Diskon Listrik dan Harga Cabai-Bawang Picu Deflasi 0,61 Persen di Jawa Barat
BPS Jabar mencatat deflasi 0,61 persen pada Februari 2025, didorong diskon listrik dan penurunan harga cabai serta bawang, meskipun beberapa komoditas lain mengalami inflasi.
Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Barat mengumumkan terjadinya deflasi sebesar 0,61 persen di Jawa Barat pada bulan Februari 2025. Deflasi ini terutama didorong oleh penurunan harga sejumlah komoditas penting, termasuk diskon tarif listrik dan harga cabai serta bawang yang lebih terjangkau. Kepala BPS Jawa Barat, Darwis Sitorus, memaparkan temuan ini pada Senin di Bandung.
Diskon tarif listrik memberikan kontribusi deflasi tertinggi, mencapai 0,68 persen. Penurunan harga cabai merah, bawang merah, dan cabai rawit juga turut berkontribusi, masing-masing sebesar 0,04 persen. Meskipun demikian, beberapa komoditas lain justru mengalami kenaikan harga dan memberikan andil inflasi. Emas perhiasan mencatat kenaikan tertinggi sebesar 0,06 persen, diikuti bensin sebesar 0,03 persen.
Secara geografis, deflasi terjadi di seluruh kabupaten dan kota di Jawa Barat. Kabupaten Majalengka mencatat deflasi terdalam sebesar 0,97 persen, sementara Kota Tasikmalaya mencatat deflasi terkecil sebesar 0,32 persen. Kota-kota besar seperti Bandung, Bogor, Depok, dan Bekasi juga mengalami deflasi dengan angka yang bervariasi.
Faktor Penyebab Deflasi dan Inflasi di Jawa Barat
Analisis BPS Jawa Barat menunjukkan bahwa penurunan harga pada kelompok bahan makanan, minuman, dan tembakau memberikan andil deflasi sebesar 0,11 persen, dengan total deflasi kelompok ini mencapai 0,37 persen. Sementara itu, kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga memberikan andil deflasi terbesar, yaitu 0,65 persen, dengan total deflasi kelompok ini mencapai 4,12 persen. Hal ini menunjukkan pengaruh signifikan diskon tarif listrik terhadap angka deflasi secara keseluruhan.
Di sisi lain, beberapa kelompok pengeluaran justru mengalami inflasi. Kelompok pakaian dan alas kaki mengalami inflasi sebesar 0,05 persen, kelompok kesehatan sebesar 0,3 persen, dan kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya sebesar 0,18 persen. Kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran juga mengalami inflasi sebesar 0,2 persen, sementara kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya mencatat inflasi tertinggi, yaitu 1,4 persen.
Secara keseluruhan, Jawa Barat mengalami deflasi sebesar 0,61 persen secara bulanan (mtm), inflasi tahun ke tahun (yoy) sebesar -0,27 persen, dan inflasi tahun kalender (ytd) sebesar -1,29 persen. Data ini menunjukkan tren penurunan harga secara umum di Jawa Barat pada bulan Februari 2025.
Rincian Deflasi per Kabupaten/Kota di Jawa Barat
- Kabupaten Majalengka: 0,97 persen
- Kabupaten Bandung: 0,53 persen
- Kabupaten Subang: 0,56 persen
- Kota Bogor: 0,73 persen
- Kota Sukabumi: 0,35 persen
- Kota Bandung: 0,73 persen
- Kota Cirebon: 0,73 persen
- Kota Bekasi: 0,47 persen
- Kota Depok: 0,73 persen
- Kota Tasikmalaya: 0,32 persen
Data ini memberikan gambaran lengkap mengenai kondisi ekonomi Jawa Barat pada bulan Februari 2025, menunjukkan dampak signifikan dari kebijakan pemerintah dan fluktuasi harga komoditas terhadap inflasi dan deflasi di daerah tersebut. Perlu dilakukan analisis lebih lanjut untuk memahami tren ini dan dampaknya terhadap perekonomian Jawa Barat ke depannya.
"Seluruh kabupaten/kota dalam pantauan inflasi, di Jawa Barat mengalami deflasi secara month to month (mtm) pada Februari 2025. Deflasi terdalam terjadi di Kabupaten Majalengka sebesar 0,97 persen, sementara deflasi terkecil terjadi di Kota Tasikmalaya sebesar 0,32 persen", ungkap Darwis Sitorus, Kepala BPS Jawa Barat.