Subsidi Rp5,5 Miliar Dukung Penerbangan Perintis di Bandara Gatot Subroto
Pemerintah Provinsi Lampung dan empat daerah lain menggelontorkan subsidi Rp5,5 miliar untuk menjamin operasional penerbangan perintis di Bandara Gatot Subroto, Way Kanan, guna meningkatkan aksesibilitas dan perekonomian daerah.
![Subsidi Rp5,5 Miliar Dukung Penerbangan Perintis di Bandara Gatot Subroto](https://cdns.klimg.com/mav-prod-resized/0x0/ori/image_bank/2025/02/05/220134.985-subsidi-rp55-miliar-dukung-penerbangan-perintis-di-bandara-gatot-subroto-1.jpg)
Bandar Lampung, 5 Februari 2024 - Penerbangan perintis di Bandara Gatot Subroto, Kabupaten Way Kanan, Lampung, mendapat suntikan dana segar sebesar Rp5,5 miliar. Subsidi ini merupakan bentuk kolaborasi antara Pemerintah Provinsi Lampung dan empat kabupaten/kota di sekitarnya untuk menjamin kelancaran operasional penerbangan yang melayani masyarakat di daerah terpencil.
Sumber Dana Subsidi
Kepala Dinas Perhubungan Provinsi Lampung, Bambang Sumbogo, menjelaskan bahwa subsidi tersebut berasal dari beberapa sumber. Provinsi Lampung sendiri berkontribusi sebesar Rp1 miliar. Provinsi Sumatera Selatan juga turut memberikan dukungan sebesar Rp1 miliar. Kabupaten Way Kanan, sebagai lokasi bandara, memberikan kontribusi terbesar yaitu Rp1,5 miliar. Sementara itu, Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU) Selatan, OKU Timur, dan Lampung Barat masing-masing menyumbang Rp500 juta.
"Jadi ada dua jenis subsidi," terang Bambang. "Ada subsidi dari Kementerian Perhubungan untuk maskapai Susi Air, dan subsidi kolaborasi lima daerah ini untuk maskapai Citilink." Subsidi ini difokuskan untuk menjamin operasional penerbangan, terutama jika terjadi kekurangan pendapatan dari tiket penumpang.
Menjamin Kelancaran Penerbangan
Bambang menambahkan bahwa dana subsidi tersebut berfungsi sebagai "deposit". Jika jumlah penumpang tidak sesuai dengan kapasitas pesawat, maka dana subsidi akan digunakan untuk menutupi kekurangan biaya operasional. Dengan adanya jaminan dana ini, maskapai penerbangan dapat lebih optimis dalam memberikan pelayanan.
"Kalau penerbangannya ramai, dana subsidi ini tidak perlu digunakan," jelas Bambang. "Ini bentuk keseriusan lima daerah untuk memajukan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat melalui aksesibilitas udara yang lebih baik, seperti yang telah berhasil dilakukan di Toraja, Sulawesi Selatan."
Dampak Positif Subsidi
Subsidi Rp5,5 miliar ini diharapkan dapat meningkatkan frekuensi penerbangan dan aksesibilitas masyarakat di sekitar Bandara Gatot Subroto terhadap layanan penerbangan. Hal ini akan berdampak positif pada perekonomian daerah, mempermudah mobilitas penduduk, serta membuka peluang usaha baru. Kolaborasi antar daerah ini menjadi contoh sinergi yang efektif dalam mengembangkan infrastruktur dan layanan publik di daerah terpencil.
Keberhasilan program ini diharapkan dapat menjadi model bagi daerah lain dalam meningkatkan konektivitas dan pemerataan pembangunan di Indonesia. Dengan dukungan dana yang cukup, diharapkan penerbangan perintis di Bandara Gatot Subroto dapat berjalan lancar dan memberikan manfaat optimal bagi masyarakat.
Kesimpulan
Subsidi Rp5,5 miliar untuk penerbangan perintis di Bandara Gatot Subroto merupakan langkah strategis dalam meningkatkan konektivitas dan perekonomian di wilayah tersebut. Kolaborasi antar pemerintah daerah menunjukkan komitmen yang kuat untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui aksesibilitas transportasi udara yang lebih baik. Semoga model kerjasama ini dapat diadopsi di daerah lain untuk mendorong pemerataan pembangunan di Indonesia.