Samuel Wattimena Dorong Kolaborasi Seni Tradisional Semarang dengan Fashion dan Pariwisata
Anggota DPR RI Samuel Wattimena menginisiasi kolaborasi antara pegiat seni tradisional Semarang, Indonesia Fashion Chamber, dan Duta Wisata untuk melestarikan dan mempromosikan budaya lokal.

Anggota Komisi VII DPR RI, Samuel Wattimena, dalam kunjungan resesnya di Semarang pada Minggu, 23 Maret 2024, mengajak para pegiat kesenian tradisional di Kota Semarang untuk berkolaborasi dengan Indonesia Fashion Chamber (IFC) dan Duta Wisata Kota Semarang (Denok-Kenang). Inisiatif ini bertujuan untuk mengembangkan dan mempromosikan seni tradisional Semarang secara lebih luas. Langkah ini diyakini akan memberikan dampak positif bagi pelestarian budaya dan perekonomian lokal.
Samuel Wattimena, yang juga dikenal sebagai perancang busana, melihat potensi besar dari kolaborasi ini. Ia menekankan pentingnya sinergi antara ketiga elemen tersebut. Menurutnya, IFC Semarang dapat membantu meningkatkan penampilan para pegiat seni tradisional, sementara Denok-Kenang berperan dalam mempromosikan karya-karya seni tersebut kepada khalayak yang lebih luas. Kolaborasi ini diharapkan mampu mengangkat nilai seni tradisional dan memperkenalkannya ke kancah nasional bahkan internasional.
Lebih lanjut, Samuel berharap kolaborasi ini dapat menghasilkan pergelaran besar pada bulan Agustus mendatang yang memadukan seni tradisional dan desain busana modern. Ia optimistis pergelaran ini akan menjadi daya tarik tersendiri dan memberikan dampak positif bagi para seniman dan desainer yang terlibat. Dengan demikian, inisiatif ini tidak hanya bertujuan untuk melestarikan budaya, tetapi juga untuk memberdayakan para pelaku seni dan meningkatkan perekonomian kreatif di Semarang.
Menyatukan Seni Tradisional, Fashion, dan Pariwisata
Samuel Wattimena mengungkapkan bahwa saat ini baru lima paguyuban kesenian tradisional yang terlibat dalam inisiatif ini. Namun, ia berencana untuk melibatkan lebih banyak komunitas seni tradisional di Semarang. Ke depannya, ia akan melakukan kunjungan langsung ke berbagai komunitas untuk memperluas jangkauan kolaborasi ini. Hal ini menunjukkan komitmennya untuk memastikan bahwa inisiatif ini dapat menjangkau seluruh komunitas seni tradisional di Kota Semarang.
Para perancang busana dari IFC Semarang diharapkan dapat mengambil inspirasi dari tarian-tarian tradisional untuk menghasilkan karya-karya desain busana yang inovatif. Kolaborasi ini diharapkan dapat menghasilkan karya-karya yang unik dan mencerminkan kekayaan budaya Indonesia. Dengan demikian, seni tradisional tidak hanya dilestarikan, tetapi juga diinterpretasikan kembali dalam bentuk yang modern dan relevan dengan perkembangan zaman.
Duta Wisata Kota Semarang, Denok-Kenang, memiliki peran penting dalam mempromosikan hasil kolaborasi ini. Mereka akan menjadi jembatan antara para seniman, desainer, dan masyarakat luas. Dengan memanfaatkan media sosial dan berbagai platform promosi lainnya, diharapkan kolaborasi ini dapat menjangkau khalayak yang lebih luas dan meningkatkan apresiasi masyarakat terhadap seni tradisional Semarang.
Tantangan dan Harapan untuk Seni Tradisional Semarang
Rudjito, seorang pegiat seni tari tradisional jaranan Semarang, mengungkapkan bahwa terdapat lebih dari 30 paguyuban kesenian tradisional di Semarang. Namun, banyak di antaranya yang masih menghadapi berbagai tantangan, termasuk kurangnya dukungan dan pengakuan. Banyak komunitas yang belum memiliki Surat Keterangan Terdaftar (SKT) dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata.
Komunitas-komunitas kesenian tradisional ini tersebar di berbagai wilayah di Semarang, dengan konsentrasi yang lebih tinggi di kecamatan seperti Mijen, Candisari, Gunungpati, Semarang Selatan, dan Banyumanik. Kolaborasi yang diinisiasi oleh Samuel Wattimena diharapkan dapat memberikan solusi bagi tantangan yang dihadapi oleh komunitas-komunitas ini.
Rudjito berharap inisiatif ini dapat memberikan perhatian lebih dari Pemerintah Kota Semarang kepada para pegiat seni tradisional. Ia menekankan pentingnya dukungan pemerintah agar para seniman dapat terus berkarya dan melestarikan budaya tradisional. Dengan adanya dukungan yang memadai, diharapkan seni tradisional Semarang dapat terus berkembang dan tidak tergerus oleh perkembangan zaman.
Inisiatif kolaborasi yang digagas oleh Samuel Wattimena ini diharapkan dapat menjadi model bagi pengembangan dan pelestarian seni tradisional di daerah lain di Indonesia. Dengan menyatukan berbagai elemen, dari seniman tradisional, desainer, hingga pariwisata, diharapkan seni tradisional dapat tetap lestari dan memberikan dampak positif bagi perekonomian dan kebudayaan Indonesia.