Kehebatan Anak Melebihi AI: Budi Pekerti Jadi Kunci Utama
Damar Wahyu Wijayanti, seorang ahli, mengungkapkan bahwa anak-anak memiliki keunggulan dibanding AI karena pemahaman mereka akan nilai budi pekerti, yang tak dimiliki kecerdasan buatan.

Jakarta, 15 Maret 2024 - Dalam sebuah konferensi pers di Jakarta, Sabtu lalu, Damar Wahyu Wijayanti, seorang Certified Positive Discipline Parent Educator, memberikan pernyataan mengejutkan. Ia mengungkapkan bahwa anak-anak memiliki kemampuan yang jauh lebih unggul daripada kecerdasan buatan (AI) karena pemahaman mereka terhadap nilai-nilai budi pekerti. Pernyataan ini muncul sebagai respons terhadap perkembangan pesat teknologi AI dan implikasinya terhadap pendidikan dan perkembangan anak.
Damar menekankan bahwa kemampuan anak untuk tumbuh dan berkembang seiring dengan nilai-nilai yang diajarkan orang tua merupakan keunggulan utama. Berbeda dengan AI yang kemampuannya hanya berasal dari data yang dipelajari dan ditiru dari manusia, anak-anak memiliki kapasitas untuk memahami dan mengaplikasikan nilai-nilai moral seperti empati dan belas kasih. Hal ini, menurut Damar, merupakan perbedaan mendasar yang sulit ditiru oleh AI, sekcanggih apapun teknologinya.
Lebih lanjut, Damar menjelaskan bahwa meskipun baik anak maupun AI dapat dibentuk sesuai dengan pembelajaran yang diberikan, kemampuan memahami dan mengaplikasikan budi pekerti merupakan kunci utama bagi perkembangan anak yang holistik dan berkelanjutan. Ia menyoroti pentingnya peran orang tua dalam menanamkan nilai-nilai tersebut sejak dini agar anak dapat menggunakan teknologi, termasuk AI, dengan bijak dan bertanggung jawab.
Budi Pekerti: Benteng Pertahanan di Era AI
Damar Wahyu Wijayanti, Co-Founder goodenoughparents.id, memaparkan bahwa kemampuan anak untuk memahami dan mengaplikasikan budi pekerti akan membentuk pribadi yang lebih empati. Kemampuan empati ini, menurutnya, merupakan sesuatu yang tidak dapat dirasakan oleh AI, betapapun canggihnya teknologi tersebut. Dengan demikian, budi pekerti menjadi benteng pertahanan penting bagi anak-anak di tengah perkembangan teknologi AI yang pesat.
Ia menambahkan bahwa pendidikan karakter sejak dini sangat penting untuk membentuk pribadi yang bertanggung jawab dan tidak mudah menyerah. Anak-anak perlu diajarkan untuk tidak bergantung sepenuhnya pada AI dalam menyelesaikan tugas, melainkan untuk berpikir kritis dan kreatif. Hal ini akan mencegah mereka dari sikap malas berpikir dan hanya bergantung pada kemudahan yang ditawarkan oleh teknologi.
Damar juga memberikan contoh penerapan budi pekerti dalam konteks penggunaan AI. Anak-anak perlu diajarkan untuk tidak melakukan plagiarisme dan untuk selalu berusaha menyelesaikan tugas dengan kemampuan mereka sendiri, dengan bantuan AI sebagai alat bantu, bukan sebagai pengganti usaha dan kreativitas mereka.
Mendidik Anak di Era AI: Sebuah Tantangan dan Peluang
Damar menekankan pentingnya peran orang tua dalam membimbing anak-anak dalam menggunakan AI dengan bijak. Orang tua perlu mengajarkan anak-anak untuk memanfaatkan teknologi sebagai alat bantu, bukan sebagai pengganti usaha dan kreativitas. Dengan demikian, anak-anak dapat mengembangkan kemampuan berpikir kritis, kreatif, dan bertanggung jawab.
Ia juga menyoroti pentingnya keseimbangan antara pembelajaran teknologi dan pengembangan nilai-nilai budi pekerti. Anak-anak perlu diajarkan untuk menggunakan AI secara bertanggung jawab, menghindari plagiarisme, dan tidak mudah menyerah dalam menghadapi tantangan. Hal ini akan membantu mereka untuk tumbuh menjadi pribadi yang mandiri, kreatif, dan berintegritas.
Kesimpulannya, Damar Wahyu Wijayanti mengajak para orang tua untuk tidak hanya fokus pada penguasaan teknologi, tetapi juga pada pengembangan nilai-nilai budi pekerti pada anak. Dengan demikian, anak-anak dapat menghadapi tantangan di era AI dengan bijak dan bertanggung jawab, serta menjadi generasi penerus yang berkarakter dan berintegritas.
“Jadi sebenarnya terserah kita mau bagaimana untuk bisa mengajarkan anak menggunakan AI dengan bijak. Salah satu cara untuk mengajarkan anak menggunakan AI dengan bijak adalah dengan menanamkan budi pekerti,” ucapnya.