Bapanas: 1.540 Ton Beras SPHP Laku Keras di Pasar Murah Jelang Lebaran 2025
Jelang Lebaran 2025, Badan Pangan Nasional (Bapanas) laporkan penjualan 1.540 ton beras SPHP dan 2.731 ton komoditas pangan pokok lainnya melalui Operasi Pasar Murah di 3.159 outlet.
Badan Pangan Nasional (Bapanas) mengumumkan hasil penjualan komoditas pangan pokok melalui Operasi Pasar Murah yang digelar pemerintah. Sebanyak 1.540 ton beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) berhasil terjual hingga 21 Maret 2025. Operasi pasar ini bertujuan menjaga stabilitas harga pangan selama Ramadhan hingga Lebaran 2025, melibatkan berbagai pihak dan dilaksanakan di seluruh Indonesia.
Penjualan beras SPHP tersebut merupakan bagian dari total penjualan 2.731 ton komoditas pangan pokok dalam Operasi Pasar Murah. Hal ini disampaikan Sekretaris Utama Bapanas, Sarwo Edhy, dalam Rapat Dengar Pendapat bersama Komisi IV DPR RI pada Senin. Operasi Pasar Murah ini merupakan wujud nyata komitmen pemerintah dalam memastikan keterjangkauan harga pangan bagi masyarakat.
Beras SPHP menjadi komoditas dengan penjualan tertinggi dalam Operasi Pasar Murah. Pemerintah juga melaksanakan Gerakan Pangan Murah (GPM) secara paralel untuk menjangkau lebih banyak daerah dan masyarakat. Kolaborasi antar kementerian dan lembaga serta BUMN pangan menjadi kunci keberhasilan program ini.
Operasi Pasar Murah: Sukses Jaga Stabilitas Harga Pangan
Operasi Pasar Murah yang digelar pemerintah sejak 24 Februari hingga 29 Maret 2025 berhasil menjual 2.731 ton komoditas pangan pokok di 3.159 outlet di seluruh Indonesia. "Dapat kami laporkan Operasi Pasar Pangan Murah 2025...telah terjual 2.731 ton berbagai komoditas pangan di 3.159 outlet, beras SPHP menjadi komoditas dengan tingkat penjualan tertinggi yaitu 1.540 ton," ungkap Sarwo Edhy.
Keberhasilan ini menunjukkan efektivitas kolaborasi lintas sektor yang dilakukan Bapanas dengan berbagai pemangku kepentingan. Kerja sama ini meliputi perencanaan, pelaksanaan, hingga pengawasan distribusi komoditas pangan. Langkah ini dinilai penting untuk menjaga stabilitas pasokan dan harga pangan, terutama menjelang Idul Fitri.
Program ini juga melibatkan 4.500 gerai PT Pos Indonesia sebagai titik distribusi. BUMN pangan seperti Bulog, ID Food, Berdikari, Perusahaan Perdagangan Indonesia, dan Perkebunan Nusantara turut berpartisipasi dalam mensuplai komoditas pangan yang dibutuhkan.
Gerakan Pangan Murah (GPM): Menjangkau Lebih Luas
Selain Operasi Pasar Murah, pemerintah juga menjalankan Gerakan Pangan Murah (GPM) Ramadhan dan Idul Fitri 2025. Hingga 21 Maret 2025, GPM telah dilaksanakan sebanyak 2.384 kali di 478 kabupaten/kota di 37 provinsi. Program ini menjangkau daerah-daerah yang mungkin kurang terjangkau oleh Operasi Pasar Murah.
Dari 1 Januari hingga 21 Maret 2025, GPM telah dilaksanakan sebanyak 2.384 kali di 478 kabupaten/kota di 37 provinsi. Ini menunjukkan komitmen pemerintah untuk memastikan ketersediaan pangan murah merata di seluruh Indonesia. Program ini menjadi bagian penting dalam menjaga stabilitas harga dan keterjangkauan pangan bagi masyarakat.
Pelaksanaan GPM dan Operasi Pasar Murah menunjukkan komitmen pemerintah dalam memastikan ketersediaan dan stabilitas harga pangan menjelang Idul Fitri. Kerja sama antar lembaga pemerintah dan BUMN menjadi kunci keberhasilan kedua program ini.
Komoditas Pangan yang Dijual
Operasi Pasar Murah menyediakan berbagai komoditas pangan pokok dengan harga eceran tertinggi (HET) yang telah ditetapkan pemerintah. Komoditas yang dijual antara lain:
- Minyak goreng (Minyakita)
- Bawang putih
- Gula konsumsi
- Daging kerbau beku
- Cabai rawit merah
- Telur ayam ras
- Beras SPHP
Ketersediaan komoditas pangan pokok ini diharapkan dapat membantu masyarakat memenuhi kebutuhannya selama Ramadhan dan Idul Fitri 2025 dengan harga yang terjangkau. Program ini menjadi bagian penting dalam menjaga stabilitas ekonomi dan sosial masyarakat.
Dengan terjualnya 1.540 ton beras SPHP dan 2.731 ton komoditas pangan lainnya, Operasi Pasar Murah dan Gerakan Pangan Murah menunjukkan keberhasilan dalam menjaga stabilitas harga dan keterjangkauan pangan bagi masyarakat Indonesia menjelang Lebaran 2025. Kolaborasi antar lembaga dan BUMN menjadi kunci keberhasilan program ini dalam menjamin ketersediaan pangan yang cukup dan terjangkau bagi seluruh lapisan masyarakat.