Trivia: Lebih dari 48 Ribu Kasus ISPA di Lampung Selatan, Dinkes Imbau Warga Terapkan Pola Hidup Sehat untuk Pencegahan ISPA
Dinas Kesehatan Lampung Selatan mencatat puluhan ribu kasus ISPA. Simak imbauan lengkap Dinkes mengenai pola hidup sehat untuk pencegahan ISPA di tengah musim kemarau.

Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Lampung Selatan (Lamsel) mengeluarkan imbauan penting kepada seluruh masyarakat. Imbauan ini bertujuan untuk meningkatkan kewaspadaan dan upaya pencegahan terhadap Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA).
Langkah proaktif ini diambil mengingat kondisi musim kemarau yang rentan memicu peningkatan kasus penyakit pernapasan. Masyarakat diminta untuk secara konsisten menerapkan pola hidup bersih dan sehat (PHBS) guna meminimalisir risiko penularan.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Dinkes Lampung Selatan, Jamaluddin, menegaskan bahwa ISPA dapat dipicu oleh berbagai faktor. Faktor-faktor tersebut meliputi cuaca panas, polusi udara, serta infeksi virus dan bakteri yang menyerang saluran pernapasan.
Pentingnya Pola Hidup Sehat di Musim Kemarau
Musim kemarau seringkali membawa tantangan kesehatan tersendiri, terutama terkait kualitas udara dan penyebaran penyakit pernapasan. Untuk itu, Dinkes Lampung Selatan menekankan pentingnya adopsi kebiasaan sehat dalam kehidupan sehari-hari sebagai benteng pertahanan utama.
Jamaluddin menyarankan beberapa langkah konkret yang dapat dilakukan warga. Salah satunya adalah selalu mengenakan masker saat beraktivitas di luar rumah, khususnya di area yang berdebu seperti jalan raya, untuk menghindari paparan polusi.
Selain itu, menjaga kebersihan diri dan lingkungan juga menjadi kunci dalam pencegahan ISPA. Masyarakat diimbau untuk rajin mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir, serta memastikan lingkungan tempat tinggal tetap bersih dan bebas dari sumber penyakit.
Peningkatan daya tahan tubuh juga tak kalah penting. Dinkes menganjurkan warga untuk rutin berolahraga dan mengonsumsi makanan bergizi seimbang. Asupan buah dan sayuran yang cukup sangat direkomendasikan untuk memperkuat imunitas tubuh.
Data Kasus ISPA di Lampung Selatan yang Mengkhawatirkan
Data terbaru dari Dinas Kesehatan Kabupaten Lampung Selatan menunjukkan peningkatan signifikan dalam jumlah penderita ISPA. Tercatat, sebanyak 48.720 pasien ISPA telah terdaftar sejak Januari hingga Juli tahun ini.
Kasus-kasus ini tersebar di 17 kecamatan yang ada di wilayah Lampung Selatan, menandakan penyebaran yang luas. Angka ini menjadi perhatian serius bagi pemerintah daerah dan tenaga kesehatan.
Penyebaran kasus ISPA juga menunjukkan pola yang mengkhawatirkan di berbagai kelompok usia. Balita usia 0-5 tahun menjadi kelompok paling rentan dengan 18.199 kasus, diikuti oleh anak-anak usia 5-9 tahun sebanyak 9.085 kasus.
Remaja usia 10-18 tahun mencatat 6.315 kasus, sementara kelompok dewasa 19-58 tahun mencapai 10.208 kasus. Lansia di atas 60 tahun juga tidak luput, dengan 4.913 kasus, menunjukkan bahwa ISPA dapat menyerang siapa saja tanpa memandang usia.
Mengenali Berbagai Penyebab ISPA: Virus dan Bakteri
ISPA bukanlah penyakit tunggal, melainkan sindrom yang dapat disebabkan oleh berbagai agen infeksius. Jamaluddin menjelaskan bahwa beberapa jenis virus berperan besar dalam memicu kondisi ini.
Virus rhinovirus, misalnya, dikenal sebagai penyebab umum flu biasa. Selain itu, virus pneumokokus dapat menyebabkan kondisi serius seperti pneumonia dan meningitis, sementara virus adenovirus dapat memicu bronkitis, pneumonia, dan flu.
Virus influenza, yang sering dikaitkan dengan wabah flu musiman, juga merupakan penyebab utama ISPA. Memahami jenis-jenis virus ini penting untuk penanganan dan pencegahan yang tepat.
Tidak hanya virus, bakteri juga menjadi agen penyebab ISPA yang patut diwaspadai. Bakteri streptococcus dikenal dapat menyebabkan peradangan paru-paru. Sementara itu, bakteri bordetella pertussis adalah penyebab batuk rejan, penyakit pernapasan yang sangat menular dan berpotensi serius.
Berikut adalah rincian jumlah penderita ISPA berdasarkan kelompok usia di Lampung Selatan:
- Balita (0-5 tahun): 18.199 kasus
- Anak-anak (5-9 tahun): 9.085 kasus
- Remaja (10-18 tahun): 6.315 kasus
- Dewasa (19-58 tahun): 10.208 kasus
- Lansia (>60 tahun): 4.913 kasus