Indonesia Proyeksi Miliki 4 Juta Pekerja Hijau pada 2025
Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) memproyeksikan Indonesia akan memiliki empat juta pekerja hijau pada tahun 2025, meningkat menjadi lebih dari 5,3 juta pada 2029.
Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) memproyeksikan Indonesia akan memiliki empat juta pekerja hijau pada tahun 2025. Hal ini disampaikan oleh Wakil Menteri Bappenas, Febrian Alphyanto Ruddyard, pada Jumat lalu di Jakarta, saat peluncuran Peta Jalan Pengembangan Pekerjaan Hijau Indonesia dalam Konferensi Pekerjaan Hijau Indonesia (IGJC) 2025: Mengubah Visi Menjadi Aksi. Proyeksi ini mencakup berbagai sektor yang mendukung ekonomi hijau, dan menunjukkan komitmen Indonesia terhadap transisi ekonomi berkelanjutan.
Menurut data Bappenas, jumlah pekerja hijau di Indonesia diproyeksikan mencapai empat juta orang pada tahun 2025, atau 2,7 persen dari total angkatan kerja. Angka ini berpotensi meningkat menjadi lebih dari 5,3 juta orang, atau 3,14 persen, pada tahun 2029, dalam skenario pertumbuhan ekonomi yang tinggi. Jumlah pekerjaan yang berpotensi menjadi hijau diproyeksikan mencapai 56 juta pada tahun 2025 dan 72 juta pada tahun 2029. Potensi ini menunjukkan peluang besar bagi Indonesia untuk menciptakan lapangan kerja baru yang ramah lingkungan.
Wakil Menteri Ruddyard menekankan bahwa sebagian besar pekerja Indonesia memiliki potensi signifikan untuk beralih ke pekerjaan hijau, asalkan mereka menerima dukungan teknologi, keterampilan, dan kebijakan pemerintah yang tepat. Namun, transisi menuju pekerjaan hijau juga menghadapi tantangan, termasuk rendahnya partisipasi perempuan, tingginya angka pekerja informal, kesenjangan upah, dan masalah perlindungan sosial. Untuk mengatasi tantangan ini, diperlukan strategi komprehensif dan kolaborasi berbagai pihak.
Peta Jalan Pengembangan Pekerjaan Hijau Indonesia
Untuk mengatasi tantangan tersebut, Bappenas, dengan kerja sama dan dukungan pembangunan dari Jerman, Australia, dan Bank Dunia, meluncurkan Peta Jalan Pengembangan Pekerjaan Hijau Indonesia. Peta jalan ini berisi strategi jangka pendek dan menengah, termasuk penyelarasan sistem pendidikan dan pelatihan vokasi dengan kebutuhan pasar kerja hijau yang sebenarnya. Hal ini penting untuk memastikan bahwa angkatan kerja Indonesia memiliki keterampilan yang dibutuhkan untuk mengisi pekerjaan hijau yang tersedia.
Strategi-strategi tersebut dirancang untuk memastikan transisi yang adil dan inklusif, memberikan perhatian khusus pada kelompok rentan seperti perempuan dan pekerja informal. Program pelatihan dan pengembangan keterampilan akan difokuskan pada peningkatan kapasitas pekerja dalam sektor-sektor hijau, seperti energi terbarukan, pertanian berkelanjutan, dan pengelolaan limbah. Selain itu, peta jalan ini juga akan mendorong inovasi dan pengembangan teknologi hijau di Indonesia.
Peta jalan ini juga bertujuan untuk menciptakan lingkungan yang kondusif bagi investasi di sektor hijau, menarik investasi asing dan domestik untuk mendukung pertumbuhan ekonomi hijau. Dengan demikian, diharapkan dapat tercipta lapangan kerja baru yang berkualitas dan berkelanjutan bagi masyarakat Indonesia.
Pemerintah juga akan berupaya untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya pekerjaan hijau dan manfaatnya bagi lingkungan dan perekonomian. Kampanye publik akan dilakukan untuk mendorong lebih banyak orang untuk beralih ke pekerjaan hijau dan berkontribusi pada pembangunan berkelanjutan di Indonesia.
Tantangan dan Solusi
Salah satu tantangan utama dalam transisi ke pekerjaan hijau adalah rendahnya partisipasi perempuan. Untuk mengatasi hal ini, peta jalan tersebut akan mempromosikan kesetaraan gender dan memastikan bahwa perempuan memiliki akses yang sama terhadap peluang pekerjaan hijau. Upaya ini akan mencakup program pelatihan dan pengembangan keterampilan khusus untuk perempuan, serta kebijakan yang mendukung partisipasi perempuan di pasar kerja hijau.
Tantangan lain adalah tingginya angka pekerja informal. Peta jalan ini akan fokus pada peningkatan perlindungan sosial bagi pekerja informal, termasuk akses terhadap jaminan kesehatan dan pensiun. Hal ini penting untuk memastikan bahwa pekerja informal dapat beralih ke pekerjaan hijau tanpa harus mengorbankan kesejahteraan mereka.
Kesenjangan upah juga merupakan tantangan yang perlu diatasi. Peta jalan tersebut akan mendorong kebijakan yang memastikan bahwa pekerja hijau mendapatkan upah yang adil dan layak. Hal ini akan membantu menarik lebih banyak orang untuk beralih ke pekerjaan hijau dan berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi hijau yang inklusif.
Kesimpulan
Peta Jalan Pengembangan Pekerjaan Hijau Indonesia merupakan langkah penting dalam upaya Indonesia untuk mencapai visi pembangunan berkelanjutan. Dengan strategi yang komprehensif dan kolaborasi berbagai pihak, Indonesia diharapkan dapat menciptakan lapangan kerja hijau yang berkualitas dan berkelanjutan, serta mengatasi berbagai tantangan dalam transisi ke ekonomi hijau. Roadmap ini juga sejalan dengan Visi Indonesia Emas 2045, menunjukkan komitmen jangka panjang Indonesia untuk pembangunan berkelanjutan dan kesejahteraan rakyat.