Waspada Cuaca Ekstrem! BMKG Imbau Masyarakat Maluku Utara Siaga Bencana
BMKG memperingatkan potensi cuaca ekstrem di Maluku Utara hingga 23 Maret 2025, mengancam sejumlah wilayah dengan hujan lebat dan berpotensi banjir, tanah longsor, serta angin kencang.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Kelas I Sultan Baabullah Ternate mengeluarkan peringatan dini terkait potensi cuaca ekstrem di Maluku Utara (Malut) pada periode 17-23 Maret 2025. Peringatan ini dikeluarkan setelah terpantau adanya pola konvergensi dan belokan massa udara di sekitar Maluku Utara yang meningkatkan potensi pertumbuhan awan hujan. Peringatan ini disampaikan Kepala BMKG Sultan Baabullah Ternate, Sakimin, di Ternate pada Selasa.
Potensi cuaca ekstrem ini diperkirakan akan menyebabkan hujan dengan intensitas ringan hingga lebat secara fluktuatif, terjadi di pagi, siang, sore, malam, dan dini hari. BMKG memprakirakan hujan dengan intensitas sedang hingga lebat akan melanda beberapa wilayah Maluku Utara. Masyarakat diimbau untuk meningkatkan kewaspadaan dan kesiapsiagaan menghadapi potensi bencana hidrometeorologi.
Ancaman bencana hidrometeorologi seperti banjir, banjir bandang, tanah longsor, pohon tumbang, berkurangnya jarak pandang, dan angin kencang menjadi perhatian utama. Oleh karena itu, langkah antisipasi sangat penting untuk mengurangi risiko kerugian dan dampak yang lebih besar bagi masyarakat Maluku Utara.
Wilayah Terdampak Cuaca Ekstrem di Maluku Utara
BMKG memprediksi hujan dengan intensitas sedang hingga lebat akan terjadi di beberapa wilayah Maluku Utara. Pada periode 17-18 Maret 2025, wilayah yang berpotensi terdampak meliputi Kabupaten Pulau Morotai, Halmahera Utara, Halmahera Timur, Halmahera Barat, Kota Ternate, Kota Tidore Kepulauan, Halmahera Tengah, Halmahera Selatan, Kepulauan Sula, dan Pulau Taliabu serta sekitarnya.
Prediksi serupa juga berlaku pada 19-20 Maret 2025, dengan wilayah yang berpotensi terdampak meliputi Kabupaten Pulau Morotai, Halmahera Utara, Halmahera Timur, Halmahera Barat, Kota Ternate, Kota Tidore Kepulauan, Halmahera Tengah, Halmahera Selatan, dan Kepulauan Sula serta sekitarnya. Kondisi serupa juga diperkirakan akan terjadi pada 21-23 Maret 2025, dengan tambahan potensi dampak di Pulau Taliabu dan sekitarnya.
BMKG menekankan pentingnya kewaspadaan dan kesiapsiagaan masyarakat dan pemerintah daerah dalam menghadapi potensi cuaca ekstrem ini. Informasi lebih lanjut dapat diakses melalui website dan media sosial resmi BMKG Sultan Babullah Ternate.
Imbauan dan Langkah Antisipasi
Masyarakat diimbau untuk waspada akan dampak bencana hidrometeorologi dan mengambil langkah antisipasi. Hal ini meliputi memastikan kesiapan infrastruktur, sistem tata kelola sumber daya air, serta melakukan pembersihan lingkungan untuk mengurangi risiko bencana. Pemantauan informasi resmi dari BMKG melalui berbagai kanal komunikasi juga sangat penting.
Selain itu, masyarakat juga dihimbau untuk selalu mengikuti perkembangan cuaca guna menghindari risiko yang dapat ditimbulkan oleh kondisi cuaca ekstrem. Kerja sama antara masyarakat dan pemerintah daerah sangat krusial dalam menghadapi potensi bencana ini. Kesadaran dan kesiapsiagaan masyarakat menjadi kunci dalam meminimalisir dampak negatif dari cuaca ekstrem.
BMKG terus memantau perkembangan cuaca dan akan memberikan informasi terkini kepada masyarakat. Diharapkan masyarakat tetap tenang dan tidak panik, namun tetap waspada dan siap menghadapi potensi cuaca ekstrem yang mungkin terjadi.
Langkah-langkah antisipasi yang disarankan meliputi: mempersiapkan jalur evakuasi, menyediakan persediaan makanan dan obat-obatan, serta memeriksa kondisi bangunan rumah agar tetap aman. Dengan kesiapsiagaan yang baik, diharapkan dampak negatif dari cuaca ekstrem dapat diminimalisir.