Harga Kebutuhan Pokok di Banyumas Naik Jelang Ramadhan, Cabai Rawit Merah Tembus Rp100.000!
Jelang Ramadhan, harga cabai rawit merah di Banyumas melonjak hingga Rp100.000 per kilogram, sementara komoditas lain seperti bawang merah dan telur juga mengalami kenaikan harga.
Apa yang terjadi? Harga sejumlah kebutuhan pokok masyarakat di Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, mengalami kenaikan menjelang bulan Ramadhan. Siapa yang terkena dampak? Masyarakat Banyumas secara umum, khususnya mereka yang bergantung pada pasar tradisional untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Di mana kejadian ini berlangsung? Di sejumlah pasar tradisional di Kabupaten Banyumas, seperti Pasar Manis dan Pasar Wage. Kapan kenaikan harga terjadi? Kenaikan harga mulai terlihat pada Selasa, 25 Februari 2024, dan berlanjut hingga saat ini. Mengapa harga naik? Kenaikan harga disebabkan oleh beberapa faktor, di antaranya berkurangnya pasokan cabai rawit merah akibat peningkatan curah hujan di sentra penghasil dan tingginya permintaan dari daerah lain. Bagaimana dampaknya? Kenaikan harga ini berdampak pada peningkatan pengeluaran masyarakat untuk kebutuhan pokok.
Plt. Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Dinperindag) Kabupaten Banyumas, Gatot Eko Purwadi, menyatakan bahwa secara umum kenaikan harga masih dalam batas kewajaran dan merupakan hal biasa menjelang Ramadhan. Namun, kenaikan harga beberapa komoditas cukup signifikan, terutama cabai rawit merah yang mencapai Rp57.500 per kilogram, naik 12,2 persen dari hari sebelumnya. Kenaikan juga terjadi pada cabai rawit hijau, telur ayam ras, dan bawang merah.
Meskipun kenaikan harga terjadi di berbagai pasar tradisional, harga eceran di setiap pasar berbeda-beda. Sebagai contoh, harga di Pasar Wage berbeda dengan harga di Pasar Manis. Perbedaan harga ini perlu menjadi perhatian bagi masyarakat agar dapat berbelanja dengan bijak dan mempertimbangkan harga di berbagai pasar sebelum membeli.
Kenaikan Harga Cabai Rawit Merah Dominan
Kenaikan harga cabai rawit merah menjadi sorotan utama. Gatot menjelaskan, berkurangnya pasokan akibat hujan dan tingginya permintaan dari daerah lain menjadi penyebab utama. Harga rata-rata di berbagai pasar tradisional mencapai Rp57.500 per kilogram, namun pantauan di Pasar Manis menunjukkan harga yang lebih tinggi, yaitu Rp100.000 per kilogram. Hal ini menunjukkan disparitas harga yang cukup signifikan antar pasar.
Selain cabai rawit merah, jenis cabai lainnya juga mengalami kenaikan, meskipun tidak sedrastis cabai rawit merah. Cabai rawit hijau misalnya, naik dari Rp45.000 menjadi Rp50.000 per kilogram. Kenaikan harga ini tentu saja mempengaruhi pengeluaran rumah tangga, khususnya bagi mereka yang mengkonsumsi cabai dalam jumlah banyak.
Pemerintah daerah perlu melakukan langkah-langkah untuk mengantisipasi dan mengatasi kenaikan harga ini. Pemantauan harga secara berkala dan kerjasama dengan para distributor dan pedagang sangat penting untuk menjaga stabilitas harga di pasaran.
Minyakita dan Persyaratan NPWP
Kenaikan harga juga terjadi pada minyak goreng kemasan Minyakita. Meskipun stok di Perum Bulog Cabang Banyumas masih mencukupi, harga jual di beberapa pasar melebihi Harga Eceran Tertinggi (HET) yang ditetapkan, yaitu Rp16.350 per liter. Hal ini disebabkan karena banyak pedagang memilih membeli dari distributor tingkat dua.
Salah satu faktor yang menyebabkan pedagang lebih memilih distributor tingkat dua adalah persyaratan NPWP dari Bulog bagi pedagang yang ingin membeli Minyakita secara langsung. Banyak pedagang yang belum memiliki NPWP, sehingga mereka terpaksa membeli dari distributor tingkat dua dengan harga yang lebih tinggi.
Pemerintah daerah sedang berupaya mendorong pedagang untuk membeli Minyakita langsung dari Bulog meskipun harus memenuhi persyaratan NPWP. Langkah ini diharapkan dapat membantu mengendalikan harga Minyakita di tingkat pengecer agar tidak jauh dari HET.
Stok Kebutuhan Pokok Menjelang Ramadhan
Terkait dengan ketersediaan stok kebutuhan pokok menjelang Ramadhan, Gatot memastikan bahwa stok secara umum masih mencukupi hingga Hari Raya Idul Fitri. Stok rata-rata berbagai kebutuhan pokok di Banyumas diperkirakan cukup untuk tiga bulan ke depan. Pernyataan ini memberikan sedikit ketenangan bagi masyarakat Banyumas menjelang bulan suci Ramadhan.
Namun, perlu diingat bahwa harga beberapa komoditas penting telah mengalami kenaikan. Masyarakat diharapkan tetap waspada dan bijak dalam mengatur pengeluaran rumah tangga. Pemantauan harga dan diversifikasi sumber belanja dapat menjadi strategi untuk menghadapi kenaikan harga kebutuhan pokok ini. Pemerintah juga diharapkan terus melakukan pengawasan dan intervensi pasar untuk menjaga stabilitas harga.
Kesimpulannya, kenaikan harga kebutuhan pokok di Banyumas menjelang Ramadhan perlu menjadi perhatian serius. Pemerintah dan masyarakat perlu bekerja sama untuk mengendalikan harga dan memastikan ketersediaan stok agar masyarakat dapat merayakan Ramadhan dengan tenang.