Terobosan Unik! Bagaimana Pendidikan Vokasi Kaltim Perkuat Ketahanan Pangan dengan Pisang Grecek?
Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kaltim mengintegrasikan pendidikan vokasi dengan penguatan ketahanan pangan, memanfaatkan lahan sekolah untuk budidaya komoditas lokal bernilai tinggi. Inisiatif Ketahanan Pangan Vokasi Kaltim ini menjanjikan masa depan cer

Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Provinsi Kalimantan Timur menggencarkan program penguatan ketahanan pangan. Inisiatif ini terintegrasi dengan sistem pendidikan vokasi. Program tersebut dimulai dari laboratorium agrikultur dengan menanam komoditas lokal bernilai tinggi di lahan sekolah.
Kepala Bidang Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Disdikbud Kaltim, Surasa, menjelaskan tujuan utama upaya ini. Program tersebut bertujuan memberikan pengalaman belajar nyata bagi siswa. Selain itu, inisiatif ini juga mengembangkan potensi pertanian daerah.
Surasa menegaskan, "Kami ingin roh atau esensi pendidikan itu bukan hanya sekadar memahami konsep, tetapi juga mengenalkan anak-anak bahwa output pendidikan adalah mampu mengatasi persoalan hidup." Pendekatan ini selaras dengan konsep pembelajaran mendalam yang dicanangkan oleh Menteri Pendidikan.
Inovasi Pendidikan Vokasi untuk Ketahanan Pangan
Disdikbud Kalimantan Timur mengambil langkah progresif dalam memperkuat ketahanan pangan. Inisiatif ini dilakukan melalui integrasi pendidikan vokasi. Program ini dimulai dari laboratorium agrikultur di sekolah-sekolah.
Program penguatan Ketahanan Pangan Vokasi Kaltim ini menekankan pada praktik langsung. Siswa dilibatkan secara langsung mulai dari penanganan bibit, proses penanaman, perawatan, hingga masa panen. Melalui pendekatan ini, para pelajar SMK memiliki pengalaman hidup konkret mengenai bagaimana mengorganisasi sebuah usaha tanaman pangan dari hulu ke hilir.
Surasa menambahkan bahwa sekolah tidak hanya menjadi tempat belajar teori. Sekolah juga diharapkan menjadi pusat kreasi dan produksi. Hal ini sejalan dengan visi pendidikan yang berorientasi pada solusi nyata.
Potensi Komoditas Lokal Unggulan dari Lahan Eks Tambang
Sebagai langkah awal, uji coba penanaman telah dimulai di SMK Al Jabal Nur, Samboja. Menariknya, lahan yang digunakan adalah bekas tambang. Komoditas unggulan yang ditanam adalah pisang grecek, varietas asli Kaltim yang telah mendapatkan tiga sertifikat dari Kementerian Pertanian.
Surasa menyatakan, "Kami sudah uji coba memberikan bantuan bibit pisang grecek. Ditanam di lahan eks tambang, ternyata tanamannya cukup subur meskipun belum terlihat produktif karena usia tanam belum mencapai satu tahun." Hasil awal ini menunjukkan potensi besar lahan bekas tambang untuk pertanian.
Selain pisang grecek, Disdikbud Kaltim juga memberikan bibit lain bernilai ekonomi. Contohnya adalah jeruk purut. Program ini juga mencakup penanaman kayu endemik Kalimantan seperti Ulin, Kapur, dan Kemiri Sunan.
"Kemiri Sunan ini unik. Buahnya tidak bisa dikonsumsi langsung, tetapi menjadi bahan baku untuk biodiesel. Potensi ini masih dalam tahap uji coba di lahan yang sama," tambah Surasa. Eksplorasi komoditas non-pangan ini memperkaya diversifikasi program Ketahanan Pangan Vokasi Kaltim.
Visi Industrialisasi dan Perluasan Program Ketahanan Pangan Vokasi
Ke depan, program ini tidak hanya fokus pada fase penanaman. Disdikbud Kaltim berencana mengembangkan hingga tingkat industrialisasi produk yang dihasilkan. Ini menunjukkan komitmen jangka panjang terhadap pengembangan ekonomi lokal.
SMK Al Jabal Nur Samboja dipilih sebagai proyek percontohan. Sekolah ini memiliki keunggulan lahan luas yang mendukung praktik skala besar. Ini mengatasi kendala lahan yang sering dihadapi SMK lain dalam mengembangkan program serupa.
Surasa berharap, "sekolah ini bisa bekerja sama dan menjadi jaringan percontohan bagi SMK-SMK lain." Pihak Disdikbud berkomitmen menghilangkan sekat antara sekolah negeri dan swasta. Semua sekolah harus memiliki kesempatan yang sama untuk memperoleh akses pendidikan berkualitas sesuai amanat konstitusi.
Program ini merupakan langkah nyata dalam mewujudkan kemandirian pangan. Inisiatif ini juga mendukung pengembangan sumber daya manusia yang kompeten di bidang pertanian dan industri terkait.