Tahukah Anda? Blok Tuna Digarap Perusahaan Migas Rusia Zarubezhneft, SKK Migas Ungkap Tantangan Geopolitik
SKK Migas memastikan Blok Tuna akan digarap oleh perusahaan migas Rusia, Zarubezhneft, di tengah tantangan geopolitik yang kompleks. Simak selengkapnya!

Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) mengumumkan bahwa Blok Tuna, salah satu ladang migas strategis Indonesia, akan segera digarap oleh perusahaan migas asal Rusia, Zarubezhneft. Keputusan ini diambil setelah operator sebelumnya, Harbour Energy Group, menghadapi kendala terkait situasi geopolitik global.
Kepala SKK Migas, Djoko Siswanto, mengungkapkan bahwa Zarubezhneft kini tengah mencari mitra baru untuk melanjutkan pengembangan Blok Tuna. Proses transisi ini menjadi fokus utama pemerintah demi memastikan produksi migas berjalan sesuai target yang telah ditetapkan.
Deputi Eksplorasi, Pengembangan, dan Manajemen Wilayah Kerja SKK Migas, Rikky Rahmat Firdaus, menambahkan bahwa divestasi Blok Tuna ditargetkan selesai pada bulan Juli. Langkah cepat ini diperlukan mengingat pentingnya Blok Tuna bagi ketahanan energi nasional.
Tantangan Geopolitik dan Perubahan Operator Blok Tuna
Pengembangan Blok Tuna sebelumnya dioperatori oleh Harbour Energy Group, perusahaan asal Inggris, yang bermitra dengan ZN Asia Ltd (ZAL), anak usaha Zarubezhneft. Namun, dinamika geopolitik global, khususnya sanksi Amerika Serikat terhadap Rusia, menjadi penghalang utama kelanjutan kerja sama ini.
Rikky Rahmat Firdaus menjelaskan bahwa Harbour Energy tidak dapat melanjutkan operasional jika mitranya terkena sanksi AS. Oleh karena itu, Harbour Energy bersedia menyerahkan data-data penting kepada operator selanjutnya demi kelancaran proyek Blok Tuna.
Kini, kepentingan utama Indonesia adalah memastikan Blok Tuna dapat berproduksi sesuai target yang telah ditetapkan. Zarubezhneft, melalui ZAL, diharapkan segera menemukan investor atau mitra baru untuk menggantikan posisi Harbour Energy dalam proyek vital ini.
Proses Divestasi dan Pencarian Mitra Baru
SKK Migas menekankan pentingnya penyelesaian proses divestasi Blok Tuna pada bulan Juli. Hal ini menjadi prioritas mengingat Zarubezhneft, khususnya ZAL, belum memiliki rekam jejak operasional yang signifikan di lapangan sebelumnya.
Beberapa perusahaan telah menunjukkan minat dengan mengambil Migas Data Repository (MDR) untuk mempelajari data Blok Tuna. Selain itu, perjanjian Non-Disclosure Agreement (NDA) juga telah ditandatangani antara Harbour Energy dan sejumlah calon investor.
Rikky Rahmat Firdaus menyatakan bahwa identitas calon mitra masih dirahasiakan, namun keputusan final diharapkan segera diumumkan. Kepala SKK Migas sendiri telah memberikan instruksi tegas agar divestasi ini tuntas pada Juli demi kelangsungan proyek vital ini dan tercapainya target produksi.