan bulan puasa, harga per ekornya naik di kisaran lima persen dari hari biasa. Harga yang kami catat, termurah di kisaran Rp6,5 jutaan dan termahal mencapai Rp45 jutaan," ungkap Uzir.
Jenis hewan ternak yang diperdagangkan di pasar ini cukup beragam, mulai dari sapi, kerbau, kambing, hingga domba. Hewan-hewan ternak ini tidak hanya berasal dari Aceh Besar, tetapi juga dari berbagai daerah lain di Provinsi Aceh, seperti Pidie, Aceh Jaya, dan Pidie Jaya.
Kesehatan Hewan Ternak Terjamin
Uzir memastikan bahwa setiap hewan ternak yang diperjualbelikan di Pasar Hewan Sibreh telah melalui pemeriksaan kesehatan yang ketat. Hal ini dilakukan untuk mencegah penularan penyakit hewan ternak, seperti penyakit mulut dan kuku (PMK).
"Di pasar ini juga ada tim kesehatan hewan. Mereka melakukan pemeriksaan ketat untuk mencegah penularan penyakit. Biasanya, hewan ternak yang dibawa ke pasar ini sudah diperiksa kesehatannya oleh petugas wilayah asal," jelas Uzir.
Pemeriksaan kesehatan hewan ternak ini menjadi jaminan bagi para pembeli untuk mendapatkan hewan ternak yang sehat dan layak konsumsi. Langkah ini juga menunjukkan komitmen pemerintah daerah dalam menjaga kesehatan hewan ternak dan mencegah penyebaran penyakit.
Dengan demikian, peningkatan penjualan hewan ternak di Pasar Hewan Sibreh menjelang Ramadhan dan meugang menjadi indikator tingginya animo masyarakat dalam menjalankan tradisi dan menyambut bulan suci Ramadhan. Pemerintah daerah pun terus berupaya untuk memastikan ketersediaan hewan ternak dan menjaga kesehatan hewan ternak yang diperdagangkan.