Tahukah Anda? Penutupan Jalur Rinjani dan Upaya Geopark Toba Bukti Nyata Prioritas Wisatawan Indonesia
Pemerintah Indonesia menunjukkan komitmen kuat terhadap Prioritas Wisatawan Indonesia melalui perbaikan regulasi di Rinjani dan upaya pemulihan status Geopark Toba. Simak langkah konkretnya!

Pemerintah Indonesia menegaskan komitmennya terhadap keselamatan dan kenyamanan wisatawan. Hal ini tercermin dari langkah-langkah perbaikan di dua destinasi unggulan, yakni Gunung Rinjani dan Geopark Kaldera Toba.
Dewan Pakar Gerakan Solidaritas Nasional (GSN) Bidang Pariwisata, Taufan Rahmadi, menyatakan bahwa tindakan ini membuktikan Indonesia memprioritaskan kebutuhan pengunjung. Menurutnya, langkah ini sangat tepat dan menunjukkan perhatian serius terhadap keamanan.
Penutupan sementara jalur pendakian di Gunung Rinjani yang rawan kecelakaan menjadi salah satu bukti nyata. Sementara itu, Geopark Kaldera Toba berupaya keras mempertahankan status UNESCO Global Geopark (UGGp) melalui perbaikan standar.
Peningkatan Keamanan di Gunung Rinjani
Balai Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR) telah menutup sementara jalur pendakian Pelawangan Sembalun menuju Danau Segara Anak sejak 16 Juli 2025. Keputusan ini diambil menyusul serangkaian insiden kecelakaan yang menimpa turis mancanegara di lokasi tersebut. Penutupan bertujuan meningkatkan layanan fasilitas wisata alam serta pengelolaan kawasan konservasi.
Taufan Rahmadi menilai pembentukan pusat penyelamatan (rescue center) dan pelatihan bagi pemandu wisata sangat membantu. Tim rescue center diharapkan memahami kondisi ekosistem Rinjani secara menyeluruh. Mereka juga harus senantiasa waspada terhadap potensi bahaya selama kegiatan pendakian.
Pelatihan yang diberikan kepada pemandu wisata dan tim penyelamat menjadi krusial. Ini memastikan bahwa setiap pemandu memiliki kapasitas untuk mengantisipasi risiko. Langkah-langkah ini menunjukkan keseriusan pemerintah dalam menjaga keselamatan para pendaki.
Upaya Pemulihan Status Geopark Kaldera Toba
Geopark Kaldera Toba menghadapi tantangan untuk mempertahankan status UNESCO Global Geopark (UGGp). Asesor dari UNESCO dijadwalkan mengunjungi lokasi pada 21-22 Juli 2025 untuk evaluasi. Pemerintah diharapkan memastikan perbaikan dan penyempurnaan sesuai standar UNESCO.
Status UGGp sangat penting bagi Indonesia karena berperan besar dalam mempromosikan destinasi wisata. Dari sisi ekonomi nasional, status ini meyakinkan dunia bahwa Indonesia peduli terhadap keberlanjutan. Hal ini diharapkan berdampak positif pada tren kunjungan wisatawan dan layanan pariwisata di sekitar Danau Toba.
Kementerian Pariwisata terus memperkuat kolaborasi dengan pemerintah daerah di kawasan Danau Toba. Mereka mendorong perbaikan dan evaluasi langkah-langkah yang telah berjalan. Ini mencakup identifikasi akar masalah, peninjauan progres perbaikan, dan pemetaan pekerjaan rumah yang belum terselesaikan.
Status "kartu hijau" UNESCO bukan sekadar label, melainkan jembatan menuju masa depan yang lebih cerah bagi masyarakat lokal. Keberhasilan mempertahankan status ini diharapkan membawa lebih banyak investasi, peluang ekonomi, dan yang terpenting, pelestarian alam serta budaya Danau Toba yang tak ternilai.