Wajib Periksa HIV, Dinkes Papua Temukan Ribuan Kasus Koinfeksi TBC-HIV
Dinas Kesehatan Papua mewajibkan pemeriksaan HIV pada pasien TBC, menemukan ribuan kasus koinfeksi TBC-HIV di tahun 2024 dan masih di bawah target pengobatan.

Jayapura, 7 April 2024 (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Papua melalui Dinas Kesehatan (Dinkes) memberlakukan kebijakan wajib periksa HIV bagi seluruh pasien Tuberkulosis (TBC). Kebijakan ini diambil berdasarkan temuan kasus koinfeksi TBC-HIV yang signifikan di wilayah tersebut. Plt. Kepala Dinas Kesehatan Papua, dr. Ari Pongtiku, menjelaskan bahwa langkah ini penting untuk menekan angka kematian akibat TBC, terutama pada pasien yang juga terinfeksi HIV.
Menurut dr. Ari, kolaborasi penanggulangan TBC dan HIV merupakan indikator kunci dalam program kesehatan Papua. "Kolaborasi TBC-HIV merupakan salah satu indikator terpenting dalam program penanggulangan TBC, mengingat TBC merupakan pembunuh tertinggi bagi pasien HIV," tegasnya dalam konferensi pers di Jayapura, Senin lalu. Setiap pasien TBC akan menjalani pemeriksaan HIV, dan jika positif, akan mendapatkan pengobatan Antiretroviral (ARV) selain pengobatan TBC untuk mengendalikan perkembangan virus HIV.
Data Dinkes Papua tahun 2024 menunjukkan adanya 5.638 kasus TBC. Dari jumlah tersebut, 3.014 pasien telah mengetahui status HIV mereka, dengan 896 kasus merupakan koinfeksi TBC-HIV. Meskipun demikian, hanya 494 pasien koinfeksi yang menerima pengobatan ARV. Angka ini masih jauh dari target yang ditetapkan, yaitu 80 persen pasien TBC mengetahui status HIV dan 95 persen pasien koinfeksi TBC-HIV mendapatkan pengobatan ARV.
Kasus TBC Tertinggi di Kota dan Kabupaten Jayapura
Sebaran kasus TBC di Papua terkonsentrasi di beberapa wilayah. Kota Jayapura mencatatkan jumlah kasus tertinggi dengan 2.509 kasus, diikuti Kabupaten Jayapura dengan 1.399 kasus. Kepulauan Yapen mencatat 669 kasus, Biak Numfor 572 kasus, Keerom 149 kasus, Sarmi 120 kasus, Mamberamo Raya 83 kasus, Supiori 76 kasus, dan Kabupaten Waropen 67 kasus. Data ini menunjukkan perlunya peningkatan upaya pencegahan dan pengobatan TBC di seluruh wilayah Papua.
Pemerintah Provinsi Papua menyadari bahwa pencapaian saat ini masih jauh dari target yang diharapkan. Oleh karena itu, berbagai strategi dan program intensif akan diterapkan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya deteksi dini dan pengobatan TBC dan HIV. Peningkatan akses layanan kesehatan, terutama di daerah terpencil, juga menjadi fokus utama.
Langkah-langkah yang akan dilakukan antara lain adalah peningkatan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat tentang pentingnya deteksi dini TBC dan HIV, serta akses yang lebih mudah terhadap layanan tes HIV dan pengobatan ARV. Selain itu, pemerintah juga akan meningkatkan pelatihan bagi tenaga kesehatan untuk meningkatkan kapasitas mereka dalam mendiagnosis dan mengobati TBC dan HIV.
Upaya Peningkatan Penanganan Koinfeksi TBC-HIV
Untuk mencapai target yang telah ditetapkan, Dinkes Papua akan meningkatkan kerjasama dengan berbagai pihak, termasuk organisasi masyarakat sipil dan lembaga internasional. Kerjasama ini akan difokuskan pada peningkatan akses layanan kesehatan, terutama di daerah terpencil, serta peningkatan kapasitas tenaga kesehatan dalam mendiagnosis dan mengobati TBC dan HIV.
Dinkes Papua juga akan terus memantau perkembangan kasus TBC dan HIV, serta mengevaluasi efektivitas program yang telah diterapkan. Evaluasi ini akan digunakan untuk memperbaiki strategi dan program yang ada, sehingga dapat lebih efektif dalam menekan angka kasus TBC dan HIV di Papua.
Dengan adanya komitmen dan upaya yang lebih intensif dari pemerintah dan berbagai pihak terkait, diharapkan angka kasus koinfeksi TBC-HIV di Papua dapat ditekan dan target pengobatan dapat tercapai. Hal ini akan berkontribusi pada peningkatan kesehatan masyarakat Papua secara keseluruhan.
Kesimpulannya, upaya penanggulangan koinfeksi TBC-HIV di Papua membutuhkan kerja sama yang kuat dari berbagai pihak dan strategi yang komprehensif. Peningkatan akses layanan kesehatan, edukasi masyarakat, dan pelatihan tenaga kesehatan menjadi kunci keberhasilan dalam mencapai target yang telah ditetapkan.