Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan
Artikel ini ditulis oleh
Kelik Dewanto
Editor Kelik Dewanto
K
Reporter
  • Kelik Dewanto
Disclaimer

Artikel ini ditulis ulang menggunakan artificial intelligence (AI). Jika ada kesalahan dalam konten, mohon laporkan ke redaksi.

Rupiah Melemah: Potensi Kesepakatan Tarif AS Picu Kekhawatiran Resesi
Rupiah Melemah: Potensi Kesepakatan Tarif AS Picu Kekhawatiran Resesi

Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS melemah akibat potensi kesepakatan tarif AS dengan negara lain, yang memicu kekhawatiran akan resesi ekonomi di Amerika Serikat.

#planetantara
Rupiah Melemah: Respons Negatif atas Tarif Resiprokal AS Jadi Pemicu Utama
Rupiah Melemah: Respons Negatif atas Tarif Resiprokal AS Jadi Pemicu Utama

Pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS disebabkan oleh respons negatif global terhadap kebijakan tarif resiprokal Amerika Serikat dan faktor geopolitik yang memanas.

#planetantara
Rupiah Menguat: Pelemahan Kepercayaan Konsumen AS dan Ketidakpastian Tarif Trump
Rupiah Menguat: Pelemahan Kepercayaan Konsumen AS dan Ketidakpastian Tarif Trump

Rupiah menguat di tengah pelemahan indeks kepercayaan konsumen AS dan ketidakpastian seputar kebijakan tarif Presiden Trump, meskipun kekhawatiran domestik tetap ada.

#planetantara
Rupiah Melemah: Tren Proteksionisme Global dan Faktor Domestik Jadi Biang Keladi
Rupiah Melemah: Tren Proteksionisme Global dan Faktor Domestik Jadi Biang Keladi

Pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS mencapai 0,27 persen disebabkan oleh tren proteksionisme global dan sentimen domestik, terutama terkait pertumbuhan ekonomi dan kebijakan fiskal.

#planetantara
Rupiah Melemah: Risiko Tarif AS dan Sentimen Dalam Negeri Jadi Biang Keladi
Rupiah Melemah: Risiko Tarif AS dan Sentimen Dalam Negeri Jadi Biang Keladi

Pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS disebabkan oleh kekhawatiran investor terhadap potensi kenaikan tarif perdagangan AS dan sentimen negatif dalam negeri menjelang Lebaran.

#planetantara
Ancaman Tarif AS: Rupiah Diprediksi Melemah, Sentuh Rp16.550 per Dolar?
Ancaman Tarif AS: Rupiah Diprediksi Melemah, Sentuh Rp16.550 per Dolar?

Kebijakan tarif baru Amerika Serikat yang akan berlaku mulai 2 April 2025, berpotensi membuat nilai tukar Rupiah melemah hingga Rp16.550 per dolar AS.

#planetantara
Ancaman Tarif Timbal Balik Trump Picu Pelemahan Rupiah
Ancaman Tarif Timbal Balik Trump Picu Pelemahan Rupiah

Nilai tukar rupiah melemah terhadap dolar AS, dipengaruhi ancaman tarif timbal balik dari Presiden AS Donald Trump yang meningkatkan kekhawatiran akan perang dagang global dan potensi resesi AS.

#planetantara
Rupiah Menguat: Kekhawatiran Ekonomi AS dan Stabilitas Pangan Jadi Penopang
Rupiah Menguat: Kekhawatiran Ekonomi AS dan Stabilitas Pangan Jadi Penopang

Nilai tukar rupiah menguat signifikan seiring meningkatnya kekhawatiran atas perlambatan ekonomi AS dan kestabilan harga pangan jelang Ramadhan 2025.

#planetantara
Rupiah Menguat di Tengah Kekhawatiran Pelambatan Ekonomi AS
Rupiah Menguat di Tengah Kekhawatiran Pelambatan Ekonomi AS

Kekhawatiran atas pelambatan ekonomi AS akibat tarif impor baru mendorong penguatan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS, meskipun potensi pelemahan masih ada.

#planetantara
Rupiah Melemah: Kekhawatiran Ekonomi Global Tekan Kurs Dolar
Rupiah Melemah: Kekhawatiran Ekonomi Global Tekan Kurs Dolar

Nilai tukar rupiah melemah terhadap dolar AS karena kekhawatiran investor akan perlambatan ekonomi global dan kebijakan moneter AS.

#planetantara
Rupiah Melemah: Kebijakan Tarif AS dan Suku Bunga The Fed Jadi Biang Keladi
Rupiah Melemah: Kebijakan Tarif AS dan Suku Bunga The Fed Jadi Biang Keladi

Pelemahan rupiah hari ini dipengaruhi kebijakan tarif AS terhadap Kanada dan Meksiko serta isyarat dari petinggi Bank Sentral AS terkait suku bunga acuan.

#planetantara
Rupiah Melemah: Eskalasi Perang Dagang Global dan Penguatan Dolar AS
Rupiah Melemah: Eskalasi Perang Dagang Global dan Penguatan Dolar AS

Pelemahan rupiah terhadap dolar AS disebabkan peningkatan ketegangan perdagangan global, terutama antara AS dan China, serta kondisi ketenagakerjaan AS yang kuat yang mendorong penguatan dolar AS.

Sumber Antara