TNI Kirim Bantuan Pasukan SAR dan Medis ke Myanmar Pasca Gempa Dahsyat
TNI mengirimkan tim SAR, medis, dan Zeni, serta armada pesawat dan kapal untuk membantu evakuasi korban gempa bumi dahsyat di Myanmar yang telah menewaskan lebih dari 1000 orang.

Gempa bumi dahsyat berkekuatan magnitudo 7,7 mengguncang Myanmar bagian tengah pada Jumat, 28 Maret 2024, mengakibatkan lebih dari 1.000 korban jiwa dan ribuan lainnya luka-luka. Bencana ini juga dirasakan di beberapa negara tetangga, termasuk Thailand, India, Bangladesh, Laos, dan China. Sebagai bentuk kemanusiaan, Tentara Nasional Indonesia (TNI) bergerak cepat mengirimkan bantuan berupa tim SAR, tim medis, dan tim Zeni untuk membantu proses evakuasi korban dan pemulihan pasca bencana.
Kepastian pengiriman bantuan ini disampaikan langsung oleh Kepala Pusat Penerangan Mabes TNI, Brigjen TNI Kristomei Sianturi. Dalam keterangannya kepada ANTARA pada Minggu, 30 Maret 2024, ia menyatakan bahwa Panglima TNI telah mengikuti rapat zoom yang dipimpin oleh Menko PMK, dan keputusan untuk mengirimkan bantuan telah diambil. "Betul, hari ini Panglima TNI menghadiri rapat zoom yang dipimpin oleh Menko PMK, dan TNI akan menyiapkan pasukan tim SAR, evakuasi medis, tim Zeni," ujar Brigjen TNI Kristomei Sianturi.
Bantuan yang dikirimkan tidak hanya berupa personel, tetapi juga armada pendukung. Hal ini menunjukkan keseriusan TNI dalam membantu korban gempa Myanmar. Komitmen tersebut sejalan dengan misi kemanusiaan TNI dalam menanggapi bencana alam dan konflik di berbagai belahan dunia. Kecepatan respons ini menjadi bukti nyata solidaritas Indonesia terhadap negara tetangga yang tengah menghadapi musibah.
Tim Gabungan Beraksi di Myanmar
Tim gabungan TNI yang akan diterjunkan ke Myanmar terdiri dari tim SAR untuk pencarian dan penyelamatan korban yang masih terjebak di reruntuhan bangunan. Mereka akan bekerja sama dengan personel yang telah berada di lokasi untuk memaksimalkan upaya penyelamatan. Selain itu, tim medis akan memberikan perawatan dan pengobatan kepada para korban luka. Sementara itu, tim Zeni akan menggunakan alat berat untuk membantu proses pembersihan puing-puing bangunan dan pembangunan infrastruktur sementara.
Kerja sama antar tim ini sangat penting untuk memastikan efektivitas operasi bantuan. Koordinasi yang baik akan mempercepat proses evakuasi dan pemulihan. TNI telah berpengalaman dalam menjalankan misi kemanusiaan serupa di berbagai negara, sehingga diharapkan tim ini dapat bekerja secara profesional dan efisien.
Tidak hanya personel, TNI juga mengerahkan berbagai armada untuk mendukung operasi bantuan. Beberapa armada yang akan dikerahkan antara lain KRI Rajiman (Kapal Rumah Sakit), tiga pesawat C-130/Hercules, satu helikopter Super Puma, dan tiga helikopter Caracal. Armada-armada ini akan digunakan untuk transportasi personel, peralatan, dan evakuasi medis.
Dukungan Armada untuk Operasi Bantuan
Penggunaan KRI Rajiman sebagai kapal rumah sakit menunjukkan komitmen TNI untuk menyediakan layanan medis yang memadai bagi korban gempa. Kapal ini dilengkapi dengan fasilitas medis lengkap dan mampu menampung banyak pasien. Sementara itu, pesawat dan helikopter akan digunakan untuk menjangkau daerah-daerah yang sulit diakses.
Keberadaan pesawat C-130/Hercules sangat penting untuk mengangkut personel, peralatan berat, dan logistik dalam jumlah besar. Helikopter Super Puma dan Caracal akan digunakan untuk operasi penyelamatan dan evakuasi di daerah yang sulit dijangkau oleh kendaraan darat.
Penggunaan armada yang lengkap dan modern ini menunjukkan kesiapan TNI dalam menghadapi tantangan operasi bantuan di Myanmar. Dengan dukungan armada yang memadai, diharapkan proses evakuasi dan pemulihan dapat berjalan dengan lancar dan efektif.
Bantuan Diberangkatkan Segera
Brigjen TNI Kristomei Sianturi memastikan bahwa seluruh bantuan tersebut akan diberangkatkan pada Senin, 31 Maret 2024. Kecepatan dalam pengiriman bantuan ini menunjukkan kesigapan dan kepedulian TNI terhadap penderitaan rakyat Myanmar.
Semoga bantuan yang diberikan oleh TNI dapat meringankan beban penderitaan para korban gempa bumi di Myanmar dan mempercepat proses pemulihan pasca bencana. Solidaritas dan bantuan kemanusiaan internasional sangat dibutuhkan dalam menghadapi bencana sebesar ini.
Selain korban jiwa di Myanmar, gempa bumi ini juga mengakibatkan korban jiwa di Thailand. Delapan orang dilaporkan tewas dan 80 orang lainnya masih hilang di Thailand akibat gempa yang mengguncang Bangkok, sekitar 1.000 km dari episentrum gempa di Myanmar. Bencana ini sekali lagi menunjukkan betapa dahsyatnya kekuatan alam dan pentingnya kesiapsiagaan menghadapi bencana alam.