Perdamaian Antar Bangsa: Prasyarat Utama Pembangunan, Kata Puan Maharani
Ketua DPR RI, Puan Maharani, menekankan pentingnya budaya perdamaian dan toleransi dalam hubungan antar negara sebagai prasyarat utama pembangunan, disampaikan dalam Konferensi PUIC ke-19 di Jakarta.

Ketua DPR RI, Puan Maharani, menegaskan bahwa membangun budaya perdamaian dan toleransi dalam menjalin hubungan antar negara merupakan prasyarat utama bagi pembangunan. Pernyataan tersebut disampaikannya dalam Konferensi ke-19 Parliamentary Union of OIC Member States (PUIC) di Jakarta, Rabu (14 Mei 2023).
Puan Maharani menekankan bahwa pembangunan hanya dapat dicapai di negara manapun jika terdapat ketertiban dan perdamaian baik di dalam negeri maupun internasional. "Kita hidup di bumi yang sama, saling bergantung, dan membutuhkan ketertiban serta perdamaian bersama," tegasnya. Lebih lanjut, ia menambahkan, "Tidak ada pembangunan tanpa perdamaian, dan tidak ada perdamaian tanpa pembangunan."
Konferensi PUIC ke-19 ini mengangkat tema 'Tata Kelola yang Baik dan Lembaga yang Kuat sebagai Pilar Ketahanan'. Puan Maharani juga mencatat bahwa ketahanan negara-negara anggota OKI dalam menghadapi tantangan global berakar pada tata kelola yang baik dan lembaga pemerintahan yang kuat. Hal ini sejalan dengan tema konferensi tersebut.
Agenda Utama Konferensi PUIC ke-19
Beberapa agenda utama dibahas dalam konferensi ini, termasuk memperkuat solidaritas antar Muslim, mempromosikan perdamaian, memajukan kerja sama ekonomi, memberdayakan perempuan, dan memerangi Islamophobia, intoleransi, dan segala bentuk diskriminasi lainnya. Puan Maharani juga menyampaikan, "Selain itu, dukungan untuk perjuangan rakyat Palestina tetap menjadi fokus utama, dengan diskusi tentang langkah-langkah konkret yang dapat diambil oleh negara-negara anggota PUIC."
Konferensi ini juga fokus pada isu-isu politik dan ekonomi. Oleh karena itu, pendidikan bagi generasi muda harus diprioritaskan karena dapat menjadi game changer bagi kemajuan nasional. "Dengan pendidikan, kita juga dapat menjaga dan melestarikan norma dan budaya," tambah Puan Maharani.
Salah satu agenda penting lainnya adalah pemberdayaan perempuan. Meskipun perempuan dan laki-laki memiliki karakteristik biologis yang berbeda, keduanya memiliki hak yang sama untuk maju dan mengembangkan potensi spiritual, intelektual, sosial, dan ekonominya. Puan Maharani menyoroti bahwa beberapa pemimpin parlemen PUIC saat ini adalah perempuan, termasuk dirinya sebagai perempuan pertama yang menjadi Ketua DPR RI.
Prestasi ini, menurutnya, dapat menginspirasi banyak perempuan di dunia Islam untuk mengambil peran yang lebih besar di masyarakat. "Saya berdiri di sini sebagai perempuan pertama yang menjadi Ketua DPR RI. Ini adalah bukti bahwa perempuan juga dapat memegang jabatan publik tinggi di negara besar seperti Indonesia, dengan populasi 280 juta jiwa," tegas Puan Maharani.
Peran Perempuan dalam Kepemimpinan Global
Partisipasi perempuan dalam kepemimpinan global semakin mendapat perhatian. Keberhasilan Puan Maharani sebagai Ketua DPR RI menjadi contoh nyata kontribusi perempuan dalam politik dan pemerintahan. Hal ini menunjukkan bahwa kesetaraan gender bukan hanya slogan, tetapi juga realitas yang dapat diwujudkan.
Keberhasilan Puan Maharani juga diharapkan dapat mendorong lebih banyak perempuan untuk berani berkiprah di dunia politik dan pemerintahan. Partisipasi perempuan yang lebih besar akan memperkaya perspektif dan solusi dalam mengatasi berbagai tantangan global.
Konferensi PUIC ke-19 menjadi bukti komitmen negara-negara anggota OKI untuk memperkuat kerja sama dan solidaritas dalam menghadapi tantangan global. Dengan menekankan pentingnya perdamaian, tata kelola yang baik, dan pemberdayaan perempuan, konferensi ini diharapkan dapat memberikan kontribusi positif bagi pembangunan berkelanjutan di seluruh dunia.