Disbudpar Jatim: Topeng Panji, Warisan Budaya Jawa Timur untuk Generasi Muda
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Jawa Timur berkomitmen mengenalkan kesenian Topeng Panji kepada anak muda melalui berbagai pertunjukan dan kolaborasi untuk melestarikan budaya lokal.
Malang, Jawa Timur, 04 Mei 2024 - Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Provinsi Jawa Timur berupaya melestarikan kesenian Topeng Panji dengan cara unik dan menarik. Sasaran utamanya? Anak-anak muda! Inisiatif ini diluncurkan sebagai upaya untuk memperkenalkan warisan budaya lokal kepada generasi penerus.
Kepala Disbudpar Provinsi Jawa Timur, Evy Afianasari, menjelaskan bahwa Topeng Panji, meskipun masih eksis, kurang dikenal oleh generasi muda. Dalam konferensi pers di Taman Krida Budaya, Kota Malang, Minggu lalu, beliau menekankan pentingnya mengenalkan Topeng Panji kepada generasi Z. "Kami ingin memberikan informasi kepada masyarakat, khususnya anak muda, bahwa Jawa Timur punya kesenian yang namanya Topeng Panji. Senimannya pun ada," tegasnya.
Langkah konkret yang diambil adalah kolaborasi dengan Sanggar Seni Topeng Asmorobangun dalam pentas bertajuk 'Panji Laras'. Pertunjukan ini dirancang tidak hanya untuk menampilkan keindahan estetika Topeng Panji, tetapi juga untuk menyampaikan nilai-nilai kehidupan dan etika yang terkandung di dalamnya. Nilai-nilai tersebut dinilai relevan bahkan di era modern ini dan dapat menjadi teladan bagi anak muda.
Mengenalkan Nilai-Nilai Luhur Topeng Panji kepada Generasi Muda
Disbudpar Jatim menargetkan agar Topeng Panji dikenal luas dan dihargai masyarakat Jawa Timur pada tahun ini. Evy Afianasari bahkan mengungkapkan rencana untuk berkolaborasi dengan lebih banyak sanggar seni Topeng Panji di masa mendatang. "Target tahun ini Topeng Panji sudah bisa secara masif dikenal dan melekat di hati masyarakat Jawa Timur. Kemungkinan periode selanjutnya akan mendatangkan sanggar lainnya, karena sekiranya ada 12 sanggar Topeng Panji," jelasnya.
Harapannya, upaya ini tidak hanya membangkitkan apresiasi masyarakat lokal, tetapi juga membawa Topeng Panji ke kancah internasional. "Kami ingin menunjukkan kepada dunia bahwa Jawa Timur memiliki kesenian yang luar biasa indah dan sedikit demi sedikit Topeng Panji akan mendunia," ujar Evy penuh semangat.
Ketua Pelaksana Pertunjukan 'Panji Laras' dan Pengayom Sanggar Topeng Panji Asmoro Bangun, Suroso, menambahkan bahwa pertunjukan tersebut juga berfungsi sebagai edukasi bagi anak-anak. "Kami ingin memberitahukan bahwa di dalam sebuah kesenian juga ada aturan yang tidak boleh sembarangan dilakukan, ada ritualnya. Lalu, ritual itu saling terhubung satu dan menyatukan antar-pemain, semuanya tidak bisa berdiri sendiri," jelasnya.
Nilai-Nilai Positif yang Ditampilkan dalam Pertunjukan Panji Laras
Pertunjukan Panji Laras menyoroti berbagai nilai positif, termasuk kesetiaan, perjuangan, pencarian jati diri, dan ketulusan. Suroso menjelaskan, "Idenya karena Panji Laras tokoh anak yang bisa menjadi contoh untuk menjadi seseorang yang luar biasa dengan melewati perjuangan di dalam kesendirian di hutan sampai bisa bertemu ayahnya." Kisah Panji Laras yang penuh perjuangan diharapkan dapat menginspirasi generasi muda untuk mencapai tujuan mereka.
Melalui kolaborasi dan pertunjukan seni, Disbudpar Jatim berupaya untuk tidak hanya melestarikan Topeng Panji, tetapi juga menanamkan nilai-nilai luhur budaya Jawa Timur kepada generasi muda. Langkah ini diharapkan dapat memperkuat identitas budaya Jawa Timur dan mengangkatnya ke panggung dunia.
Inisiatif ini juga diharapkan dapat mendorong partisipasi aktif anak muda dalam menjaga dan mengembangkan warisan budaya Indonesia. Dengan demikian, Topeng Panji tidak hanya menjadi tontonan, tetapi juga bagian integral dari kehidupan masyarakat Jawa Timur yang terus lestari.