Waspada Cuaca Ekstrem di Maluku Utara hingga 9 Februari!
BMKG memperingatkan potensi cuaca ekstrem di Maluku Utara hingga 9 Februari 2025, dengan potensi hujan lebat dan berbagai bencana hidrometeorologi.
Masyarakat Maluku Utara diimbau waspada! Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Kelas I Sultan Babullah Ternate mengeluarkan peringatan dini potensi cuaca ekstrem hingga 9 Februari 2025 mendatang.
Kepala Stasiun Meteorologi Kelas I Sultan Babullah Ternate, Sakimin, menjelaskan penyebab cuaca ekstrem ini adalah pola konvergensi dan belokan massa udara. Kondisi ini memicu peningkatan pembentukan awan hujan di wilayah Maluku Utara. Peringatan ini dikeluarkan setelah analisis data cuaca terkini.
Perkiraan Cuaca Ekstrem:
BMKG memprediksi cuaca berawan hingga hujan ringan akan mendominasi. Namun, potensi hujan sedang hingga lebat sangat mungkin terjadi secara tiba-tiba, baik siang, sore, malam, maupun dini hari. Berikut rincian prakiraan berdasarkan periode:
- 3-4 Februari 2025: Hujan sedang hingga lebat diperkirakan terjadi di Pulau Morotai, Halmahera Utara, Halmahera Barat, Tidore Kepulauan, Halmahera Timur, Halmahera Tengah, Halmahera Selatan, Kepulauan Sula, dan Pulau Taliabu.
- 5-6 Februari 2025: Pulau Morotai, Halmahera Utara, Halmahera Barat, Halmahera Tengah, Halmahera Selatan, dan Kepulauan Sula berpotensi mengalami hujan sedang hingga lebat.
- 7-9 Februari 2025: Waspada hujan sedang hingga lebat di Pulau Morotai, Halmahera Utara, Halmahera Timur, Halmahera Tengah, Tidore Kepulauan, Halmahera Selatan, Kepulauan Sula, dan Pulau Taliabu.
Potensi Dampak:
Cuaca ekstrem ini berpotensi menimbulkan berbagai bencana hidrometeorologi. Banjir, banjir bandang, tanah longsor, pohon tumbang, penurunan jarak pandang, dan angin kencang adalah beberapa ancaman yang perlu diwaspadai.
Langkah Antisipasi:
Pemerintah daerah dan masyarakat diminta meningkatkan kesiapsiagaan. Infrastruktur dan tata kelola sumber daya air harus dipastikan optimal. Koordinasi antar instansi sangat penting untuk mengantisipasi dampak buruk. Masyarakat juga dihimbau untuk:
- Mengenali potensi bencana di lingkungan masing-masing.
- Mengurangi risiko bencana, misalnya dengan tidak membuang sampah sembarangan untuk menjaga fungsi drainase.
- Bergotong royong menjaga kebersihan lingkungan.
- Memastikan keamanan tempat tinggal dari potensi tanah longsor atau pohon tumbang.
- Tetap waspada dan siaga menghadapi cuaca ekstrem.
Semoga informasi ini bermanfaat dan membantu masyarakat Maluku Utara dalam menghadapi potensi cuaca ekstrem yang akan datang.