Pulau Belitung: Pionir 'Carbon Free Island' di Indonesia
Pulau Belitung ditunjuk sebagai pionir daerah bebas karbon pertama di Indonesia, terinspirasi oleh keberhasilan Jeju Island, Korea Selatan.

Apa, Siapa, Di mana, Kapan, Mengapa, Bagaimana? Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menetapkan Pulau Belitung, Kepulauan Bangka Belitung, sebagai pionir 'Carbon Free Island' (CFI) atau daerah bebas karbon di Indonesia. Pengumuman ini disampaikan Gubernur Kepulauan Bangka Belitung, Hidayat Arsani, pada Sabtu, 03 Mei 2024, setelah berdiskusi dengan Staf Khusus Menteri KKP, Dyah Erowati. Langkah ini diambil sebagai upaya mitigasi perubahan iklim dan terinspirasi dari keberhasilan Jeju Island, Korea Selatan, yang juga merupakan UNESCO Global Geopark.
Keputusan ini merupakan sebuah terobosan signifikan dalam upaya Indonesia mengurangi emisi karbon. Pulau Belitung dipilih karena kemiripannya dengan Jeju Island, baik dari segi geografi sebagai UNESCO Global Geopark maupun potensi wisata. Dengan menjadikan Belitung sebagai contoh, diharapkan pulau-pulau lain di Indonesia dapat mengikuti jejaknya dalam menerapkan konsep CFI.
Gubernur Hidayat Arsani menyambut baik rencana ini dan menyatakan kesiapannya untuk berkoordinasi dengan KKP dalam implementasinya. Ia menekankan bahwa Kepulauan Bangka Belitung memiliki kondisi yang kondusif untuk mendukung program ini, termasuk keamanan, ketertiban, dan keindahan pariwisata yang dapat semakin meningkat dengan predikat CFI.
Potensi Pulau Belitung sebagai Carbon Free Island
Pulau Belitung memiliki potensi besar untuk menjadi pionir CFI di Indonesia. Keindahan alamnya yang masih terjaga dan statusnya sebagai UNESCO Global Geopark menjadi daya tarik utama. Dengan menerapkan konsep CFI, diharapkan pariwisata Belitung akan semakin berkembang dan berkelanjutan.
Penerapan konsep CFI di Belitung akan melibatkan berbagai sektor, termasuk energi, transportasi, dan pengelolaan sampah. Hal ini membutuhkan komitmen dan kerja sama dari berbagai pihak, baik pemerintah, masyarakat, maupun sektor swasta. KKP berencana untuk berbagi ilmu dan pengalaman dengan pemerintah daerah dalam implementasi program ini.
Salah satu tantangan yang harus dihadapi adalah transisi dari penggunaan bahan bakar fosil ke energi terbarukan. Hal ini membutuhkan investasi dan inovasi teknologi yang tepat. Namun, dengan dukungan dari pemerintah pusat dan komitmen dari pemerintah daerah, tantangan ini diharapkan dapat diatasi.
Inspirasi dari Jeju Island, Korea Selatan
Ide menjadikan Belitung sebagai CFI terinspirasi dari keberhasilan Jeju Island, Korea Selatan. Jeju Island, yang juga merupakan UNESCO Global Geopark, telah mendeklarasikan diri sebagai CFI pada tahun 2030. Keberhasilan Jeju Island menjadi contoh yang baik bagi Belitung dalam menerapkan konsep CFI.
Jeju Island menarik lebih dari 11 juta wisatawan setiap tahunnya. Keberhasilan ini menunjukkan potensi ekonomi yang besar dari pariwisata berkelanjutan. Belitung diharapkan dapat mengikuti jejak Jeju Island dalam mengembangkan pariwisata yang ramah lingkungan dan berkelanjutan.
Dengan menerapkan konsep CFI, Belitung dapat menjadi model bagi pulau-pulau lain di Indonesia dalam upaya mitigasi perubahan iklim. Hal ini akan memberikan kontribusi positif bagi lingkungan dan perekonomian Indonesia.
Penerapan konsep CFI di Belitung tidak hanya akan berdampak positif bagi lingkungan, tetapi juga akan meningkatkan daya tarik wisata dan perekonomian daerah. Dengan dukungan dari pemerintah pusat dan daerah, serta partisipasi aktif masyarakat, Pulau Belitung berpotensi menjadi contoh sukses penerapan CFI di Indonesia.
Langkah ini sejalan dengan upaya global dalam mengatasi perubahan iklim dan mendukung pembangunan berkelanjutan. Pulau Belitung diharapkan dapat menjadi contoh bagi daerah lain di Indonesia dalam menerapkan konsep CFI dan mewujudkan Indonesia yang lebih ramah lingkungan.