Butuh Rp25 Triliun Per Bulan, Percepatan Program Makan Bergizi Gratis (MBG) Diperlukan
Program Makan Bergizi Gratis (MBG) membutuhkan anggaran tambahan Rp25 triliun per bulan untuk menjangkau 82,9 juta penerima pada 2025, demikian disampaikan Kepala BGN.

Presiden Prabowo Subianto meminta percepatan Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang saat ini baru menjangkau 17,5 juta penerima manfaat hingga akhir 2025. Percepatan ini bertujuan untuk menjangkau 82,9 juta penerima pada tahun yang sama. Hal ini disampaikan Kepala Badan Gizi Nasional (BGN), Dadan Hindayana, dalam keterangan pers di Istana Kepresidenan Jakarta pada Senin, 25 Februari 2025.
Untuk mencapai target tersebut, BGN membutuhkan anggaran tambahan yang signifikan. Saat ini, BGN telah memiliki anggaran Rp71 triliun. Namun, menurut Dadan, percepatan program MBG membutuhkan tambahan Rp25 triliun per bulan. Angka ini diperlukan untuk menjamin terpenuhinya kebutuhan gizi bagi seluruh penerima manfaat yang ditargetkan.
Permintaan percepatan ini didasari oleh banyaknya laporan siswa yang menginginkan akses ke program MBG. Jika percepatan dilakukan pada bulan September 2025, total anggaran yang dibutuhkan hingga akhir tahun akan mencapai Rp100 triliun. Pada tahun 2026, anggaran yang dibutuhkan akan meningkat lagi menjadi Rp28 triliun per bulan, seiring dengan bertambahnya jumlah penerima manfaat.
Tantangan Percepatan Program MBG
Salah satu tantangan utama dalam percepatan program MBG adalah kesiapan Sumber Daya Manusia (SDM). Saat ini, baru 2.000 SDM yang siap bertugas di Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG). Sebanyak 30.000 SDM lainnya masih dalam proses pendidikan dan pelatihan yang diperkirakan selesai pada akhir Juli 2025. Oleh karena itu, menurut Dadan, percepatan idealnya dilakukan pada bulan September 2025, setelah SDM tersebut menyelesaikan orientasi lapangan dan koordinasi dengan pihak-pihak terkait, seperti kepala sekolah, pemerintah daerah, dan masyarakat.
"Kita tidak mungkin menugaskan mereka yang baru selesai terus bertugas di SPPG. Mereka harus orientasi lapangan, melakukan koordinasi dengan kepala sekolah, melakukan koordinasi dengan pemda, masyarakat, dan lain-lain, sehingga kami menduga SDM ini baru akan siap melayani di September," jelas Dadan.
Meskipun demikian, program MBG telah menunjukkan perkembangan yang positif. Dalam kurun waktu 1,5 bulan sejak diluncurkan pada 6 Januari 2025, program ini telah berjalan di 38 provinsi. Pada pekan ini, jumlah penerima manfaat diproyeksikan akan meningkat lebih dari 2 juta orang.
Anggaran dan Target Program MBG
- Anggaran Awal (hingga Desember 2025): Rp71 triliun untuk 17,5 juta penerima manfaat.
- Anggaran Tambahan (percepatan hingga Desember 2025): Rp25 triliun per bulan.
- Total Anggaran (percepatan mulai September 2025): Rp100 triliun hingga akhir Desember 2025.
- Anggaran 2026: Rp28 triliun per bulan.
- Target Penerima Manfaat (2025): 82,9 juta penerima.
Percepatan program MBG merupakan langkah penting untuk memastikan akses terhadap makanan bergizi bagi lebih banyak anak Indonesia. Namun, kesuksesan program ini sangat bergantung pada ketersediaan anggaran yang memadai dan kesiapan SDM yang terlatih dan terkoordinasi dengan baik. Program ini juga menjadi salah satu inisiasi penting Presiden Prabowo Subianto untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat Indonesia.