Puan Maharani: Islam Berpotensi Jadi Kekuatan Baru Dunia
Ketua DPR RI, Puan Maharani, dalam konferensi Persatuan Parlemen negara-negara OKI, menyampaikan potensi Islam sebagai kekuatan baru dunia berkat jumlah umat Muslim yang besar dan warisan peradabannya.

Ketua DPR RI, Puan Maharani, memimpin sidang Komite Umum (General Committee) Parliamentary Union of the OIC Member States (PUIC) di Komplek Parlemen Senayan, Jakarta, Rabu (14/5). Dalam sidang tersebut, ia menyampaikan pandangannya mengenai potensi Islam sebagai kekuatan baru dunia. Pernyataan ini disampaikan di hadapan delegasi parlemen dari 37 negara anggota OKI, berjumlah sekitar 500 orang, termasuk negara-negara observer. Sidang tersebut membahas topik utama "PUIC Silver Jubilee – Good Governance and Strong Institutions as Pillar of Resilience", menandai peringatan 25 tahun PUIC.
Puan menekankan jumlah umat Muslim dunia yang mencapai dua miliar jiwa, hampir 25 persen populasi global. Ia melihat potensi besar ini sebagai modal untuk membentuk kekuatan baru dalam tatanan dunia. "Idealnya, kita dapat menjadi elemen kekuatan baru dari tatanan dunia. Pada satu titik, Islam memiliki modal untuk menjadi kekuatan baru dunia. Kita adalah kekuatan peradaban yang menekankan persatuan umat," tegas Puan. Pernyataan ini didasari oleh keyakinan akan kekuatan peradaban Islam yang menghargai keberagaman dan pluralisme, sebagaimana tercermin dalam Piagam Madinah.
Meskipun demikian, Puan mengakui adanya tantangan domestik dan global yang dihadapi negara-negara Muslim. Tantangan domestik meliputi penyediaan pelayanan publik yang baik, transparan, dan akuntabel. Sementara itu, di tingkat global, negara-negara Muslim perlu mengatasi berbagai kepentingan politik global dan memperkuat solidaritas antarnegara anggota OKI. Konferensi PUIC ke-19 ini diharapkan dapat menjadi wadah untuk membahas dan mencari solusi atas tantangan-tantangan tersebut.
Potensi dan Tantangan Islam di Dunia
Puan Maharani dalam pidatonya memaparkan sejarah kejayaan Islam yang melahirkan tokoh-tokoh berpengaruh di berbagai bidang, seperti filsuf, ilmuwan, dan insinyur. Kontribusi mereka terhadap perkembangan teknologi dan kebudayaan dunia tidak dapat diabaikan. Namun, untuk mewujudkan potensi tersebut, Puan menekankan pentingnya tata kelola pemerintahan yang baik dan institusi yang kuat sebagai pilar ketahanan. Hal ini sejalan dengan tema utama konferensi PUIC kali ini.
Ia juga menyoroti perlunya peningkatan pelayanan publik yang baik, transparan, dan akuntabel di negara-negara mayoritas Muslim. Kepercayaan publik menjadi kunci dalam membangun kekuatan dan pengaruh di dunia internasional. Selain itu, solidaritas antarnegara anggota OKI perlu diperkuat untuk menghadapi berbagai tekanan dan kepentingan politik global.
Puan berharap konferensi ini dapat menghasilkan langkah-langkah konkret untuk mengatasi tantangan dan memaksimalkan potensi Islam di dunia. Pertemuan ini juga menjadi momentum untuk menata kembali organisasi PUIC agar dapat berkontribusi lebih baik bagi umat dan dunia.
Kepemimpinan PUIC dan Agenda Konferensi
Sidang Komite Umum PUIC ke-26 juga membahas pemilihan komposisi kepemimpinan Biro untuk Konferensi PUIC ke-19. Sesuai Statuta PUIC, Puan Maharani sebagai tuan rumah memimpin Konferensi PUIC ke-19. Dua Wakil Ketua dipilih dari Ketua Delegasi parlemen dari kawasan Afrika dan Arab, sedangkan Rapporteur dipilih dari delegasi yang hadir. Semua pemilihan tersebut disetujui oleh peserta sidang.
Selain pemilihan Biro Pimpinan, peserta sidang juga menyepakati agenda dan program kerja PUIC General Committee ke-26, serta hasil laporan kerja organisasi. Konferensi PUIC ke-19 akan dibuka malam harinya dan rencananya dihadiri oleh Presiden Prabowo Subianto. Puan juga dijadwalkan menerima estafet presidensi PUIC dari Ketua Parlemen Pantai Gading.
Puan memuji kepemimpinan Presiden PUIC ke-18, Adama Bictogo, dari Pantai Gading, atas kontribusinya dalam memimpin PUIC selama setahun terakhir. Ia menekankan peran penting Adama Bictogo dalam menavigasi kepentingan organisasi dalam berbagai agenda global.
Dengan berakhirnya sidang Komite Umum PUIC ke-26, persiapan untuk Konferensi PUIC ke-19 semakin matang. Konferensi ini diharapkan dapat menjadi tonggak penting dalam memperkuat peran dan pengaruh Islam di dunia.
Sebagai penutup, Puan menyatakan bahwa sidang PUIC General Committee ke-26 telah ditutup.