Batam Jadi Fokus Pembangunan Pusat Data Nasional: Strategis dan Dorong Investasi Luar Jawa
Pemerintah menetapkan Batam sebagai pusat pembangunan pusat data nasional karena posisi geografisnya yang strategis dan untuk mendorong pemerataan investasi di luar Jawa, seiring proyeksi pertumbuhan infrastruktur pusat data di Asia Tenggara hingga 200 pe

Jakarta, 15 Mei 2024 - Pemerintah Indonesia resmi memfokuskan pembangunan pusat data di Batam, Kepulauan Riau. Keputusan ini didorong oleh beberapa faktor kunci, termasuk posisi geografis Batam yang strategis dan upaya pemerataan investasi di luar Pulau Jawa. Langkah ini diyakini akan memberikan dampak signifikan bagi pertumbuhan ekonomi digital Indonesia.
Deputi Bidang Teknologi Informasi Penanaman Modal Kementerian Investasi dan Hilirisasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal, Ricky Kusmayadi, menjelaskan bahwa kedekatan Batam dengan negara-negara tetangga, khususnya Singapura, menjadi pertimbangan utama. "Pemerintah sudah menyiapkan fokus untuk data center (pusat data) itu di area Batam karena itu kan dekat dengan area luar, dalam hal ini Singapura," ujar Ricky dalam konferensi pers di Jakarta.
Pemilihan Batam juga sejalan dengan strategi pemerintah untuk menyebarkan pertumbuhan investasi ke luar Jawa. "Harapannya tidak hanya melulu di daerah Jawa maupun di Jakarta, dan itu bisa memberikan penyebaran pertumbuhan investasi di luar Jawa," tambah Ricky. Langkah ini diharapkan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih merata di seluruh Indonesia.
Potensi Pertumbuhan Pusat Data di Indonesia
Ricky memaparkan proyeksi pertumbuhan infrastruktur pusat data di Asia Tenggara yang sangat menjanjikan, diperkirakan mencapai 200 persen. Pertumbuhan ini didorong oleh pesatnya perkembangan ekonomi digital, ditandai dengan adopsi teknologi seperti kecerdasan buatan (AI), cloud computing, media sosial, dan e-commerce.
Indonesia diyakini memiliki peran penting dalam pertumbuhan ini. Kapasitas pusat data di Indonesia diproyeksikan mencapai 936 megawatt pada tahun 2028, meningkat lebih dari 210 persen dari kapasitas saat ini yang mencapai 430 megawatt. Beberapa faktor pendukung pertumbuhan ini antara lain tingginya permintaan, konektivitas yang baik, kesiapan AI, biaya energi yang terjangkau, dan ketersediaan lahan.
"Tingkat permintaan yang tinggi, konektivitas, AI readiness yang baik, biaya energi, serta lahan yang terjangkau mendukung pertumbuhan pusat data di Indonesia," jelas Ricky. Hal ini menunjukkan potensi besar Indonesia sebagai tujuan investasi di sektor infrastruktur digital.
Dukungan Pemerintah dan Potensi Energi Terbarukan
Direktur Jenderal Teknologi Pemerintah Digital Kementerian Komunikasi dan Digital, Mira Tayyiba, menambahkan bahwa Indonesia memiliki potensi strategis sebagai tujuan investasi infrastruktur digital, termasuk pusat data. Pasar ekonomi digital domestik yang besar dan penetrasi internet yang tinggi menjadi daya tarik utama.
Indonesia juga memiliki potensi sumber daya energi terbarukan yang signifikan. Potensi energi surya mencapai 207 gigawatt dan panas bumi 29 gigawatt, mendukung pengembangan pusat data yang berkelanjutan dan ramah lingkungan. Hal ini menjadi nilai tambah bagi investor yang mencari solusi berkelanjutan.
Dengan potensi yang besar ini, pemerintah optimistis bahwa Batam akan menjadi pusat data utama di Indonesia, mendorong pertumbuhan ekonomi digital dan pemerataan investasi di seluruh wilayah Indonesia. Langkah ini juga diharapkan dapat meningkatkan daya saing Indonesia di kancah internasional.
Ke depannya, pemerintah akan terus mendukung pengembangan infrastruktur dan regulasi yang dibutuhkan untuk memastikan keberhasilan pembangunan pusat data di Batam dan wilayah lainnya di Indonesia. Komitmen ini menunjukkan keseriusan pemerintah dalam mendorong transformasi digital dan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.