Warga dan Santri Agam Perbaiki Jalan Rusak Akibat Banjir Lahar Marapi
Puluhan warga dan santri di Jorong Cangkiang, Agam, Sumatera Barat, bergotong royong memperbaiki akses jalan yang rusak akibat banjir lahar dingin Gunung Marapi pasca bencana Mei 2024.

Bencana banjir lahar dingin Gunung Marapi yang terjadi pada Mei 2024 lalu telah menyebabkan kerusakan infrastruktur di berbagai wilayah, termasuk di Jorong Cangkiang, Nagari Batu Taba, Kabupaten Agam, Sumatera Barat. Salah satu kerusakan yang signifikan adalah akses jalan di bantaran Sungai Batang Aia Katiak yang ambruk.
Kerusakan jalan ini berdampak besar pada warga sekitar, terutama santri Pondok Pesantren Daaru Tahfiz yang lokasinya sangat dekat dengan sungai tersebut. Pondok Pesantren Daaru Tahfiz bahkan mengalami kerusakan parah akibat banjir lahar dingin pada 11 Mei 2024.
Menyikapi kondisi ini, puluhan warga dan santri setempat bahu-membahu memperbaiki akses jalan yang rusak. "Saat itu akses jalan sempat terputus total sebelum akhirnya diperbaiki. Kami bersama santri pondok pesantren gotong royong membuat akses jalan baru," jelas Rizal Mangkuto, seorang warga setempat, pada Minggu lalu.
Perbaikan jalan dilakukan secara manual. Warga menggali dan mengalihkan debit air sungai agar tidak langsung menerjang tebing dekat pesantren. Mereka juga membuat bendungan sementara dengan karung pasir untuk menahan arus sungai.
Gotong Royong Cegah Kerusakan Lebih Parah
Wali Jorong Cangkiang, Rozi Fefori, memimpin langsung kegiatan gotong royong ini. Ia menjelaskan bahwa perbaikan jalan tanah tersebut sangat penting untuk mencegah kerusakan lebih lanjut dan memastikan aksesibilitas bagi warga dan santri.
Jalan yang diperbaiki berada tepat di depan Pondok Pesantren Daaru Tahfiz. Bagian pinggir jalan ambruk sehingga menyulitkan kendaraan roda empat untuk mencapai lokasi. "Jalannya ambruk karena berlokasi di pinggir sungai. Kita harus memperbaikinya agar akses atau aktivitas santri-santri tak terganggu," tegas Rozi.
Meskipun akses jalan sudah diperbaiki, Rozi mengingatkan warga dan santri untuk tetap waspada terhadap potensi bencana susulan, mengingat curah hujan yang masih tinggi. Kejadian ini menjadi pengingat pentingnya kesiapsiagaan menghadapi bencana alam dan pentingnya gotong royong dalam mengatasi dampaknya.