Penyerapan Gabah di Kediri Masih Berlanjut, Perpadi Pastikan Kualitas Tetap Terjaga
Perpadi Kediri memastikan penyerapan gabah dari petani tetap berjalan meski ada kendala kualitas gabah dan pergantian pimpinan Bulog Kediri, dengan realisasi penyerapan mencapai 18 ribu ton lebih.

Kediri, 28 Maret 2025 - Perkumpulan Penggilingan Padi Dan Pengusaha Beras Indonesia (Perpadi) Kediri, Jawa Timur, memastikan penyerapan gabah dari petani masih terus berlangsung. Hal ini disampaikan menyusul masih melimpahnya hasil panen padi di wilayah tersebut. Proses penyerapan ini melibatkan 14 pengusaha penggilingan beras yang menjadi mitra Bulog Kediri. Meskipun terdapat tantangan terkait kualitas gabah, Perpadi berkomitmen untuk menyelesaikan tanggung jawab penyerapan gabah petani.
Ketua Perpadi Kediri, Beny Setyawan, menjelaskan bahwa sebagai mitra Bulog, Perpadi aktif mengecek kualitas gabah petani agar hasil panen tetap optimal. "Untuk saat ini para mitra lebih memilih memastikan kualitas untuk mempercepat proses pengeringan dan penggilingan biar serapan lebih optimal," ujarnya di Kediri, Jumat lalu. Proses pengeringan dan penggilingan yang optimal menjadi kunci keberhasilan penyerapan gabah.
Proses penyerapan gabah ini melibatkan pembelian gabah langsung dari petani oleh para mitra Perpadi. Gabah tersebut kemudian dipastikan dalam keadaan kering sebelum diproses lebih lanjut di penggilingan. Meskipun terdapat 14 mitra, Beny menjelaskan bahwa kapasitas pengeringan gabah menjadi tantangan tersendiri. "Anggota kami banyak, namun yang memiliki kapasitas dan memiliki sarana penunjang pascapanen sementara ini ada 14 orang yang tergabung dalam mitra Maklon Bulog," jelasnya.
Kualitas Gabah dan Tantangan Pengeringan
Salah satu tantangan yang dihadapi adalah kualitas gabah yang masih rendah di beberapa titik. Banyak gabah yang masih basah, terdapat biji hampa, dan sampah daun padi. Hal ini menyebabkan proses pengeringan menjadi lebih lama, bahkan bisa mencapai 40 jam, dibandingkan waktu normal 10-12 jam. Perpadi pun harus mengeluarkan tenaga ekstra untuk mengatasi hal ini.
Beny Setyawan menambahkan, "Pihaknya harus mengeluarkan tenaga ekstra untuk mengeringkan gabah dari hasil panen petani. Jika biasanya untuk pengeringan selesai 10-12 jam, bisa tambah lama hingga mencapai 40 jam." Prioritas Perpadi kini adalah memilih gabah berkualitas standar agar proses pengolahan lebih cepat dan tidak mengganggu kuota penyerapan gabah.
Meskipun terjadi pergantian pimpinan Perum Bulog Kancab Kediri, Perpadi memilih untuk fokus menyelesaikan tanggung jawab penyerapan gabah petani. Perpadi mengapresiasi capaian Bulog Kediri yang telah melampaui target penyerapan beras dan gabah, mencapai 154,19 persen.
Realisasi Penyerapan dan Kapasitas Pengeringan
Hingga akhir Maret 2025, realisasi penyerapan gabah dari petani Nganjuk dan Kediri mencapai 18.394.455 kilogram atau lebih dari 18 ribu ton. "Kami fokus dulu dengan apa yang sebelumnya menjadi tanggung jawab kami terkait pemrosesan menjadi hasil giling. Untuk serapan gabah paling banyak dari wilayah Nganjuk. Kalau dari Kediri, sudah laku," kata Beny.
Kapasitas pengeringan gabah (dryer) seluruh mitra Perpadi mencapai sekitar 500 ton per hari. Namun, hasil panen dari Nganjuk dan Kediri mencapai lebih dari 500 ton per hari, sehingga kapasitas pengeringan menjadi kendala. Hal ini menunjukan tingginya hasil panen yang perlu diatasi dengan peningkatan kapasitas pengeringan.
Mitra Bulog Kediri, Afnan Subagio, menekankan pentingnya kualitas gabah. Gabah berkualitas rendah akan menghasilkan beras berkualitas rendah pula, sehingga dapat menghambat program swasembada pangan. Senada dengan Afnan, Yimmi Stepanoes juga berharap adanya sinergi untuk mewujudkan program swasembada pangan 2025, termasuk memperhatikan teknik dan waktu panen yang tepat.
Secara keseluruhan, Perpadi Kediri berkomitmen untuk terus menyerap gabah dari petani meskipun terdapat tantangan terkait kualitas gabah dan kapasitas pengeringan. Kerja sama dan sinergi antar pihak terkait sangat penting untuk keberhasilan program swasembada pangan.