Kasus HIV/AIDS di Jayapura Capai 8.864 pada 2024: Peran PSK dan Upaya Pencegahan
Data Dinas Kesehatan Kota Jayapura mencatat 8.864 kasus HIV/AIDS pada tahun 2024, didorong oleh maraknya pekerja seks komersial, sehingga upaya pencegahan dan edukasi terus digencarkan.
Jayapura, 15 Februari 2024 - Angka penyebaran Human Immunodeficiency Virus (HIV)/Acquired Immunodeficiency Syndrome (AIDS) di Kota Jayapura, Papua, tercatat cukup mengkhawatirkan. Data Dinas Kesehatan Kota Jayapura menunjukkan jumlah kasus HIV/AIDS telah mencapai 8.864 kasus pada tahun 2024. Angka ini menjadi perhatian serius pemerintah dan masyarakat setempat.
Penyebab Meningkatnya Kasus HIV/AIDS
Kepala Dinas Kesehatan Kota Jayapura, Ni Nyoman Sri Antari, mengungkapkan bahwa maraknya pekerja seks komersial (PSK) menjadi salah satu faktor utama peningkatan kasus HIV/AIDS. "Berdasarkan kasus baru per 2024 yang ditemukan oleh petugas lapangan kami dengan melakukan skrining sebanyak 1.278," ujar Sri dalam keterangan persnya di Jayapura, Sabtu lalu. Penyebaran kasus tersebut tersebar di berbagai kampung dan kelurahan di Kota Jayapura.
Lebih lanjut, Sri menjelaskan bahwa akses mudah melalui media sosial semakin memperparah situasi. "Karena sulit sekali rasanya meredam permasalahan tersebut mengingat maraknya pekerja yang bekerja seks komersial melalui media-media sosial," tambahnya. Hal ini menyoroti pentingnya pengawasan dan regulasi yang lebih ketat terhadap aktivitas online yang berpotensi menyebarkan penyakit menular seksual.
Upaya Pencegahan dan Edukasi
Menanggapi situasi ini, Dinas Kesehatan Kota Jayapura gencar melakukan upaya pencegahan dan edukasi kepada masyarakat. "Kami akan terus berupaya melakukan pencegahan-pencegahan dengan gencar melakukan edukasi dan sosialisasi," kata Sri. Edukasi ini difokuskan pada bahaya HIV/AIDS dan pentingnya perilaku hidup sehat, termasuk menghindari pergantian pasangan seksual dan penggunaan kondom.
Selain edukasi, skrining rutin juga menjadi bagian penting dari strategi pencegahan. Sri menekankan pentingnya skrining berkala. "Oleh sebab itu masyarakat harus perduli dengan kesehatan dirinya dengan tidak berganti ganti pasangan, rutin untuk melakukan screaning setiap enam bulan sekali di fasilitas kesehatan terdekat," jelasnya. Skrining dini dapat mendeteksi infeksi HIV/AIDS lebih awal sehingga pengobatan dapat segera dilakukan, memperlambat perkembangan penyakit, dan mencegah penularan lebih lanjut.
Peran Serta Semua Pihak
Penanganan masalah HIV/AIDS di Kota Jayapura membutuhkan kerja sama dari berbagai pihak. Sri Antari berharap agar kasus HIV/AIDS tidak terus melonjak. "Sehingga kami akan terus melakukan screening dan edukasi terkait bahaya HIV khususnya pada PSK," ujarnya. Pemerintah, lembaga kesehatan, organisasi masyarakat, dan masyarakat luas perlu bahu-membahu untuk menekan angka penyebaran HIV/AIDS.
Upaya kolaboratif ini meliputi peningkatan akses layanan kesehatan, peningkatan kesadaran masyarakat, dan penegakan hukum terhadap praktik-praktik yang melanggar norma kesehatan. Penting untuk diingat bahwa pencegahan HIV/AIDS adalah tanggung jawab bersama. Setiap individu memiliki peran penting dalam melindungi diri sendiri dan orang lain dari ancaman penyakit mematikan ini.
Kesimpulan
Kasus HIV/AIDS di Kota Jayapura merupakan masalah serius yang memerlukan perhatian dan penanganan menyeluruh. Meskipun angka kasus meningkat, upaya pencegahan dan edukasi yang intensif, dikombinasikan dengan skrining rutin dan kerjasama antar berbagai pihak, diharapkan dapat membantu menekan laju penyebaran HIV/AIDS dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat Jayapura.