Polri Tunggu Hasil Labfor Kasus Pagar Laut Tangerang, 44 Saksi Diperiksa
Bareskrim Polri masih menunggu hasil uji labfor terkait kasus dugaan pemalsuan sertifikat di Tangerang; 44 saksi telah diperiksa, termasuk Kepala Desa Kohod, dan penyidik telah menyita sejumlah barang bukti.

Jakarta, 14 Februari 2024 - Kepolisian Republik Indonesia (Polri) melalui Bareskrim masih menantikan hasil uji laboratorium forensik (labfor) untuk mengungkap kasus dugaan pemalsuan sertifikat hak guna bangunan (SHGB) dan sertifikat hak milik (SHM) terkait pembangunan pagar laut di Kabupaten Tangerang, Banten. Kasus ini telah menarik perhatian publik dan proses hukumnya terus bergulir.
Proses Investigasi Kasus Pagar Laut Tangerang
Direktur Tindak Pidana Umum (Dirtipidum) Bareskrim Polri, Brigjen Pol. Djuhandhani Rahardjo Puro, menjelaskan bahwa penyelesaian kasus ini bergantung pada hasil uji labfor. "Hanya tinggal pembuktian-pembuktian terkait barang yang palsu. Tentu saja ini secara saintifik akan dibuktikan oleh penyidik melalui uji labfor," ujarnya dalam konferensi pers di Gedung Bareskrim Polri, Jakarta.
Proses pemeriksaan saksi telah selesai dilakukan. Sebanyak 44 saksi telah memberikan keterangan kepada penyidik, termasuk Kepala Desa Kohod, Arsin. Brigjen Pol. Djuhandhani menegaskan, "Untuk proses yang di Kohod, saat ini kita sudah memeriksa semua. Tinggal kita memformalkan terkait hasil uji labfor. Jadi, kita sudah tidak ada pemeriksaan-pemeriksaan lagi."
Hasil labfor akan menjadi penentu keabsahan SHGB dan SHM yang menjadi objek penyidikan. Informasi ini akan sangat krusial untuk menentukan langkah selanjutnya, yaitu gelar perkara. "Kemungkinan dalam beberapa hari ini dari labfor sudah bisa memberikan kepastian sehingga kami segera bisa menentukan apakah sudah bisa untuk penetapan tersangka atau tidak," tambah Brigjen Pol. Djuhandhani.
Barang Bukti yang Telah Disita
Penyidikan kasus dugaan tindak pidana pemalsuan surat dan/atau pemalsuan akte otentik, atau menempatkan keterangan palsu ke dalam akta otentik, ini terkait penerbitan 263 SHGB dan 17 SHM di Desa Kohod. Bareskrim Polri telah menyita 263 warkat yang dikirim ke labfor untuk diperiksa keabsahannya. Selain itu, penggeledahan di beberapa lokasi pada Senin, 10 Februari 2024, menghasilkan sejumlah barang bukti penting.
Barang bukti yang disita antara lain satu unit printer, satu unit layar monitor, keyboard, stempel sekretariat Desa Kohod, dan peralatan lain yang diduga digunakan untuk memalsukan girik dan dokumen. Penyidik juga menyita beberapa lembar kertas salinan bangunan baru atas nama beberapa pemilik, tiga lembar surat keputusan kepala desa, catatan rekapitulasi permohonan dana transaksi, beberapa rekening, dan sisa-sisa kertas yang diduga digunakan untuk memalsukan dokumen karena identik dengan bahan kertas warkat.
Langkah Selanjutnya
Dengan selesainya pemeriksaan saksi dan pengiriman barang bukti ke labfor, kini proses penyidikan memasuki tahap menunggu hasil uji laboratorium. Hasil tersebut akan menjadi kunci dalam menentukan penetapan tersangka dan kelanjutan proses hukum. Publik menantikan transparansi dan kejelasan dari proses hukum ini agar kasus dugaan pemalsuan sertifikat di Tangerang dapat terselesaikan secara adil dan tuntas.
Polri berkomitmen untuk mengusut tuntas kasus ini dan memberikan kepastian hukum kepada semua pihak yang terlibat. Proses hukum yang transparan dan akuntabel diharapkan dapat mencegah kejadian serupa di masa mendatang dan menjaga kepercayaan publik terhadap penegak hukum.