Polres Kaimana Usut Kasus Rudapaksa yang Diduga Dilakukan Oknum Anggota
Polres Kaimana dalami kasus rudapaksa terhadap dua gadis remaja yang diduga dilakukan oleh oknum anggota polisi berinisial MEP; pelaku akan disanksi tegas jika terbukti bersalah.

Kepolisian Resor (Polres) Kaimana, Papua Barat, tengah menangani kasus dugaan rudapaksa terhadap dua gadis remaja berusia 13 dan 14 tahun. Terduga pelaku, seorang oknum anggota polisi berinisial MEP, kini menjadi sorotan. Peristiwa ini terungkap setelah kedua korban, yang sempat menghilang sejak 17 Februari 2025, ditemukan dan melaporkan kejadian tersebut pada 20 Februari 2025. Kasus ini menimbulkan pertanyaan besar mengenai penegakan hukum dan perlindungan anak di wilayah tersebut.
Kepala Satreskrim Polres Kaimana, AKP Boby Rahman, menyatakan komitmen untuk menindak tegas oknum anggota yang terlibat jika terbukti bersalah. "Pasti kami ambil tindakan tegas jika hasil pemeriksaan, terduga pelaku terbukti bersalah," tegas Boby dalam keterangannya di Kaimana, Sabtu lalu. Namun, proses penyelidikan sedikit terhambat karena terduga pelaku telah mengajukan izin keluar daerah sebelum laporan korban diterima.
Meskipun terduga pelaku saat ini berada di luar Kaimana, pihak kepolisian telah menjadwalkan pemeriksaannya. Selain itu, sejumlah saksi juga telah dijadwalkan untuk dimintai keterangan guna mengumpulkan alat bukti yang kuat. Proses penyelidikan ini akan berlanjut hingga gelar perkara dan penetapan tersangka.
Oknum Anggota Diduga Lakukan Rudapaksa dan Penganiayaan
Orang tua salah satu korban, yang meminta namanya dirahasiakan, mengungkapkan bahwa kedua putrinya ditemukan setelah dilaporkan hilang. Kedua korban ternyata ditahan di Polres Kaimana karena kasus pencurian. Di sinilah mereka mengaku telah menjadi korban rudapaksa oleh oknum anggota polisi tersebut. "Mereka ditahan di Polres Kaimana karena ada kasus pencurian. Mereka mengaku ada kejadian itu (rudapaksa) saat ditahan, dan kami langsung buat laporan," ungkap orang tua korban.
Lebih lanjut, orang tua korban menjelaskan bahwa sebelum peristiwa rudapaksa terjadi, kedua putrinya mengalami penganiayaan oleh terduga pelaku. Korban mengalami memar di bagian kepala belakang. Kedua korban telah menjalani visum et repertum di RSUD Kabupaten Kaimana sebagai bukti pendukung proses hukum.
Peristiwa rudapaksa ini diduga terjadi di dua lokasi berbeda. Saat ini, polisi tengah fokus mengumpulkan bukti-bukti dan keterangan saksi untuk memperkuat kasus ini. Proses hukum akan terus berjalan sesuai prosedur yang berlaku.
"Kami sudah visum anak kami yang jadi korban oknum anggota," tambah orang tua korban, menekankan pentingnya proses hukum yang adil dan transparan dalam kasus ini.
Proses Penyelidikan dan Sanksi
Polisi telah menjadwalkan pemeriksaan terhadap terduga pelaku MEP begitu yang bersangkutan kembali ke Kaimana. Selain itu, sejumlah saksi akan dimintai keterangan untuk melengkapi bukti-bukti yang ada. Proses penyelidikan akan terus dilakukan secara profesional dan transparan untuk memastikan keadilan bagi para korban.
AKP Boby Rahman menegaskan komitmen Polres Kaimana untuk memberikan sanksi tegas kepada oknum anggota yang terbukti bersalah. Sanksi tersebut akan diberikan sesuai prosedur hukum yang berlaku, baik sanksi pidana maupun kode etik kepolisian. Hal ini menunjukkan keseriusan aparat penegak hukum dalam menangani kasus ini dan memberikan rasa keadilan kepada para korban.
Kasus ini menjadi sorotan publik dan menimbulkan keprihatinan atas perlindungan anak dan penegakan hukum di Papua Barat. Diharapkan, proses hukum akan berjalan dengan adil dan transparan, serta memberikan hukuman yang setimpal kepada pelaku jika terbukti bersalah.
Proses hukum yang sedang berjalan diharapkan dapat memberikan rasa keadilan bagi para korban dan keluarga mereka. Kejadian ini juga menjadi pengingat pentingnya perlindungan anak dan pengawasan ketat terhadap anggota kepolisian untuk mencegah kejadian serupa terulang di masa mendatang.
- Korban: Dua gadis remaja berusia 13 dan 14 tahun
- Terduga Pelaku: Oknum anggota Polres Kaimana berinisial MEP
- Kejadian: Diduga terjadi di dua lokasi berbeda
- Laporan: Dilaporkan pada 20 Februari 2025
- Status: Masih dalam proses penyelidikan
Polres Kaimana berkomitmen untuk mengusut tuntas kasus ini dan memberikan sanksi tegas kepada pelaku jika terbukti bersalah. Kejadian ini menjadi perhatian serius bagi penegak hukum dan masyarakat luas, mengingatkan pentingnya perlindungan anak dan penegakan hukum yang berkeadilan.