Kinerja Perbankan Syariah Lampung Tumbuh Positif, Aset Tembus Rp7,93 Triliun
OJK Lampung laporkan pertumbuhan positif kinerja perbankan syariah pada Januari 2025, ditandai dengan peningkatan aset dan penyaluran pembiayaan, meskipun terdapat penurunan pada beberapa sektor.
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi Lampung baru-baru ini mengumumkan kabar menggembirakan terkait kinerja industri perbankan syariah di daerah tersebut. Pertumbuhan positif tercatat pada Januari 2025 dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Laporan ini mencakup peningkatan aset, penyaluran pembiayaan, serta perkembangan di sektor Industri Keuangan Non-Bank (IKNB).
Kepala OJK Lampung, Otto Fitriandi, memaparkan data yang menunjukkan peningkatan signifikan. Pertumbuhan aset perbankan syariah mencapai Rp1,09 triliun atau 16,01 persen, meningkat dari Rp6,84 triliun menjadi Rp7,93 triliun. Hal ini menunjukkan tren positif dan kepercayaan masyarakat terhadap sektor perbankan syariah di Lampung.
Tidak hanya aset, penyaluran pembiayaan juga mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Tercatat kenaikan sebesar 15,58 persen atau Rp0,84 triliun, dari Rp5,37 triliun menjadi Rp6,21 triliun. Data ini menunjukkan peningkatan aktivitas ekonomi dan peran penting perbankan syariah dalam mendorong pertumbuhan ekonomi di Lampung.
Pertumbuhan Sektor Pembiayaan dan IKNB
Pada sektor Industri Keuangan Non-Bank (IKNB), khususnya perusahaan pembiayaan, juga menunjukkan tren positif. Pada kuartal III 2024, nilai outstanding piutang pembiayaan mencapai Rp9,83 triliun. Secara year on year (yoy), piutang pembiayaan mengalami kenaikan sebesar 1,02 persen atau Rp99 miliar. Kenaikan ini didorong oleh pertumbuhan piutang pembiayaan modal kerja sebesar 131,41 persen dan investasi berbasis syariah sebesar 71,24 persen.
Meskipun demikian, terdapat penurunan pada piutang pembiayaan multiguna sebesar 182,60 persen. Hal ini perlu menjadi perhatian dan evaluasi lebih lanjut untuk memahami penyebab penurunan tersebut dan mencari solusi yang tepat.
Analisis lebih lanjut menunjukkan bahwa tiga sektor ekonomi terbesar yang mendapatkan pembiayaan adalah perdagangan besar dan eceran, reparasi dan perawatan mobil dan sepeda motor (33,57 persen), pertanian, kehutanan dan perikanan (10,46 persen), dan transportasi dan pergudangan (7,85 persen). Hal ini mencerminkan fokus pembiayaan pada sektor-sektor yang dianggap potensial dan berperan penting dalam perekonomian Lampung.
Penurunan Pembiayaan Ventura dan Kenaikan NPF
Berbeda dengan sektor pembiayaan lainnya, pembiayaan atau penyertaan modal ventura di Lampung justru mengalami penurunan. Secara yoy, piutang pembiayaan turun sebesar Rp8 miliar (2,48 persen), dari Rp322 miliar pada September 2023 menjadi Rp314 miliar pada September 2024. Penurunan ini perlu dikaji lebih dalam untuk mengetahui faktor-faktor penyebabnya.
Terakhir, meskipun kinerja perbankan syariah Lampung secara umum positif, terdapat sedikit kenaikan Non-Performing Financing (NPF). Pada September 2024, NPF tercatat sebesar 8,87 persen, meningkat 1,48 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Peningkatan NPF ini perlu diwaspadai dan membutuhkan strategi mitigasi risiko yang tepat.
Secara keseluruhan, kinerja industri perbankan syariah di Lampung menunjukkan tren pertumbuhan yang positif pada Januari 2025. Peningkatan aset dan penyaluran pembiayaan menjadi indikator utama. Namun, beberapa sektor seperti pembiayaan ventura dan peningkatan NPF perlu mendapat perhatian khusus untuk memastikan keberlanjutan pertumbuhan positif ini. Pemantauan dan evaluasi yang berkelanjutan sangat penting untuk menjaga stabilitas dan kesehatan industri perbankan syariah di Lampung.