Siaga Darurat Banjir Batanghari: 30 Sekolah Terendam, Pemkab Pastikan Kesiapsiagaan
Banjir melanda sejumlah wilayah di Kabupaten Batanghari, Jambi, mengakibatkan 30 sekolah terendam dan Pemkab Batanghari menggelar apel siaga darurat bencana hidrometeorologi.

Banjir yang melanda beberapa wilayah di Kabupaten Batanghari, Jambi, telah memaksa Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Batanghari untuk menggelar Apel Siaga Darurat Bencana Hidrometeorologi. Apel ini digelar pada Rabu, 12 Maret 2024, di Muara Bulian, sebagai respon terhadap intensitas hujan tinggi beberapa pekan terakhir yang mengakibatkan sejumlah daerah terendam banjir. Banjir ini telah mempengaruhi akses jalan dan kegiatan belajar mengajar di 30 sekolah di tujuh kecamatan.
Bupati Batanghari, Muhammad Fadhil Arief, menyatakan kesiapsiagaan pemerintah dalam menghadapi situasi darurat ini. "Kami dari pemerintah sudah siap dan berjaga-jaga untuk wilayah terendam banjir apabila banjir tersebut mengalami kenaikan lagi," tegasnya. Pemkab mencatat daerah yang terdampak banjir merupakan wilayah resapan air, sehingga antisipasi terhadap kenaikan air gelombang kedua setelah banjir surut menjadi prioritas.
Selain kesiapsiagaan pemerintah, masyarakat Batanghari juga dinilai sudah cukup siap menghadapi banjir. Namun, Pemkab tetap menginstruksikan instansi terkait untuk mengecek kesiapan alat dan peralatan dalam penanganan banjir. Langkah ini diambil untuk memastikan penanganan yang efektif dan efisien jika terjadi peningkatan ketinggian air.
30 Sekolah Terendam Banjir di Batanghari
Curah hujan tinggi mengakibatkan 30 sekolah di Kabupaten Batanghari terendam banjir. Sekretaris Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (PDK) Kabupaten Batanghari, Naswin, menyampaikan bahwa laporan mengenai sekolah-sekolah yang terdampak telah disampaikan kepada Bupati. Sekolah-sekolah yang terdampak tersebar di tujuh kecamatan, yaitu Muara Bulian, Muara Tembesi, Batin XXIV, Mersam, Maro Sebo Ulu (MSU), Pemayung, dan Bajubang.
Naswin menjelaskan terdapat dua kategori sekolah yang terdampak. Pertama, sekolah dengan akses jalan yang terendam banjir dengan ketinggian air mencapai kurang lebih satu meter. Kedua, sekolah yang bangunannya sudah terendam banjir. Untuk sekolah yang terendam, proses belajar mengajar dialihkan ke pembelajaran daring yang dipantau oleh orang tua masing-masing.
Keputusan untuk melakukan pembelajaran daring diambil untuk memastikan keselamatan siswa. "Jika kita memaksakan kegiatan belajar mengajar di sekolah yang terendam banjir nantinya akan membahayakan keselamatan peserta didik," jelas Naswin. Pihak Dinas Pendidikan dan Kebudayaan terus memantau kondisi di setiap sekolah dan perkembangan ketinggian air.
Upaya Pemkab Batanghari dalam Penanganan Banjir
Pemkab Batanghari telah mengambil langkah-langkah untuk mengantisipasi dan menangani dampak banjir. Apel siaga darurat bencana hidrometeorologi merupakan salah satu upaya untuk memastikan kesiapan seluruh pihak dalam menghadapi potensi peningkatan ketinggian air. Selain itu, Pemkab juga terus memantau perkembangan situasi di lapangan dan berkoordinasi dengan instansi terkait.
Fokus utama Pemkab Batanghari adalah memastikan keselamatan warga dan kelancaran proses belajar mengajar. Pembelajaran daring menjadi solusi sementara untuk sekolah yang terendam banjir. Pemerintah juga memastikan kesiapan peralatan dan sumber daya untuk penanganan banjir, termasuk antisipasi terhadap potensi kenaikan air gelombang kedua.
Meskipun masyarakat dinilai sudah siap menghadapi banjir, Pemkab tetap menekankan pentingnya kewaspadaan dan kesiapsiagaan. Langkah-langkah antisipasi dan koordinasi yang baik diharapkan dapat meminimalisir dampak negatif banjir terhadap masyarakat Batanghari.
Situasi banjir di Kabupaten Batanghari terus dipantau. Pemkab Batanghari berkomitmen untuk memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat dan memastikan keselamatan warga tetap menjadi prioritas utama dalam penanganan bencana ini. Kerja sama antara pemerintah dan masyarakat sangat penting untuk menghadapi tantangan ini.