SMKN 1 Yembun Butuh Asrama: Siswa Belajar di Rumah Guru
SMKN 1 Yembun di Tambrauw, Papua Barat Daya, kekurangan asrama sehingga siswa tinggal di rumah guru; sekolah berharap pemerintah segera membangun asrama untuk meningkatkan kualitas pendidikan.

SMK Negeri 1 Yembun, Kabupaten Tambrauw, Provinsi Papua Barat Daya, tengah menghadapi kendala serius: kurangnya asrama untuk menampung para siswanya. Sekolah yang terletak di wilayah terpencil ini terpaksa menampung siswa-siswinya di rumah para guru. Kondisi ini diungkapkan oleh Kepala Sekolah, Agustinus Naa, dalam wawancara pada Selasa, 25 Februari 2024.
Sebanyak 44 siswa SMK Negeri 1 Yembun, berasal dari berbagai distrik terpencil seperti Sausapor, Moraid, Bikar, dan Bamusbama. Karena jauh dari rumah dan tanpa keluarga di sekitar sekolah, mereka terpaksa tinggal bersama para guru. Kondisi ini jelas mempersulit siswa dalam mendapatkan tempat tinggal yang layak dan nyaman untuk belajar.
Agustinus Naa menjelaskan, "Siswa kita ini berasal dari wilayah terjauh itu seperti Distrik Sausapor, Moraid, Bikar dan Distrik Bamusbama masih menumpang dengan kami para guru karena belum ada tempat tinggal bagi siswa." Beliau menekankan bahwa penyediaan asrama sangat penting untuk meningkatkan kualitas pendidikan di sekolah tersebut.
Kendala Tempat Tinggal Siswa SMKN 1 Yembun
Kurangnya asrama menjadi kendala utama bagi SMKN 1 Yembun dalam meningkatkan kualitas pendidikan. Siswa yang tinggal di rumah guru tentu saja memiliki keterbatasan ruang dan fasilitas belajar yang memadai. Kondisi ini berdampak pada konsentrasi dan prestasi belajar siswa.
Agustinus Naa berharap adanya asrama dapat mengatasi masalah ini. "Ketika siswa-siswi ini mendapatkan tempat tinggal yang layak, fasilitas memadai maka sangat memungkinkan peningkatan kualitas pendidikan di sekolah kejuruan itu akan berjalan lebih optimal," ujarnya. Beliau juga menjelaskan bahwa animo masyarakat untuk menyekolahkan anak-anak mereka ke SMKN 1 Yembun cukup tinggi.
Namun, keterbatasan tempat tinggal menjadi kendala besar dalam menerima siswa baru. "Ketika kami melakukan sosialisasi penerimaan murid baru, orang tua sering bertanya tentang kapasitas daya tampung tempat tinggal, dan itu masih menjadi kendala kita hingga saat ini," ungkap Agustinus Naa.
Usulan Pembangunan Asrama dan Respon Pemerintah
Pihak SMKN 1 Yembun telah mengajukan proposal pembangunan asrama kepada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Tambrauw. Proposal tersebut mencakup kebutuhan asrama yang ideal, yaitu dengan daya tampung sekitar 20 orang putra dan putri, lengkap dengan ruang dapur, ruang makan, dan ruang tidur.
Meskipun Dinas terkait telah menyetujui usulan pembangunan asrama, hingga saat ini belum ada realisasi pembangunan. Hal ini menjadi perhatian serius bagi pihak sekolah dan masyarakat setempat yang berharap agar masalah ini segera terselesaikan.
Agustinus Naa berharap pemerintah daerah segera merealisasikan pembangunan asrama tersebut. Keberadaan asrama yang layak akan sangat membantu meningkatkan akses dan kualitas pendidikan bagi siswa-siswi SMKN 1 Yembun yang berasal dari daerah terpencil.
Harapan untuk Masa Depan Pendidikan di Tambrauw
SMKN 1 Yembun memiliki 44 siswa yang terbagi dalam tiga kelas. Dengan adanya asrama, diharapkan akan lebih banyak siswa yang dapat mengenyam pendidikan di sekolah tersebut tanpa terkendala masalah tempat tinggal. Pembangunan asrama ini bukan hanya sekadar penyediaan tempat tinggal, tetapi juga investasi untuk masa depan pendidikan di Kabupaten Tambrauw.
Semoga pemerintah daerah dapat segera mewujudkan pembangunan asrama ini sehingga kualitas pendidikan di SMKN 1 Yembun dapat meningkat dan memberikan kesempatan yang lebih baik bagi anak-anak di daerah terpencil untuk meraih cita-cita mereka.
Dengan terpenuhinya kebutuhan asrama, diharapkan akan meningkatkan minat masyarakat untuk menyekolahkan anak-anak mereka di SMKN 1 Yembun dan pada akhirnya berkontribusi pada peningkatan kualitas sumber daya manusia di Kabupaten Tambrauw.