NPC Indonesia Optimistis Kemenpora Dukung Prestasi Atlet Disabilitas di Tengah Efisiensi Anggaran
Wakil Sekjen NPC Indonesia yakin Kemenpora tetap dukung prestasi atlet disabilitas meski ada efisiensi anggaran, dan NPC berupaya mandiri lewat kolaborasi serta pencarian bakat.

Jakarta, 20 Februari 2024 - Wakil Sekretaris Jenderal Komite Paralimpiade Nasional (NPC) Indonesia, Rima Ferdianto, menyampaikan optimismenya terhadap dukungan Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) terhadap prestasi olahraga, termasuk atlet disabilitas, meskipun terdapat efisiensi anggaran. Pernyataan ini disampaikan di Jakarta pada Kamis lalu, menanggapi rencana efisiensi anggaran pemerintah.
Rima menjelaskan bahwa Kemenpora selama ini telah konsisten memberikan dukungan penuh kepada NPC Indonesia, terutama dalam penyelenggaraan pemusatan latihan nasional (pelatnas) dan partisipasi dalam berbagai ajang internasional. "Selama ini kami selalu mendapat dukungan penuh dalam menjalankan pemusatan latihan nasional (pelatnas) dan menghadapi berbagai ajang internasional," ungkap Rima.
Meskipun demikian, Rima mengakui adanya wacana efisiensi anggaran pemerintah. Namun, hingga saat ini belum ada pemberitahuan resmi mengenai pemangkasan dana untuk NPC Indonesia. NPC Indonesia sendiri telah mengajukan proposal anggaran pelatnas 2025 yang masih dalam proses review oleh Kemenpora.
Upaya Mandiri NPC Indonesia di Tengah Efisiensi Anggaran
Menyikapi potensi pembatasan anggaran, NPC Indonesia telah mengambil langkah proaktif untuk mengurangi ketergantungan pada pemerintah. Salah satu strategi yang dijalankan adalah memperkuat kolaborasi dengan berbagai pihak, termasuk sektor swasta melalui program Corporate Social Responsibility (CSR).
Dengan menggandeng perusahaan swasta, NPC Indonesia berharap dapat menambah sumber pendanaan untuk pembinaan atlet. "Kami memahami efisiensi anggaran tidak hanya diterapkan di Kemenpora, tetapi juga di berbagai kementerian dan lembaga lainnya. Oleh karena itu, kami tidak bisa hanya bergantung pada pemerintah, tetapi juga harus mencari solusi lain agar pelatnas tetap berjalan," jelas Rima.
NPC Indonesia juga telah menyiapkan strategi penyesuaian jika terjadi pemangkasan anggaran. Sebagai contoh, jika anggaran hanya cukup untuk 250 atlet dalam pelatnas, sementara idealnya 400 atlet, NPC akan berupaya mencari pendanaan tambahan untuk menutupi kekurangan tersebut. Hal ini menunjukkan komitmen NPC Indonesia untuk tetap memberikan yang terbaik bagi atlet-atletnya.
Pengembangan Bakat Atlet Disabilitas Secara Mandiri
Selain mengupayakan pendanaan tambahan, NPC Indonesia juga aktif mengembangkan program pencarian bakat atlet disabilitas di seluruh Indonesia. Program ini dijalankan secara mandiri tanpa mengandalkan anggaran pemerintah sebagai upaya untuk menciptakan pembinaan atlet yang lebih berkelanjutan dan mandiri.
Saat ini, pencarian bakat sedang berlangsung di GOR Otista, Jakarta Timur, pada 20-21 Februari. Sebelumnya, kegiatan serupa telah diadakan di Jakabaring Sport City, Palembang, pada 14-16 Februari. NPC Indonesia berencana melanjutkan program ini ke berbagai provinsi lainnya, termasuk Kalimantan Timur, Jawa Barat, dan Kalimantan Barat, hingga Juni 2025.
"Kami ingin daerah lebih mandiri dalam pembinaan atlet disabilitas. Kegiatan ini tidak membebani pemerintah dan prestasi juga tetap terjaga," tegas Rima. Hal ini menunjukkan komitmen NPC Indonesia untuk mengembangkan sistem pembinaan atlet yang berkelanjutan dan tidak sepenuhnya bergantung pada anggaran pemerintah.
Sikap proaktif NPC Indonesia dalam mencari solusi alternatif pendanaan dan mengembangkan program pencarian bakat secara mandiri menunjukkan keseriusan mereka dalam mendukung prestasi atlet disabilitas Indonesia. Meskipun ada efisiensi anggaran, NPC Indonesia optimistis prestasi atlet tetap dapat terjaga dan bahkan ditingkatkan.