Sungai Musi Kembali Normal Usai Tragedi Ledakan Kapal Jukung di Palembang
Arus lalu lintas di Sungai Musi, Palembang, telah kembali normal setelah insiden ledakan kapal jukung yang menewaskan beberapa orang dan melukai lainnya pada Jumat lalu.

Ledakan kapal jukung di Sungai Musi, Palembang, Sumatera Selatan, pada Jumat (9/5) sekitar pukul 16.40 WIB, sempat menghebohkan warga dan mengganggu arus lalu lintas perairan. Kejadian ini melibatkan sebuah kapal jukung bermuatan sembako, gas elpiji, dan 3 unit kendaraan bermotor yang hendak berlayar dari Palembang menuju Karang Agung. Akibatnya, tujuh orang awak kapal mengalami luka-luka, beberapa di antaranya harus dirawat inap di rumah sakit.
Menurut keterangan Ucok (41), warga tepi Sungai Musi Kawasan Ilir Palembang, pagi harinya sisa-sisa ledakan kapal tersebut telah dibersihkan. Hanya tersisa bekas atap kapal yang terbuat dari kayu. Arus lalu lintas sungai pun telah kembali normal, dengan kapal-kapal dan perahu kembali melintas seperti biasa. Kapal jukung tersebut meledak di kawasan 5 Ulu Palembang dan hanyut ke kawasan Ilir.
Puing-puing kapal yang sempat berada di tengah sungai dan menghambat lalu lintas perairan, telah ditarik ke pinggir sungai untuk memperlancar arus lalu lintas. Kejadian ini langsung ditangani oleh pihak berwenang, termasuk Kantor SAR Palembang yang mendapatkan informasi kejadian tersebut sekitar pukul 18.15 WIB pada hari Jumat.
Kronologi dan Penyebab Ledakan
Kepala Kantor SAR Palembang, Raymond Konstantin, menjelaskan bahwa pihaknya langsung menerjunkan satu tim penyelamat yang terdiri dari tujuh orang lengkap dengan peralatan SAR air ke lokasi kejadian untuk melakukan pencarian korban. Kronologi kejadian bermula saat kapal jukung tersebut mengisi bahan bakar minyak (BBM) di SPBB 3-4 Ulu, Kecamatan Seberang Ulu I Palembang. Namun, saat pengisian BBM, tiba-tiba kapal tersebut meledak. Penyebab pasti ledakan masih dalam penyelidikan pihak kepolisian.
Kapal jukung bernama "Do'a Ibu" tersebut membawa tujuh orang di dalamnya, terdiri dari dua orang nahkoda dan lima orang anak buah kapal (ABK). Identitas korban yang mengalami luka-luka adalah Hamka (40 tahun), Reka (34 tahun), Hasbi (40 tahun), Ismail (45 tahun), Sukri (45 tahun), Syafudin (49 tahun), dan Ebit (43 tahun). Setelah diperiksa di rumah sakit, tiga orang dinyatakan dapat menjalani rawat jalan, sementara empat orang lainnya harus dirawat inap karena luka serius.
Penanganan Pasca-Ledakan dan Kondisi Sungai Musi
Setelah kejadian, tim SAR dan pihak berwenang bergerak cepat untuk menangani situasi. Puing-puing kapal berhasil disingkirkan, sehingga arus lalu lintas di Sungai Musi kembali lancar. Proses evakuasi korban dan penanganan medis juga berjalan dengan baik. Kejadian ini menyoroti pentingnya keselamatan dan prosedur pengisian BBM di kapal, khususnya kapal yang membawa bahan mudah terbakar seperti gas elpiji.
Kejadian ini juga menjadi pengingat akan pentingnya pengawasan dan peraturan keselamatan dalam pelayaran di Sungai Musi. Pihak berwenang diharapkan dapat melakukan investigasi menyeluruh untuk mengungkap penyebab pasti ledakan dan mencegah kejadian serupa di masa mendatang. Sementara itu, warga Palembang dapat bernapas lega karena arus lalu lintas di Sungai Musi telah kembali normal.
Meskipun tragedi ini telah menyebabkan korban luka-luka, kejadian ini menunjukkan respon cepat dan efektif dari tim SAR dan pihak berwenang dalam menangani situasi darurat di perairan. Semoga kejadian ini menjadi pelajaran berharga bagi semua pihak terkait untuk meningkatkan keselamatan pelayaran di Sungai Musi.