Swasembada Pangan Kaltim Ditargetkan Tercapai Tahun Depan, Mentan Siapkan Rp500 Miliar
Mentan Amran Sulaiman optimis Kalimantan Timur akan mencapai swasembada pangan pada tahun 2026, didukung anggaran Rp500 miliar untuk percepatan produksi pangan.

Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman menyampaikan target ambisius untuk Kalimantan Timur (Kaltim): mencapai swasembada pangan paling lambat tahun 2026. Pernyataan ini disampaikan dalam jumpa pers di Kodam VI/Mulawarman, Balikpapan, Kalimantan Timur, Kamis lalu. Target tersebut akan dicapai melalui sinergi pemerintah pusat dan daerah, serta pemanfaatan teknologi dan infrastruktur pertanian secara optimal. Amran bahkan menyatakan keyakinannya, "Insya Allah kita target paling lambat tahun depan. Kalimantan Timur sudah tidak lagi membeli beras dari tempat lain."
Untuk mewujudkan target tersebut, Kementerian Pertanian (Kementan) telah menyiapkan anggaran yang cukup signifikan, yaitu sebesar Rp500 miliar. Anggaran tersebut akan difokuskan pada beberapa upaya strategis. Percepatan pembukaan dan pencetakan lahan sawah baru menjadi prioritas utama. Selain itu, Kementan juga akan memastikan ketersediaan pupuk yang cukup dan melakukan perbaikan pada sistem irigasi yang ada. Amran menjelaskan langkah-langkah tersebut dengan lugas, "Langkah pertama adalah cetak sawah kita percepat. Kemudian pupuk harus cukup, dan irigasi harus diperbaiki."
Optimisme Mentan Amran didasari oleh strategi yang terukur dan dukungan dari berbagai pihak. Saat ini, konsumsi beras Kaltim mencapai 450 ribu ton per tahun, sementara produksi hanya 200 ribu ton, mengakibatkan defisit 250 ribu ton dan ketergantungan pada pasokan dari luar daerah. Namun, Amran melihat potensi besar dalam optimalisasi lahan tidur atau tidak produktif di Kaltim. "Kami juga akan mencari lahan tidak produktif untuk mencetak sawah," tegasnya.
Percepatan Produksi Pangan di Kaltim
Strategi Kementan untuk mencapai swasembada pangan di Kaltim tidak hanya berfokus pada perluasan lahan. Peningkatan produksi juga akan dilakukan melalui adopsi teknologi tinggi di sektor pertanian. Penggunaan varietas unggul, mekanisasi pertanian, dan sistem irigasi modern diharapkan mampu meningkatkan hasil panen secara signifikan. Amran bahkan menyebutkan penggunaan teknologi canggih, "Kami juga akan menggunakan teknologi tinggi seperti pesawat nir-awak untuk menabur benih."
Tantangan iklim ekstrem yang terjadi tahun lalu justru menjadi bukti kemampuan sektor pertanian nasional. Amran menuturkan, "Dengan iklim yang ekstrem justru membuat kita kuat dan cerdas. Produksinya melompat." Keberhasilan ini menjadi motivasi untuk terus berinovasi dan memperkuat daya tahan petani menghadapi perubahan iklim.
Kementan juga menekankan pentingnya kualitas hasil panen. Meskipun menghadapi tekanan cuaca yang tidak bersahabat, kualitas beras yang dihasilkan justru meningkat. Hal ini menunjukkan adaptasi dan inovasi yang dilakukan oleh para petani Indonesia.
Keberhasilan program swasembada pangan di Kaltim juga sangat bergantung pada kepemimpinan daerah. Amran meyakini bahwa dengan visi pertanian yang kuat dari kepala daerah, target swasembada pangan dapat tercapai. Kaltim diharapkan tidak hanya mampu memenuhi kebutuhan beras sendiri, tetapi juga menjadi lumbung pangan baru di kawasan timur Indonesia.
Dukungan Pemerintah Daerah
Gubernur Kaltim, Rudy Mas'ud, menyatakan antusiasme dan kesiapan untuk berkolaborasi dengan pemerintah pusat. Kaltim memiliki potensi lahan yang sangat besar, "Kami memiliki wilayah yang cukup luas, di luar tambang dan sawit kami masih memiliki ratusan ribu hektare lahan yang siap dibuka untuk lahan pertanian," ujar Rudy.
Rudy menilai program swasembada pangan ini tepat sasaran, meskipun Kaltim masih bergantung pada provinsi lain untuk memenuhi kebutuhan pangannya. Namun, dengan dukungan dari pemerintah pusat, ia optimistis Kaltim akan mampu mencapai swasembada pangan. "Tapi dengan kedatangan Mentan ke Kaltim, insya Allah ke depan Kaltim sudah tidak perlu lagi impor pangan dari daerah lain, apalagi kami di Kaltim ini adalah etalase dari Indonesia dengan adanya Ibu Kota Nusantara (IKN)," tambahnya.
Dengan komitmen dari pemerintah pusat dan daerah, serta dukungan teknologi dan inovasi, swasembada pangan di Kaltim bukan sekadar mimpi, melainkan target yang realistis dan dapat dicapai dalam waktu dekat. Program ini diharapkan akan memberikan dampak positif bagi perekonomian dan ketahanan pangan di Kaltim, sekaligus berkontribusi pada ketahanan pangan nasional.