Tangani Tawuran Jakarta, Anies Baswedan Tak Hanya Andalkan Manggarai Bersholawat
Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung Wibowo, tegaskan penanganan tawuran tak hanya bergantung pada program "Manggarai Bersholawat", melainkan perlu pendekatan holistik dengan beragam kegiatan positif bagi pemuda.

Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung Wibowo, menyatakan bahwa penanggulangan tawuran di Jakarta tidak akan hanya mengandalkan program "Manggarai Bersholawat". Pernyataan ini disampaikan pada Kamis di Jakarta Timur. Ia menekankan perlunya pendekatan yang lebih komprehensif untuk mengatasi masalah ini.
Menurut Pramono, energi anak muda yang berpotensi terlibat tawuran perlu disalurkan ke kegiatan positif. "Dalam menangani persoalan tawuran, maka energi orang yang mau tawuran itu harus disalurkan. Apakah dengan olahraga, dengan bekerja, dengan beraktifitas, dengan berimprovisasi, dan dengan lebih mendekatkan diri kepada keagamaan," jelasnya. Pendekatan humanis, bukan represif, menjadi pilihan utama dalam strategi penanggulangan tawuran ini.
Pramono menjelaskan bahwa program "Manggarai Bersholawat", yang sebelumnya diumumkan, hanyalah salah satu bagian dari solusi yang lebih besar. Program ini difokuskan pada kawasan Manggarai, Jakarta Selatan, yang dikenal sebagai daerah rawan tawuran. Namun, ia menyadari bahwa masalah tawuran membutuhkan solusi yang lebih menyeluruh dan terintegrasi.
Beragam Aktivitas Positif untuk Cegah Tawuran
Pramono menekankan pentingnya menyediakan berbagai alternatif kegiatan positif bagi anak muda. Hal ini bertujuan untuk mengalihkan perhatian mereka dari tawuran dan memberikan mereka kesempatan untuk mengembangkan potensi diri. Beberapa alternatif tersebut meliputi kegiatan olahraga, pengembangan keterampilan kerja, kegiatan keagamaan, dan berbagai aktivitas kreatif lainnya.
Ia mengakui kurangnya fasilitas olahraga dan lapangan kerja yang memadai sebagai salah satu faktor penyebab tawuran di Manggarai. Oleh karena itu, program "Manggarai Bersholawat" diharapkan dapat menjadi solusi kultural dan keagamaan untuk mengatasi masalah ini. Pendekatan ini dinilai lebih efektif daripada tindakan represif semata.
Program ini melibatkan berbagai elemen masyarakat, termasuk tokoh agama, majelis taklim, dan pemangku kepentingan lainnya. Kerjasama yang erat antar berbagai pihak diharapkan dapat menciptakan dampak yang lebih besar dan berkelanjutan.
Mengatasi Akar Masalah Tawuran
Pramono juga menyoroti pentingnya memahami akar masalah tawuran. Ia menyebutkan bahwa banyak anak muda yang terlibat tawuran karena kurangnya kesempatan kerja dan fasilitas umum yang memadai. Oleh karena itu, solusi yang komprehensif harus mengatasi masalah-masalah sosial ekonomi yang mendasari maraknya tawuran.
Dengan demikian, program "Manggarai Bersholawat" bukanlah satu-satunya solusi, tetapi merupakan bagian dari strategi yang lebih luas untuk menciptakan lingkungan yang lebih kondusif bagi anak muda. Pendekatan holistik yang melibatkan berbagai sektor dan elemen masyarakat diharapkan dapat menekan angka tawuran di Jakarta secara efektif.
Pramono menegaskan kembali komitmennya untuk menciptakan Jakarta yang aman dan nyaman bagi seluruh warganya. Ia berharap dengan pendekatan yang lebih humanis dan komprehensif, masalah tawuran dapat teratasi secara berkelanjutan.
Program ini juga akan berfokus pada pembinaan karakter dan pengembangan potensi anak muda. Dengan memberikan mereka kesempatan untuk berkreasi dan berkontribusi positif bagi masyarakat, diharapkan mereka dapat terhindar dari perilaku negatif seperti tawuran.
Kesimpulan
Penanganan tawuran di Jakarta membutuhkan strategi yang komprehensif dan terintegrasi. Program "Manggarai Bersholawat" merupakan salah satu bagian dari solusi yang lebih besar, yang juga mencakup penyediaan berbagai kegiatan positif bagi anak muda dan upaya untuk mengatasi akar masalah tawuran.