Perubahan Iklim: Bukan Mitos, Tapi Tantangan Peradaban yang Butuh Aksi Bersama
Wakil Kepala Bappenas tegaskan perubahan iklim bukan mitos, butuh kolaborasi global untuk atasi dampaknya bagi generasi mendatang.

Jakarta, 8 Mei 2024 - Wakil Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Wakil Kepala Badan PPN/Bappenas, Febrian Alphyanto Ruddyard, dengan tegas menyatakan bahwa perubahan iklim bukanlah sekadar mitos, melainkan realita yang dampaknya sudah terasa dalam kehidupan sehari-hari. Pernyataan tersebut disampaikan dalam Public Dialogue: Shaping Tomorrow: Intergenerational Action Towards A Low-Carbon and Green Economy di Jakarta.
Perubahan iklim, menurut Febrian, bukan hanya masalah domestik suatu negara, melainkan problematika global yang mempengaruhi seluruh umat manusia dan peradaban. Oleh karena itu, upaya penanggulangannya membutuhkan kolaborasi internasional yang kuat. Meskipun terdapat negara-negara adikuasa, baik secara ekonomi maupun militer, penanganan perubahan iklim tidak bisa dilakukan secara individual, melainkan memerlukan kerja sama global yang intensif.
Langkah-langkah konkret untuk mengatasi perubahan iklim ini, diharapkan dapat memberikan kesempatan hidup yang lebih baik bagi generasi mendatang, memungkinkan mereka untuk membangun dan mengembangkan negara masing-masing.
Mengatasi Perubahan Iklim: Kolaborasi Global dan Aksi Nyata
Febrian menekankan pentingnya isu perubahan iklim di berbagai forum internasional, termasuk forum perdagangan, keamanan politik, dan pembangunan. Menurutnya, "Mari kita utamakan isu perubahan iklim dan emisi karbon rendah di setiap forum multilateral yang memungkinkan. Karena hanya dengan melakukan itu, kita mungkin bisa mengubah sikap."
Pengakuan pribadi Febrian atas realitas perubahan iklim pun menarik perhatian. Ia mengaku, saat bertugas sebagai diplomat pada tahun 2007, ia masih menganggap perubahan iklim sebagai mitos. Namun, setelah melewati rentang waktu hampir 12 tahun, hingga tahun 2019, ia menyadari kebenaran dampak perubahan iklim.
Pengalaman tersebut mendorongnya untuk menekankan pentingnya pembahasan isu perubahan iklim oleh berbagai pemangku kepentingan, serta pentingnya inisiatif nyata untuk mengatasi masalah ini. Ia menambahkan, "Bisakah Anda bayangkan mengubah pemimpin saat ini di negara lain yang masih tidak percaya pada perubahan iklim? Anda akan butuh 12 tahun jika Anda tidak mempersiapkan generasi berikutnya untuk berdiskusi."
Tantangan Peradaban yang Membutuhkan Kerja Sama
Meskipun mengakui adanya kesulitan bagi beberapa negara dalam mengatasi masalah perubahan iklim, Febrian menegaskan pentingnya komitmen tinggi dan peluang kolaborasi. Ia menyatakan, "Tidak setiap negara memiliki kemampuan untuk membiayai (permasalahan perubahan iklim). Namun, begitu kita menganggap ini sebagai tujuan global, sebagai barang publik, maka saya percaya kita harus bekerja berdampingan, bahu-membahu, untuk dapat mengatasi tantangan peradaban ini. Tidak hanya tantangan nasional, (tetapi juga) tantangan peradaban."
Kesimpulannya, perubahan iklim merupakan tantangan global yang membutuhkan kerjasama dan komitmen dari seluruh negara. Aksi nyata dan kolaborasi internasional menjadi kunci untuk mengatasi masalah ini demi masa depan generasi mendatang.