CKG: Periksa Kesehatan Ginjal Secara Dini di Puskesmas, Kuota Masih Tersedia!
Program Cek Kesehatan Gratis (CKG) memudahkan masyarakat periksa gejala penyakit ginjal di puskesmas, dengan pemeriksaan ureum kreatinin yang diprioritaskan untuk mereka yang berisiko tinggi.

Jakarta, 12 Maret 2025 (ANTARA) - Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes) meluncurkan Program Cek Kesehatan Gratis (CKG) untuk memudahkan masyarakat mendeteksi dini gejala penyakit ginjal. Layanan skrining ini tersedia di fasilitas pelayanan kesehatan dasar, seperti puskesmas, guna mempercepat intervensi medis jika ditemukan gejala penyakit ginjal.
Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular Kemenkes, Siti Nadia Tarmizi, menjelaskan bahwa pemeriksaan skrining ginjal di puskesmas bertujuan untuk mendeteksi dini penyakit ginjal. "Salah satunya yang kita lakukan adalah pemeriksaan screening untuk ginjal. Ini dilakukan di puskesmas, artinya bukan dilakukan di rumah sakit, dilakukan deteksinya pada fasilitas pelayanan kesehatan dasar," ujar Siti dalam jumpa pers World Kidney Day 2025 di Jakarta.
Program CKG memberikan akses mudah bagi masyarakat untuk melakukan pemeriksaan kesehatan, termasuk skrining penyakit ginjal. Hal ini sangat penting mengingat penyakit ginjal seringkali tidak menunjukkan gejala di tahap awal, sehingga deteksi dini sangat krusial untuk mencegah komplikasi yang lebih serius. Kemudahan akses ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga kesehatan ginjal.
Skrining Penyakit Ginjal di Puskesmas
Dalam program CKG, skrining penyakit ginjal dilakukan dengan pemeriksaan ureum kreatinin. Pemeriksaan ini diprioritaskan untuk individu dengan faktor risiko tertentu, seperti diabetes, hipertensi, obesitas, dan dislipidemia. "Jadi kalau orang yang kita dapatkan itu dia diabetes, hipertensi, obesitas dan gangguan dislipid, maka dia dilanjutkan pemeriksaannya untuk pemeriksaan ginjal untuk urium kreatinin," jelas Siti Nadia Tarmizi.
Pemeriksaan ureum kreatinin merupakan salah satu indikator penting untuk menilai fungsi ginjal. Tingkat ureum dan kreatinin yang tinggi dalam darah dapat mengindikasikan adanya gangguan fungsi ginjal. Deteksi dini melalui pemeriksaan ini memungkinkan penanganan yang tepat dan pencegahan komplikasi lebih lanjut.
Dengan melakukan skrining di puskesmas, akses terhadap layanan kesehatan menjadi lebih mudah dan terjangkau bagi masyarakat. Hal ini sejalan dengan upaya pemerintah untuk meningkatkan cakupan layanan kesehatan primer dan mendekatkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat.
Kuota CKG dan Antusiasme Masyarakat
Program CKG menyediakan kuota pemeriksaan kesehatan hingga 300 ribu per hari. Direktur Jenderal Kesehatan Masyarakat, Maria Endang Sumiwi, mengungkapkan bahwa meskipun kuota cukup besar, baru sekitar 38-40 ribu orang per hari yang memanfaatkan layanan tersebut. "Kuota CKG adalah 300 ribu per hari, dan per Selasa (11/3), terdapat total 500 ribu masyarakat, termasuk yang berulang tahun pada akhir tahun seperti Oktober-Desember, yang mendaftar untuk layanan tersebut," kata Maria.
Melihat antusiasme masyarakat yang tinggi, Kemenkes memutuskan untuk tidak membatasi akses CKG hanya pada hari ulang tahun. Surat edaran terkait kebijakan ini akan segera menyusul. Masyarakat diimbau untuk memanfaatkan kesempatan ini guna menjaga kesehatan dan mendeteksi dini berbagai penyakit, termasuk penyakit ginjal.
Kemenkes berkomitmen untuk terus meningkatkan akses dan kualitas layanan kesehatan bagi seluruh masyarakat Indonesia. Program CKG merupakan salah satu upaya nyata untuk mewujudkan hal tersebut. Dengan deteksi dini dan penanganan yang tepat, diharapkan angka penderita penyakit ginjal dapat ditekan dan kualitas hidup masyarakat dapat ditingkatkan.
Program CKG ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya deteksi dini penyakit ginjal dan menjaga kesehatan secara keseluruhan. Dengan akses yang mudah dan terjangkau, diharapkan lebih banyak masyarakat dapat memanfaatkan layanan ini dan mendapatkan manfaatnya.