Wamendagri Sarankan Libatkan Pakar dalam Penanganan Anak Bermasalah di Barak TNI
Wamendagri Bima Arya Sugiarto menyarankan agar penanganan anak bermasalah yang dididik di barak TNI melibatkan pakar, guna memastikan pendekatan yang tepat dan holistik.

Wakil Menteri Dalam Negeri (Wamendagri), Bima Arya Sugiarto, memberikan catatan penting terkait kebijakan penempatan anak bermasalah di barak TNI untuk pembinaan. Pernyataan ini disampaikannya di Balai Kota Malang, Jawa Timur, Jumat (2/5). Menurutnya, pendekatan yang lebih komprehensif dan melibatkan berbagai ahli sangat diperlukan untuk keberhasilan program tersebut.
Bima Arya menekankan pentingnya pertimbangan matang sebelum menerapkan kebijakan ini. Ia menjelaskan bahwa mendidik anak tidak hanya sebatas melatih kedisiplinan, tetapi juga memperhatikan aspek psikologis dan kepribadian anak. "Jadi saran saja, disiapkan, dikonsepkan dengan hati-hati. Melibatkan juga tentunya para pakar, pemerhati keluarga, ahli ilmu keluarga, psikolog, dan tentu harus diajak bicara juga keluarganya," ujarnya.
Lebih lanjut, Wamendagri menyoroti perlunya pendekatan kekeluargaan dalam program ini. Ia menyarankan agar program tersebut membangun interaksi yang positif antara peserta didik, pemerintah daerah, dan pihak-pihak yang terlibat dalam penanganan anak bermasalah. Hal ini dinilai krusial untuk memastikan efektivitas dan kebermanfaatan program tersebut dalam jangka panjang.
Pentingnya Pendekatan Holistik dalam Pembinaan Anak Bermasalah
Bima Arya mengungkapkan bahwa pendidikan yang efektif harus mempertimbangkan aspek psikologis dan kepribadian anak. Ia menekankan perlunya pendekatan yang lebih humanis dan berfokus pada pembinaan karakter, bukan hanya sekedar pelatihan kedisiplinan. "Catatannya adalah harus hati-hati, yang namanya mendidik itu bukan hanya sekadar melatih kedisiplinan, tetapi ada unsur psikologis dan kepribadian yang juga harus diperhatikan," tegasnya.
Pengalamannya mengikuti retret kepala daerah di Akademi Militer memberikan wawasan berharga bagi Wamendagri. Ia melihat pentingnya membangun hubungan kekeluargaan dan kolaborasi antar berbagai pihak. "Di sana kami mendapatkan kekeluargaan, ada team building. (Memasukkan anak bermasalah ke barak) tempatnya boleh saja di barak tetapi di sana hendaknya disusun konsep yang juga melibatkan bimbingan atau konseling," tambahnya.
Wamendagri menyarankan agar konsep pembinaan di barak TNI dirancang dengan matang, dengan melibatkan pakar-pakar di bidang psikologi anak, keluarga, dan pendidikan. Hal ini untuk memastikan bahwa program tersebut efektif dan tidak justru berdampak negatif pada perkembangan anak.
Ia juga menekankan pentingnya peran keluarga dalam proses pembinaan. Keluarga harus dilibatkan secara aktif dalam proses pemulihan dan pengembangan anak-anak yang bermasalah.
Konteks Kebijakan Gubernur Jawa Barat
Kebijakan Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, yang melibatkan institusi TNI dalam pembinaan anak bermasalah menjadi latar belakang penting dari saran Wamendagri. Program ini diinisiasi sebagai bentuk keprihatinan terhadap penurunan daya saing dan disiplin anak-anak.
Meskipun program ini bertujuan baik, Wamendagri tetap menekankan perlunya pendekatan yang lebih komprehensif dan melibatkan berbagai ahli. Hal ini untuk memastikan bahwa program tersebut efektif dan tidak menimbulkan dampak negatif bagi anak-anak yang terlibat.
Dedi Mulyadi sendiri memastikan bahwa anak-anak yang mengikuti program pembinaan di barak TNI tidak kehilangan statusnya sebagai pelajar. Namun, Wamendagri tetap menyarankan agar program tersebut dikaji lebih dalam untuk memastikan efektivitas dan kebermanfaatannya.
Dengan melibatkan pakar dan ahli, diharapkan program pembinaan anak bermasalah di barak TNI dapat berjalan lebih efektif dan memberikan dampak positif bagi perkembangan anak-anak tersebut.
Kesimpulannya, penanganan anak bermasalah membutuhkan pendekatan yang holistik dan melibatkan berbagai pihak, termasuk pakar dan keluarga. Program pembinaan harus dirancang dengan matang dan mempertimbangkan aspek psikologis serta kepribadian anak, agar tujuan pembinaan tercapai secara efektif dan berkelanjutan.