Indonesia Diakui Dunia atas Keberhasilan Penanganan Darurat Bencana dan Kemanusiaan Global
Indonesia diakui dunia atas keberhasilan penanganan darurat bencana di Vanuatu dan Myanmar, bukti kepercayaan dan kemampuan kemanusiaan global.
Indonesia kembali mendapatkan pengakuan dari dunia internasional atas keberhasilannya dalam menangani darurat bencana dan kemanusiaan. Keberhasilan ini terlihat dari operasi penanganan korban bencana alam di Vanuatu dan Myanmar. Pengakuan ini menjadi bukti nyata kepercayaan dunia terhadap kemampuan dan ketulusan Indonesia dalam membantu sesama.
Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Pratikno menyampaikan rasa bangganya atas kepercayaan yang diberikan masyarakat internasional. Menurutnya, keberhasilan ini bukan hanya tentang urusan medis semata, tetapi juga tentang kepercayaan yang telah diraih Indonesia melalui ketulusan dan kemampuan yang dimiliki.
Keberhasilan tim delegasi Indonesia dalam menangani korban bencana di luar negeri menunjukkan bahwa Indonesia mampu berperan sebagai kekuatan kemanusiaan global. Hal ini menjadi motivasi untuk terus meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan sarana prasarana kesehatan serta SAR demi menjaga kepercayaan yang telah diberikan.
Peran Aktif Indonesia dalam Misi Kemanusiaan Internasional
Indonesia telah mengirimkan bantuan berupa personel tenaga kesehatan (Emergency Medical Team/EMT Kementerian Kesehatan) dan tim SAR, lengkap dengan logistik kebutuhan pokok dan medis, untuk membantu korban bencana alam di Vanuatu dan Myanmar. Langkah ini merupakan wujud nyata komitmen Indonesia dalam membantu negara-negara yang membutuhkan.
Vanuatu mengalami bencana siklon tropis dan gempa bumi yang menyebabkan lebih dari seribu korban jiwa pada Desember 2024. Sementara itu, Myanmar dilanda gempa bumi berkekuatan 7,7 magnitudo pada Maret 2025, yang mengakibatkan ribuan orang terluka dan ratusan lainnya hilang.
Menko PMK mengapresiasi kinerja tim SAR Indonesia (INASAR) yang telah berhasil menemukan dan mengevakuasi lima korban meninggal dunia di Thukha Theiddhi Ward, Naypyidaw, Myanmar. Ia menyebut tim INASAR sebagai "tangan Tuhan" yang menyelamatkan korban di tengah reruntuhan bangunan.
Apresiasi dan Dorongan untuk Peningkatan Kompetensi
Menko PMK memberikan apresiasi tinggi kepada seluruh petugas yang terlibat dalam misi kemanusiaan ini. Ia menekankan bahwa keberhasilan ini tidak hanya didukung oleh keahlian teknis, tetapi juga oleh hati nurani yang tulus dalam membantu sesama.
"Tenaga kesehatan kita melayani lebih 300 orang per hari selama 21 hari bertugas di Myanmar. Di sana orang-orang dari jauh datang karena percaya pada petugas kesehatan Indonesia," ujar Pratikno.
Ia mendorong seluruh jajaran untuk terus mengasah diri secara individual, organisasi kementerian/lembaga, maupun manajemen. Peningkatan kompetensi dinilai penting tidak hanya untuk misi bantuan darurat bencana di luar negeri, tetapi juga untuk kesiapsiagaan nasional.
Kesiapsiagaan Nasional dan Citra Positif Bangsa
Indonesia sebagai negara yang rawan bencana, setiap tahunnya mengalami sekitar 5.000 kejadian bencana. Oleh karena itu, kesiapsiagaan dan peningkatan kualitas pelayanan serta peralatan menjadi prioritas utama.
Pratikno menambahkan bahwa kerja-kerja kemanusiaan Indonesia tidak hanya membawa manfaat di lokasi bencana, tetapi juga membangun citra positif bangsa di mata dunia. Hal ini menunjukkan bahwa Indonesia adalah negara yang peduli dan siap membantu negara lain yang sedang mengalami kesulitan.
Dengan terus meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan sarana prasarana, Indonesia dapat terus menjaga kepercayaan yang telah diberikan oleh masyarakat internasional. Hal ini akan semakin memperkuat posisi Indonesia sebagai kekuatan kemanusiaan global yang disegani.