Transformasi Digital Industri Batam: Dorongan Kemenperin dan Tantangan Infrastruktur
Kemenperin mendorong transformasi digital industri di Batam sebagai strategi peningkatan daya saing, namun kesiapan infrastruktur energi menjadi tantangan utama.

Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menekankan pentingnya transformasi digital bagi peningkatan daya saing industri nasional, khususnya di Batam, Kepulauan Riau. Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Informatika (ILMATE) Kemenperin, Setia Diarta, menyatakan hal ini dalam acara Digitalization Innovation Day Schneider Electric di Batam, Rabu (23/4). Transformasi ini, menurutnya, bukan hanya soal perubahan teknologi, tetapi juga perubahan cara berproduksi, berinovasi, dan beradaptasi dengan kebutuhan masyarakat. Inisiatif ini sejalan dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024 dan Making Indonesia 4.0.
Pemerintah telah menetapkan tujuh sektor industri prioritas dalam Making Indonesia 4.0, yaitu tekstil, elektronik, otomotif, makanan dan minuman, kimia, farmasi, dan alat kesehatan. Strategi utamanya mencakup pembangunan industri digital, investasi teknologi, perbaikan alur material, harmonisasi regulasi, dan peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM). Setia Diarta juga menjelaskan bahwa transformasi digital ini merupakan bagian penting dari strategi pemerintah untuk meningkatkan daya saing industri nasional.
Kesiapan infrastruktur, khususnya energi, menjadi sorotan penting. President Director Schneider Electric Indonesia dan Timor Leste, Martin Setiawan, menyoroti kebutuhan energi yang masif untuk mendukung perkembangan data center dan kecerdasan buatan (AI) di Batam. Ia menekankan perlunya pembangkit listrik yang andal untuk memenuhi kebutuhan tersebut, mengingat Batam kini berkembang sebagai hub digital, selain sebagai kawasan industri manufaktur.
Transformasi Digital: Sektor Prioritas dan Infrastruktur Pendukung
Pemerintah Indonesia telah menetapkan tujuh sektor industri sebagai prioritas dalam program Making Indonesia 4.0. Tujuh sektor tersebut diharapkan dapat menjadi lokomotif pertumbuhan ekonomi melalui penerapan teknologi digital. Transformasi digital di sektor-sektor ini membutuhkan investasi yang besar dalam infrastruktur teknologi informasi dan komunikasi (TIK), serta peningkatan kompetensi sumber daya manusia.
Salah satu tantangan utama dalam transformasi digital adalah kesiapan infrastruktur energi. Perkembangan pusat data (data center) dan teknologi kecerdasan buatan (AI) membutuhkan konsumsi daya listrik yang sangat besar. Oleh karena itu, perlu adanya peningkatan kapasitas dan keandalan pembangkit listrik, serta transisi energi menuju sumber energi terbarukan.
Pemerintah menargetkan kapasitas energi nasional sebesar 100 gigawatt, dengan 70 persen berasal dari energi terbarukan. Transisi energi ini tidak hanya melibatkan pergantian sumber energi, tetapi juga membutuhkan digitalisasi dan elektrifikasi untuk meningkatkan efisiensi dan keberlanjutan.
Batam sebagai Jembatan Digital dan Pusat Data Center
Batam, sebagai Kawasan Ekonomi Khusus (KEK), telah berkembang menjadi jembatan digital antara Indonesia dan Singapura. KEK Nongsa, khususnya, menjadi pusat pengembangan data center kelas internasional. Saat ini, terdapat sembilan data center internasional di KEK Nongsa berasal dari Hong Kong, Selandia Baru, Singapura, dan Amerika Serikat. Rencananya, akan ditambah empat lagi, sehingga totalnya menjadi 13 unit. Ditambah lima data center di luar KEK, Batam akan memiliki 18 data center.
Sebagian besar data center di Batam telah memenuhi standar minimal tier 3, dan beberapa bahkan menuju tier 4. Hal ini menunjukkan komitmen Batam dalam mendukung perkembangan industri digital. Keberadaan data center ini akan mendorong pertumbuhan ekonomi dan menciptakan lapangan kerja baru di Batam.
Kepala Pusat Pengembangan KPBPB dan KEK BP Batam, Irfan Syakir Widyasa, mengatakan bahwa transformasi digital di Batam merupakan sebuah estafet. Pemerintah memulai, pelaku industri harus siap meneruskan, dan akademisi harus siap mendukung. Hal ini menunjukkan pentingnya kolaborasi antara pemerintah, industri, dan akademisi dalam mendorong transformasi digital.
Transformasi digital di Batam tidak hanya meningkatkan daya saing industri, tetapi juga membuka peluang investasi dan menciptakan lapangan kerja baru. Namun, kesiapan infrastruktur, khususnya energi, menjadi kunci keberhasilan transformasi ini. Kolaborasi antara pemerintah, pelaku industri, dan akademisi sangat penting untuk memastikan keberhasilan transformasi digital di Batam.