Target MBG Tembus 82,5 Juta Peserta: BGN 'Jungkir Balik' Lampaui Capaian Finlandia
Badan Gizi Nasional (BGN) berupaya keras melampaui target awal Program Makan Bergizi Gratis (MBG) hingga 82,5 juta peserta pada 2025, jauh melampaui capaian negara terbahagia seperti Finlandia.

Presiden Prabowo Subianto telah menetapkan target ambisius untuk Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yaitu menjangkau 82,5 juta peserta pada tahun 2025. Target ini jauh melampaui capaian negara-negara maju seperti Finlandia, yang menjadi acuan awal Badan Gizi Nasional (BGN). Hal ini diungkapkan oleh Deputi Bidang Sistem Tata Kelola BGN, Tigor Pangaribuan, dalam forum diskusi “Ada Apa dengan Prabowo?” di Jakarta, Sabtu (10/5).
Awalnya, BGN merencanakan hanya 15 juta penerima manfaat pada tahun 2025. Angka tersebut sudah dianggap ambisius mengingat tantangan logistik dan infrastruktur yang signifikan. Namun, setelah Presiden Prabowo menyaksikan langsung antusiasme masyarakat terhadap MBG dan banyaknya permintaan dari masyarakat yang belum tercakup, BGN mengubah strategi secara drastis.
Perubahan ini memaksa BGN untuk bekerja ekstra keras, bahkan disebut "jungkir balik" oleh Tigor Pangaribuan. Mereka harus meningkatkan jumlah dapur layanan gizi dari rencana awal 5.000 unit menjadi 30.000 unit untuk memenuhi kebutuhan 82,5 juta peserta. Setiap dapur layanan ditargetkan untuk melayani sekitar 3.000 anak per hari.
Target MBG: Melampaui Negara Paling Bahagia
Informasi mengenai capaian negara-negara maju, khususnya Finlandia, didapat BGN saat pertemuan dengan tim dari Finlandia di Uni Eropa. Finlandia, yang dikenal sebagai negara paling bahagia menurut laporan World Happiness Report, membutuhkan waktu lebih dari 5 tahun untuk mencapai target yang jauh lebih rendah dari target MBG Indonesia.
Tigor menjelaskan bahwa perubahan mendadak dalam target MBG ini didorong oleh antusiasme siswa dan orang tua yang sangat tinggi terhadap program tersebut. Banyak masyarakat yang belum mendapatkan kesempatan untuk ikut serta dalam program ini, bahkan ada yang mendatangi Presiden Prabowo secara langsung untuk meminta kejelasan.
Tantangan logistik dan infrastruktur menjadi kendala utama dalam mencapai target baru ini. BGN harus memastikan ketersediaan bahan makanan, tenaga kerja terampil, dan infrastruktur pendukung yang memadai untuk menjangkau seluruh peserta di seluruh Indonesia.
Strategi BGN: Dari 5.000 Menjadi 30.000 Dapur Layanan
Untuk mencapai target yang sangat ambisius ini, BGN harus melakukan perubahan besar dalam strategi pelaksanaannya. Jumlah Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) atau dapur layanan gizi yang awalnya direncanakan sebanyak 5.000 unit, kini ditingkatkan menjadi 30.000 unit. Setiap SPPG ditargetkan untuk melayani sekitar 3.000 anak per hari.
Peningkatan jumlah SPPG ini membutuhkan sumber daya yang sangat besar, baik dari segi anggaran, tenaga kerja, maupun infrastruktur. BGN harus bekerja sama dengan berbagai pihak, termasuk pemerintah daerah, lembaga swadaya masyarakat, dan sektor swasta, untuk memastikan keberhasilan program ini.
Proses pembangunan dan operasional 30.000 SPPG ini tentu saja akan menjadi tantangan besar bagi BGN. Namun, dengan komitmen dan kerja keras seluruh pihak yang terlibat, diharapkan target MBG untuk menjangkau 82,5 juta peserta pada tahun 2025 dapat tercapai.
Keberhasilan program MBG ini akan memberikan dampak positif yang signifikan bagi kesehatan dan gizi anak-anak Indonesia. Program ini diharapkan dapat mengurangi angka stunting dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia Indonesia di masa depan. BGN optimistis, dengan dukungan dari berbagai pihak, target yang ambisius ini dapat terwujud.