Re-industrialisasi: Kunci Penguatan Ekonomi Indonesia Menuju 2045
Menteri PU dan Ketua Umum PII sepakat bahwa re-industrialisasi, didukung infrastruktur efisien dan teknologi inovatif, merupakan langkah strategis memperkuat ekonomi Indonesia menuju visi Indonesia Emas 2045.
![Re-industrialisasi: Kunci Penguatan Ekonomi Indonesia Menuju 2045](https://cdns.klimg.com/mav-prod-resized/0x0/ori/image_bank/2025/02/13/150029.309-re-industrialisasi-kunci-penguatan-ekonomi-indonesia-menuju-2045-1.jpeg)
Jakarta, 13 Februari 2024 - Menteri Pekerjaan Umum (PU), Dody Hanggodo, dan Ketua Umum Persatuan Insinyur Indonesia (PII), Ilham Akbar Habibie, menyatakan re-industrialisasi sebagai kunci utama dalam memperkuat daya saing ekonomi nasional. Langkah ini dinilai krusial untuk mencapai visi Indonesia Emas 2045. Kesepakatan ini ditekankan dalam jumpa pers di Jakarta.
Infrastruktur dan Teknologi: Pilar Re-industrialisasi
Menurut Menteri PU, keberhasilan re-industrialisasi sangat bergantung pada tiga faktor utama: infrastruktur yang efisien, teknologi yang mendukung, dan sumber daya manusia (SDM) yang unggul. Kementerian PU, tegasnya, tidak hanya berfokus pada pembangunan jalan dan jembatan, tetapi juga memastikan infrastruktur yang dibangun mendukung sektor industri dan sistem logistik yang lebih efisien. "Kami tidak hanya membangun jalan dan jembatan, dengan ini Kementerian PU juga memastikan infrastruktur mendukung industri dan sistem logistik yang lebih efisien," kata Dody.
Senada dengan Menteri PU, Ilham Akbar Habibie menekankan pentingnya infrastruktur dan teknologi inovatif. Ia menyatakan bahwa ekosistem industri yang kuat membutuhkan infrastruktur yang efisien dan teknologi penunjang. "Kalau kita ingin industri nasional maju, ekosistemnya harus kuat. Itu berarti infrastruktur yang efisien dan teknologi yang mendukung," ujarnya.
Investasi Tepat Sasaran dan Penekanan ICOR
Dody dan Ilham sepakat bahwa pembangunan infrastruktur yang efisien dan investasi tepat sasaran akan mempercepat pertumbuhan industri. Mereka juga menekankan pentingnya menekan Incremental Capital Output Ratio (ICOR) yang menjadi perhatian utama saat ini. Dody, yang juga menjabat sebagai Dewan Pembina PII, menjelaskan, "Investasi harus menghasilkan pertumbuhan nyata. Pembangunan infrastruktur harus memberikan manfaat jangka panjang, untuk itu target penurunan ICOR menjadi perhatian kami."
Komitmen Kementerian PU dalam menjamin konektivitas logistik nasional juga diutarakan. Hal ini akan dicapai melalui pembangunan jalan strategis, bendungan, dan rehabilitasi jaringan irigasi untuk mempercepat pertumbuhan industri. Upaya ini diharapkan dapat memberikan dampak signifikan terhadap peningkatan efisiensi dan daya saing industri nasional.
Peran Insinyur Indonesia
Ilham Habibie juga menyoroti peran penting insinyur Indonesia dalam memastikan investasi yang tepat guna. "Insinyur Indonesia punya keahlian untuk mengoptimalkan sumber daya yang ada agar pembangunan lebih efisien dan kompetitif," katanya. Pernyataan ini menekankan pentingnya peran SDM unggul dalam mendukung keberhasilan re-industrialisasi.
Kesimpulan
Re-industrialisasi menjadi fokus utama dalam upaya memperkuat ekonomi Indonesia menuju 2045. Kolaborasi antara Kementerian PU dan PII, dengan fokus pada pembangunan infrastruktur yang efisien, penerapan teknologi inovatif, dan optimalisasi peran insinyur Indonesia, diharapkan dapat mendorong pertumbuhan industri yang berkelanjutan dan menekan ICOR. Komitmen ini menunjukkan langkah nyata pemerintah dalam membangun ekonomi yang kuat dan berdaya saing global.