Shalat: Pilar Karakter Bangsa, Menurut Mendikdasmen
Mendikdasmen Abdul Mu'ti menekankan pentingnya shalat bagi pembentukan karakter mulia generasi muda Indonesia, menghubungkannya dengan ayat Al-Quran dan tujuan pendidikan nasional.
![Shalat: Pilar Karakter Bangsa, Menurut Mendikdasmen](https://cdns.klimg.com/mav-prod-resized/0x0/ori/image_bank/2025/01/31/230209.794-shalat-pilar-karakter-bangsa-menurut-mendikdasmen-1.jpg)
Mendikbudristek Dorong Pentingnya Shalat untuk Karakter Bangsa
Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek), Abdul Mu'ti, baru-baru ini menyampaikan pentingnya shalat bagi pembentukan karakter generasi muda Indonesia. Pernyataan ini disampaikan dalam acara Pengkajian Isra Mikraj Nabi Muhammad SAW 1446 H di Jakarta, Jumat lalu, menekankan hubungan erat antara ibadah shalat dengan pembangunan karakter mulia.
Dalam acara tersebut, Mendikbudristek mengutip ayat Alquran untuk menjelaskan korelasi shalat dengan pencegahan perbuatan keji dan mungkar. Beliau merujuk pada Surat Al-Ankabut ayat 45: "inna sholata tanha anil fahsyai wal munkar" yang berarti shalat mencegah perbuatan keji dan mungkar. Dengan demikian, shalat diposisikan sebagai benteng pertahanan moral bagi generasi muda.
Lebih lanjut, Mendikbudristek juga mengutip Surat Luqman ayat 17: "Aqimi assalaata wa mur bil marufi wa anha ani al munkari wa asbir ala ma asabaka inna dhalika min azmi al umuri". Ayat ini, menurut beliau, menjelaskan hubungan shalat dengan kepribadian utama dan kesabaran, dua hal krusial dalam pembentukan karakter yang mulia.
Menurut Mendikbudristek, shalat membentuk komitmen untuk senantiasa berada di jalan yang benar. Komitmen ini menjadi landasan bagi terbentuknya pribadi berkarakter mulia. Hal ini sejalan dengan tujuan pendidikan nasional, yaitu membangun generasi dengan akhlakul karimah atau karakter mulia.
Pandangan Mendikbudristek ini sejalan dengan visi pendidikan Indonesia yang bertujuan mencetak generasi penerus bangsa yang berkarakter kuat dan berakhlak mulia. Shalat, dalam konteks ini, bukan sekadar ritual keagamaan, melainkan pondasi pembentukan karakter yang berdampak positif pada kehidupan berbangsa dan bernegara.
Acara tersebut dihadiri oleh tokoh penting seperti Menteri Pendidikan Tinggi, Riset dan Teknologi, Wakil Mendikbudristek, dan Ustaz Adi Hidayat. Kehadiran mereka menunjukkan dukungan terhadap pentingnya nilai-nilai agama dalam pendidikan karakter.
Kesimpulannya, Mendikbudristek menekankan pentingnya shalat sebagai pilar pembentukan karakter mulia generasi muda Indonesia. Hal ini sejalan dengan tujuan pendidikan nasional untuk mencetak generasi penerus bangsa yang berakhlak mulia dan berkarakter kuat.