Pinisi Tenggelam di Labuan Bajo Akibat Cuaca Ekstrim
Satu unit kapal pinisi bernama Presley Jalasena tenggelam di perairan Labuan Bajo akibat diterjang gelombang tinggi disertai hujan dan angin kencang pada Jumat, 31 Januari, tanpa menimbulkan korban jiwa.
![Pinisi Tenggelam di Labuan Bajo Akibat Cuaca Ekstrim](https://cdns.klimg.com/mav-prod-resized/0x0/ori/image_bank/2025/01/31/230216.064-pinisi-tenggelam-di-labuan-bajo-akibat-cuaca-ekstrim-1.jpg)
Cuaca buruk di Labuan Bajo mengakibatkan kerusakan dan tenggelamnya sebuah kapal pinisi. Peristiwa ini terjadi pada Jumat, 31 Januari, di perairan Kampung Ujung, Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT).
Kepala KSOP Kelas III Labuan Bajo, Stephanus Risdiyanto, membenarkan kejadian tersebut. Ia menjelaskan bahwa kapal wisata bernama Presley Jalasena mengalami kerusakan mesin sejak tahun lalu dan sedang tidak beroperasi. Sekitar pukul 03.00 WITA, kapal tersebut diterjang gelombang besar yang mencapai ketinggian signifikan, disertai hujan lebat dan angin kencang dengan kecepatan 20-30 knot.
Akibatnya, tali tambat kapal bagian haluan putus. Kapal tersebut kemudian hanyut dan menabrak tanggul, menyebabkannya tenggelam. Untungnya, dua penjaga kapal yang berada di atas kapal berhasil selamat sehingga tidak ada korban jiwa dalam peristiwa ini.
KSOP Kelas III Labuan Bajo, bersama Satuan Polisi Air dan Udara Polres Manggarai Barat, langsung melakukan tindakan. Mereka mengamankan kerangka kapal dan mengangkat serpihan kapal untuk mencegah gangguan pada alur pelayaran. Upaya pengikatan badan kapal juga dilakukan agar tidak hanyut lebih jauh.
Peringatan Dini Cuaca Ekstrem Sebelum kejadian ini, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) telah mengeluarkan imbauan cuaca ekstrem untuk wilayah Manggarai Barat. Imbauan tersebut dikeluarkan pada 28 Januari 2025, melalui Siaran Pers Stasiun Meteorologi Eltari Kupang Nomor: e.B/ME.02.04/004/KKOEI/2025.
Kepala Stasiun Meteorologi Komodo, Maria Seran, menjelaskan potensi cuaca ekstrem berupa hujan lebat, petir, dan angin kencang diperkirakan terjadi hingga 3 Februari 2025. Wilayah yang berpotensi terdampak meliputi beberapa kecamatan di Manggarai Barat.
BMKG mengimbau masyarakat untuk waspada terhadap potensi bencana seperti banjir, banjir bandang, tanah longsor, pohon tumbang, dan kerusakan bangunan. Nelayan, pelaku wisata, dan pengguna transportasi laut juga dihimbau untuk berhati-hati, terutama saat hujan dan angin kencang yang dapat meningkatkan tinggi gelombang dan arus laut.
Kejadian tenggelamnya kapal pinisi ini menjadi pengingat pentingnya kewaspadaan terhadap informasi cuaca ekstrem dan kesiapsiagaan dalam menghadapi potensi bencana alam. Kerjasama antar instansi terkait, seperti KSOP dan BMKG, sangat penting untuk meminimalisir dampak buruk yang ditimbulkan.