Potensi Kolaborasi Danantara dan NDB: Kerja Sama Investasi Indonesia-BRICS
Menkeu Sri Mulyani ungkap potensi kolaborasi antara BPI Danantara Indonesia dan New Development Bank (NDB) setelah Indonesia resmi bergabung dalam BRICS.

Jakarta, 26 Maret 2024 - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati membuka peluang kerja sama antara Badan Pengelola Investasi (BPI) Danantara Indonesia dan New Development Bank (NDB). Pengumuman ini disampaikan setelah Indonesia resmi bergabung menjadi anggota NDB, sebuah bank pembangunan multilateral yang didirikan oleh negara-negara BRICS. Keputusan bergabung ini diumumkan Presiden di Istana Merdeka, Jakarta, pada Selasa (25/3), membuka babak baru bagi kerja sama ekonomi Indonesia dalam skala global.
Sri Mulyani menekankan potensi kolaborasi antara Danantara dan NDB sebagai langkah strategis untuk memperkuat pembangunan ekonomi Indonesia. Beliau menjelaskan, "Bagaimana kontribusi NDB terhadap ekonomi dan pembangunan Indonesia sendiri? Kan kita juga punya Danantara, nanti bisa berkolaborasi dan lain-lain," ujarnya saat ditemui di Istana Kepresidenan Jakarta.
Langkah Indonesia bergabung dengan NDB telah melalui proses diskusi panjang mengenai berbagai aspek teknis keanggotaan. Undangan resmi dari Presiden NDB, Dilma Vana Rousseff, menjadi pemicu utama bergabungnya Indonesia, mengingat Indonesia telah resmi menjadi anggota penuh BRICS sejak awal tahun 2025. Keanggotaan ini membuka akses bagi Indonesia pada sumber daya dan peluang investasi yang lebih luas.
Indonesia Resmi Bergabung dengan NDB: Peluang Investasi Baru
Keanggotaan Indonesia dalam NDB menandai tonggak penting dalam kerja sama ekonomi internasional. NDB sendiri merupakan bank pembangunan multilateral yang didirikan oleh negara-negara BRICS: Brasil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan. Indonesia bergabung setelah beberapa negara lain, seperti Iran, Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Ethiopia, dan Mesir, juga menjadi anggota baru.
Presiden Dilma Vana Rousseff, menurut Menkeu Sri Mulyani, telah berupaya aktif menarik Indonesia untuk bergabung, melihat potensi kerja sama dalam pembangunan di Indonesia. Hal ini menunjukkan kepercayaan internasional terhadap potensi ekonomi dan pembangunan Indonesia.
Sri Mulyani menambahkan bahwa pemerintah akan meninjau lebih lanjut kebijakan BRICS yang mencakup pengurangan penggunaan dolar AS dalam transaksi perdagangan dan kerja sama. "Nanti saya lihat, nanti ya, didiskusikan," kata Menkeu menanggapi hal tersebut.
Potensi Kolaborasi Danantara dan NDB: Kerja Sama Investasi yang Menjanjikan
Kolaborasi antara BPI Danantara dan NDB memiliki potensi yang sangat besar untuk mendorong investasi dan pembangunan di Indonesia. Danantara, sebagai pengelola investasi Indonesia, dapat memanfaatkan sumber daya dan jaringan NDB untuk menarik investasi asing dan memperluas portofolio investasinya.
Kerja sama ini juga dapat membuka akses bagi perusahaan-perusahaan Indonesia untuk mendapatkan pendanaan yang lebih mudah dan terjangkau dari NDB. Hal ini akan mendorong pertumbuhan ekonomi dan menciptakan lapangan kerja baru di Indonesia.
Dengan bergabungnya Indonesia dalam BRICS dan NDB, Indonesia memiliki peluang untuk memperkuat posisi ekonomi dan meningkatkan daya saing di pasar global. Kolaborasi antara Danantara dan NDB diharapkan dapat menjadi katalis bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia yang berkelanjutan.
Keanggotaan dalam NDB juga memberikan akses kepada Indonesia terhadap berbagai program dan inisiatif pembangunan yang dijalankan oleh bank tersebut. Hal ini dapat membantu Indonesia dalam mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan.
- Peningkatan investasi asing langsung (FDI)
- Pengembangan infrastruktur
- Peningkatan akses pembiayaan bagi UMKM
- Pengembangan sektor-sektor prioritas
Secara keseluruhan, potensi kolaborasi antara Danantara dan NDB menjanjikan masa depan yang cerah bagi perekonomian Indonesia. Pemerintah akan terus memantau dan mengevaluasi perkembangan kerja sama ini untuk memastikan manfaat maksimal bagi rakyat Indonesia.