Waspada! PVMBG Imbau Potensi Banjir Lahar Usai Erupsi Dahsyat Gunung Lewotobi Laki-Laki Capai 18 Ribu Meter
PVMBG peringatkan warga akan potensi banjir lahar hujan pasca-erupsi dahsyat Gunung Lewotobi Laki-Laki di Flores Timur, mencapai ketinggian 18 ribu meter.
Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) mengeluarkan peringatan penting bagi masyarakat di sekitar Gunung Lewotobi Laki-Laki. Peringatan ini terkait potensi banjir lahar hujan pasca-erupsi dahsyat yang terjadi.
Erupsi gunung api di Flores Timur, Nusa Tenggara Timur, tersebut terjadi pada Jumat malam dan Sabtu dini hari. Ketinggian kolom abu bahkan mencapai 18 ribu meter, memicu kekhawatiran akan dampak lanjutan.
Emanuel Rofinus Bere dari Pos Pengamatan Gunung Lewotobi Laki-Laki menegaskan pentingnya kewaspadaan. Warga diimbau untuk selalu siaga menghadapi kemungkinan banjir lahar.
Ancaman Banjir Lahar Hujan di Sekitar Gunung Lewotobi
PVMBG mengimbau warga untuk mewaspadai potensi banjir lahar hujan pada sungai-sungai yang berhulu di puncak Gunung Lewotobi Laki-Laki. Kondisi ini terutama terjadi jika hujan dengan intensitas tinggi mengguyur wilayah tersebut.
Beberapa desa yang patut mewaspadai potensi banjir lahar ini antara lain:
- Dulipali
- Padang Pasir
- Nobo
- Nurabelen
- Klatanlo
- Hokeng jaya
- Boru
- Nawakote
Masyarakat di area tersebut diminta untuk meningkatkan kewaspadaan dan mempersiapkan diri menghadapi kemungkinan bencana ini. Koordinasi dengan pemerintah daerah setempat juga sangat dianjurkan untuk tindakan mitigasi yang efektif.
Kronologi Erupsi Dahsyat Gunung Lewotobi Laki-Laki
Erupsi pertama Gunung Lewotobi Laki-Laki terjadi pada Jumat (1/8) pukul 20.45 WITA, dengan ketinggian kolom abu mencapai 10 ribu meter. Kolom abu teramati berwarna kelabu dengan intensitas tebal, condong ke arah Barat dan Barat Laut.
Erupsi ini terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 47.3 mm dan durasi sekitar 3 menit 40 detik. Suara gemuruh disertai dentuman yang sangat kuat terdengar hingga Pos Pengamatan Gunung Api Lewotobi Laki-Laki.
Kemudian, erupsi kembali terjadi pada Sabtu dini hari pukul 01.26 WITA, dengan ketinggian kolom abu yang jauh lebih masif, mencapai 18 ribu meter. Kolom abu pada erupsi kedua ini teramati berwarna kelabu hingga hitam dengan intensitas tebal, condong ke arah Barat Daya, Barat, dan Barat Laut.
Erupsi kedua ini terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 47.3 mm dan durasi yang lebih panjang, yaitu sekitar 14 menit 5 detik. Kondisi ini menunjukkan aktivitas vulkanik yang signifikan dan perlu diwaspadai.
Imbauan Keselamatan dan Status Awas Gunung Lewotobi
Selain potensi banjir lahar, PVMBG juga mengimbau masyarakat di sekitar Gunung Lewotobi Laki-Laki serta pengunjung atau wisatawan untuk tidak beraktivitas apapun. Batas aman ditetapkan dalam radius enam kilometer dari pusat erupsi, dan sektoral Barat Daya hingga Timur Laut sejauh tujuh kilometer.
Masyarakat juga diimbau untuk selalu menggunakan masker penutup hidung dan mulut. Hal ini penting untuk menghindari bahaya abu vulkanik yang dapat mengganggu sistem pernapasan dan kesehatan lainnya.
Warga diminta untuk tetap tenang dan mengikuti arahan dari pemerintah daerah setempat. Penting untuk tidak mempercayai isu-isu yang tidak jelas sumbernya demi keamanan dan ketertiban bersama.
Sampai dengan saat ini, status Gunung Lewotobi Laki-Laki masih berada pada Level IV atau Awas. Kondisi ini menandakan bahwa gunung tersebut memiliki potensi bahaya tinggi dan memerlukan kewaspadaan maksimal dari seluruh pihak.